Cinta itu rumit.
Karena pada dasarnya cinta adalah salah satu emosi manusia yang terperangkap didalam sebuah rasa.
Bagiamana rasa diungkapkan untuk menjadi sesuatu yang nyata adalah suatu kesulitan yang tidak bisa dijelaskan dengan akal dan logika.
Seperti sepi yang sering memanjakan jiwa.
Cinta adalah sesuatu yang bergerak mutlak atas segala kendali rasa.
Dan pada akhirnya, setiap rasa itu akan menyatu dengan takdirnya...PART 16
3 Hari Kemudian…
Pukul 16.00Di sore seperti ini anak-anak kelas 2 SMA 36 Jakarta sudah berdiri didepan sekolahan mereka, menunggu untuk menaiki bis, sekarang pembagian kursi sesuai dengan kedatangan. Dinda celingak-celinguk mencari seseorang yang sudah tiga hari ini menghindarinya bukan Maxim yang jelas karena dia tahu Maxim akan menyusul dihari kedua, jadi seperti ini rasanya termakan omongan sendiri, merindu tapi lidahnya kelu.
“Dindangdut anterin gue pipis ih.” Rengek Pinka.
“Ih mau berangkat tau, udah lo tahan aja.”
“Ayo ah, ga tahan.”
“Ini barang-barangnya gimana?”
“Udah simpen sinih aja, deket pos satpam ini.”
Pinka langsung menarik tangan Dinda, membuat gadis itu tak punya pilihan lain selain mengikuti sahabatnya dari belakang. Sekilas dia melihat Rizky datang dengan satu tas ransel yang tampak penuh oleh barang-barang, dilehernya tergantung tali camera SLR Profesional, lelaki itu terlihat tampan dengan memakai pakaian casual dipadu padan dengan blazer hitam yang sangat pas ditubuhnya yang atletis. Ah mahluk tuhan paling indah.
Sampai didepan toilet Pinka langsung grasak grusuk masuk kedalam toilet, sebenarnya Dinda sudah ingin menertawakannya tapi tak tega. Matanya beralih ke mobil bis entah dalam pandangannya saja mulai bergerak, Dinda mengucek-ngucek matanya, tapi mobil itu benar-benar bergerak. MAMPUS!
“Pinka buruan mobilnya berangkat.”
“Bentar belum cebok.”
“Nanti aja deh ceboknya, buruan tuh berangkat.”
Pinka menyembul dari balik pintu sambil menyeletingkan celana jeansnya cepat-cepat. “Gara-gara lo nih, belum cebok.” Dia langsung mengecheck keberadaan mobil bisnya, dan benar yang dikatakan Dinda, mobil itu mulai bergerak. Dia langsung menarik tangan Dinda, keduanya berlari mengejar bis yang mulai melaju.
“Mrs. Aya kita ketinggalan tungguin.” Teriak Dinda dan Pinka bersamaan memanggil Mrs. Aya yang memang menjadi pembimbing di Bis mereka. Sepertinya suara mereka yang lengkingannya sudah seperti suara sirine mobil ambulance itu berhasil terdengar, mobil itu lalu berhenti dan merekapun cepat-cepat masuk kedalam, disambut dengan tatapan sinis dari Mrs. Aya.
“Ga dimana, ga dimana, telat terus.” Mrs. Aya menjewer telinga Dinda dan Pinka.
“Ampun bu, ampun. tadi kebelet.” Jawab Dinda dan Pinka Kompak.
“Yaudah sana cepet duduk. Nih nomer tempat duduknya.” Mrs. Aya menyerahkan masing masing ticket kearah Dinda dan Pinka. Nomer tempat duduk yang Dinda dapatkan nomor 003. Berarti dibarisan depan, sementara Pinka mendapatkan nomer 041 dibarisan belakang, jadilah Dinda maju kedepan sendiri, menyusuri setiap tempat duduk dan akhirnya menemukannya, dia langsung duduk dikursinya lalu memainkan handphonenya.
“Eh gentian boleh ga, gue pengen deket kaca duduknya.” Ucap Dinda, wajahnya menengok melihat wajah orang yang duduk disampingnya, yang sedang menatap keluar jendela dengan wajah jutek. ET DAAAAH. Rizky!

KAMU SEDANG MEMBACA
"JATUH HATI"
Fiksi PenggemarDunia mereka selalu berkutat antara keduanya. Perlahan berubah ketika sosok baru muncul ditengah cerita. Dinda bertemu dengan sosok baru bernama Rizky. Tak ada pertemuan tanpa sebuah keributan. Mereka lupa bahwa batas benci dan cinta sangat tipis. ...