Jodoh itu bukan tentang siapa yang membuatmu jatuh hati
Tapi tentang siapa yang pada akhirnya tuhan ciptakan berpasangan denganmuPART 34
Dinda membuka kenop pintu kamarnya, suara decitan yang berasal dari gesekan ujung pintu dan lantai terdengar seolah menyambut kesunyian. Mata indahnya masih memandangi sebuah kotak berukuran sedang yang dibawanya. Menebak-nebak apa kiranya isi dalam kotak tersebut, perasaan penasaran it uterus mengolok-oloknya untuk segera membukanya, tapi sekali lagi tangannya bergetar hebat, menindasnya diantara perasaan penasaran dan pertanyaan apakah dia siap membuka isi kotak tersebut.
Gadis itu melangkahkan kakinya kedalam ruangan miliknya itu, menutup pintunya rapat-rapat, membiarkan dunia luar terpisah dari dirinya. Dia memang ingin sendiri, tanpa diganggu siapapun. Dia duduk diujung ranjangnya, menyimpan kotak pemberian Maxim itu dimeja dekat tempat tidurnya, dia sendiri naik ke kasur dan menyandar dikepala ranjangnya, menekuk kakinya yang direngkuhnya oleh kedua tangannya, dia menggigiti kuku jari jemarinya sambil terus memandangi kotaknya, merasa dipenjara oleh perasaannya sendiri.
Gadis itu merangkak dikasur, membawa lagi kotak yang dia simpannya tadi. Dia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Menyiapkan diri pada kenyataan lain didalam kotak ini. Jari jemarinya yang lentik membuka bungkusan kotak tersebut, dan dia bisa melihat salah satu nama brand sepatu terkenal dibaliknya, tapi dia masih ragu apa didalam kotak itu ternyata hanya sebuah sepatu. Dia membuka tutup kotaknya dan munculah sepasang sepatu berwarna putih, edisi terbaru dari brand ternama itu. "Apa maksudnya Maxim ngasih aku sepatu?" Tanyanya mengudara tapi tak ada jawaban, mengapung tak bertepi.
Dibalik sepasang sepatu itu tersimpan rapih secarik kertas berwarna merah, warna merah itu entah bagaimana mengingatkannya pada kelainan darah Maxim. Warna itu membawa perih yang bagaikan dibuka dan ditetesi air garam. Luka itu masih menganga dan terasa.
Matanya mengerjap ketika air mata yang berkumpul dan menggenang dipelupuk matanya sudah tak bisa ditahannya, air mata itu berdesakan keluar, jatuh ketepian surat yang dipegang diantara ibu jari dan telunjuk Dinda yang menekuk. Dia membuka lipatan surat itu.
Dear Dinda...
Pacarku. Bukan, maksudku Mantan Pacarku.
Ah bukan. Lebih tepatnya, orang yang selalu membuatku Jatuh Hati ribuan kali...Masih ingat sepatu yang rusak diladang ilalang?
Aku janji sama kamu buat betulin sepatu itu, tapi aku ga bisa.
Aku baru sadar, ada barang yang sudah lama dan rusak
Fungsinya tidak bisa kembali seperti semulaKarena barang lama dan rusak itu mempunyai kemungkinan kecil untuk diperbaiki dan dipertahankan
Karena barang lama dan rusak itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk membuat bosan dan menyakiti pemiliknya.
Seperti aku. lama, sakit dan mungkin bikin kamu bosen.Dari itu aku beliin sepatu baru buat kamu
Sepatu baru itu bakalan lebih nyaman kamu pakai
Karena sepatu baru itu akan mempunyai umur lebih panjang dari pada sepatu lama yang sudah rusak
Karena sepatu baru itu mempunyai kemungkinan kecil untuk membuat pemiliknya bosan
Seperti Rizky, baru, sehat dan nggak mungkin bikin kamu bosen.Ini bukan tentang perbandingan.
Tapi aku pingin kamu sadar tentang sesuatu.
Intinya ada hal yang harus kamu ikhlaskan seperti sepatu itu.
Ada hal yang bila kamu pertahankan justru menyakiti kamu, seperti masa lalu dan kenangan.
Karena masa lalu adalah tempat paling jauh, tak ada kendaraan yang bisa mencapainya.
Ada hal baru yang yang bisa membuatmu lebih bahagia, seperti sebuah masa depan.
Dan masa depan adalah tempat paling dekat, karena kamu bisa menciptakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
"JATUH HATI"
FanfictionDunia mereka selalu berkutat antara keduanya. Perlahan berubah ketika sosok baru muncul ditengah cerita. Dinda bertemu dengan sosok baru bernama Rizky. Tak ada pertemuan tanpa sebuah keributan. Mereka lupa bahwa batas benci dan cinta sangat tipis. ...