Sebuah Pertemuan

5.2K 187 9
                                    

PART 1
Di SMA 36 JAKARTA

"PAK CEPETAN NYETIRNYA, SAYA UDAH TELAT NIH!" Cerewet gadis yang sudah malang melintang didunia pertelevisian itu.

Gadis itu berulang kali melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 07.15, dipikirannya sudah tergambar gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat.

Ini pertama kalinya dia terlambat, biasanya meskipun jadwal shootingnya padat dia tidak pernah datang terlambat, dia takut imagenya sebagai selebriti yang berperilaku dan berprestasi bagus tercoreng.

"Iya non Dinda, ini juga udah cepet." Jawab Supirnya, jawaban itu tetap tak membuat Dinda tenang.

Gue ga mau lewat gerbang depan, gila kalau ketauan ratu ftv telat bisa jadi gossip seantero sekolah.

"Pak berhentinya disini aja ya."Ucap Dinda, begitu mobil berhenti, Dinda langsung meluncur turun dengan tas yang sudah digendongnya, dia sengaja turun digerbang belakang, agar tidak ada temannya dan gurunya yang tahu kalau dia terlambat.

Kepalanya menengok ke kiri dan ke kanan, saat dia merasa sudah aman, pertama Dinda melempar tasnya melewati pagar sekolah, lalu dia naik ke pagar sekolahnya yang cukup tinggi itu, dengan susah payah akhirnya dia sampai diatas, tapi yang sekarang jadi masalah dia terlalu takut untuk turun. Dia takut pada ketinggian.

Brak. Seseorang lelaki berkulit putih dan berhidung mancung menendang sudut pagar usang, ternyata disana ada sebuah pintu, Dinda menyesal kenapa harus memanjat sementara disana ada pintu, tapi bagaimanapun ini pengalaman pertamanya terlambat dan masuk lewat gerbang belakang jadi dia merasa tak begitu malu.

Lelaki itu masuk dengan santainya, melihat kearah dinda yang sedang terpanggang diatas pagar gerbang belakang sebentar dengan pandangan dingin.

"Lo lagi ngapain disitu, udah kaya ayam panggang." Tanya Lelaki itu dingin, sambil menatap Dinda aneh.

Dinda sama sekali tidak mengenali siapa lelaki itu, seingatnya dia tidak pernah melihatnya disekolah ini. Ini pertama kali dia melihatnya, tapi meskipun begitu dia tetap harus meminta bantuan dari nya, kalau tidak dia harus terpanggang lama diatas pagar tinggi itu.

"Bantuin gue turun." Pinta Dinda dengan sedikit rasa gengsi yang tergambar jelas dinada suaranya.

"Minta tolongnya yang bener."

"Mm to...long... bantuin gue turun." Ucap Dinda lagi dengan suara seperti berbisik.

"Apa gue ga denger?" Lelaki itu sengaja memancing Dinda agar mengucapkan permintaan tolongnya dengan benar.

"GUE...MINTA TOLONG BUAT NURUNIN GUE DARI SINI." Ucap Dinda akhirnya dengan lantang.

SOUNDTRACK : DIA - SAMMY SIMORANGKIR

*sungguh sebuah tanya yang terindah

*bagaimana dia merengkuh sadarku

Lelaki itu akhirnya berjalan mendekat dengan gaya sok coolnya, Dia menyulurkan kedua tangannya kearah Dinda, mau tidak mau, karena tak ada pilihan, Dinda menyambut uluran tangan itu. saat tangannya menyentuh tangan lelaki itu ada rasa hangat yang merambat.

*tak perlu kubermimpi yang indah

*karena ada dia dihidupku

Dinda meloncat dari pagar itu dengan tangan lelaki itu sebagai penumpunya, tapi tetap saja dia tidak bisa menjaga keseimbangannya dan berakhir diatas dada bidang milik lelaki dingin itu.

*kuingin dia yang sempurna

*untuk dirku yang biasa

Karena situasi yang membuatnya kaget, dia menatap mata lelaki itu, wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter saja, seolah tersihir keduanya hanya saling menatap dalam beberapa menit.

"JATUH HATI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang