Dinda duduk manis di kursi pesawatnya, memandang keluar jendela yang dihiasi kepulan berwarna putih membentuk ombak dilangit yang biru, awan-awan itu melayang memberikan sensasi ringan pada siapapun yang melihatnya, benar-benar kuasa tuhan yang indah dalam setiap ukiran bumi. Dan kali ini bukan hanya awan-awan itu yang melayang, pikiran gadis itupun sama halnya, kembali berpikir tentang semua hal yang disembunyikan kekasihnya--Maxime, meletakkan semua keluh kesah dan sakitnya didadanya sendiri, tak membiarkannya tahu sampai minggu terakhir. Masih berapa banyak yang disembunyikan Maxime hanya untuk membuatnya merasa bahagia.FLASHBACK
(Part 28 setelah putus)Maxime berjalan gontai, kakinya yang tanpa alas menyentuh permukaan tanah yang tak rata, sesekali ujung-ujung kerikil dan ilang-ilang menggores kulit kakinya. Tapi perih itu tak menghentikannya bergerak meninggalkan Dinda yang masih menangis memandanginya. Beruntung hujan datang begitu tepat, membiarkannya meneteskan air mata yang membaur bersamaan dengan tetes air langit. Tenggorokannya rasanya tercekat, nafasnya memburu oksigen yang tampak menyatu dengan helaan nafas kecewanya. Ia tak menyangka akan mengatakan kata itu pada gadis yang dicintainya.
"Sekarang kita putus..." Kata-katanya sendiri mengiang bagai gema yang memenuhi kepalanya, sakit dari kalimat itu bukan hanya mendera Dinda, tapi dirinya juga.
Maxime dengan langkahnya yang pendek-pendek, berusaha menggusur kakinya yang perih tanpa alas kaki itu mendekat kearah mobilnya yang hanya berjarak satu meter lagi. Ujung tangannya menarik daun pintu mobil, dan membukanya kasar, ia menjatuhkan dirinya sendiri ke dalam jok. Kepalanya menengadah tapi tangannya mengitari perutnya yang sakit bukan main, pukulan yang dilancarkan adiknya mungkin telah mengenai salah satu organ sebelah kanannya, dan berita buruknya ia dan kesehatannya tak membiarkannya untuk menerima cedera apapun, karena ia lemah dibawah penyakitnya. Ia mengerang, menarik kakinya yang berada dipedal keatas jok, tapi begitu permukaan telapak kakinya bersentuhan dengan jok ia semakin mengerang, ada beberapa luka gores disana. Dan ia menahan sakitnya sendiri, sendiri dengan sebuah hubungan yang hancur karena sebuah perselingkuhan.
Tangan Maxim bergerak cepat membuka loker dimobilnya, mengambil obat penahan rasa sakit yang dokter resepkan padanya. Ia menelan pil itu bulat-bulat, perlahan rasa sakitnya menghilang, entah pengaruh obat atau sugesti yang ia berikan pada otaknya untuk segera pulih. Ia harus pulang sebelum Dinda melihatnya masih disana, ia sudah sangat mengenal Dinda, gadis itu pasti akan pergi kerumahnya setelah ini. Ia mengambil handphonenya yang sedikit basah, tapi tak masalah, karena iphone6 masih bisa berfungsi dengan sangat baik.
"Hallo.." Ia membuka pembicaraan ketika telpon diangkat.
"Kenapa Max ?" Suara seorang gadis menyambut.
"Lo kerumah gue ya Nez. Gue ada perlu."
"Soal Dinda ?"
"Kita obrolin dirumah aja. Udah gue tutup ya..."
Maxime mengembalikan handphonenya ketempatnya, luka ditelapak kakinya yang masih perih dan akan lama mongering itu harus ia abaikan, karena mau tidak mau, bisa tidak bisa, ia harus menggunakannya untuk menginjak pedal gas, dengan sisa tenaga yang ia punya ia melajukan mobilnya kencang.
***
Maxime sampai dirumahnya, meskipun pukulan Rizky masih terasa nyeri dibagian perutnya ia harus tetap berusaha tak terlihat kesakitan didepan mamahnya yang sedang duduk diteras menunggunya. Ia berjalan tegap, ketika ia merunduk untuk mencium tangan ibunya, rasa nyeri itu menyebar diperutnya karena tekukan tubuhnya, ia menggigit bibirnya masih bersikeras berpura-pura sehat.
"Cepet banget pulangnya? Gimana kamu nemuin rumahnya kan? Adik kamu pasti lagi ga disana soalnya dia udah pindah ke kompleks deket Dinda kan? Mamah lupa ngasih tau kamu, soalnya kamu langsung minta alamat temen papah kamu itu." Pertanyaan mamahnya itu benar-benar banyak dan membuatnya lelah, tapi tak sampai hati ia kesal pada ibunya, karena ia tahu betul pertanyaan yang banyak dari ibunya itu hanya sebuah perasaan kekhawatiran.

KAMU SEDANG MEMBACA
"JATUH HATI"
Fiksi PenggemarDunia mereka selalu berkutat antara keduanya. Perlahan berubah ketika sosok baru muncul ditengah cerita. Dinda bertemu dengan sosok baru bernama Rizky. Tak ada pertemuan tanpa sebuah keributan. Mereka lupa bahwa batas benci dan cinta sangat tipis. ...