chapter 11

83 8 0
                                    

H-30 a wedding day's

Ku pandangi rintik rintik hujan dari jendela kamar . Hujan di luar cukup deras . Aku  Merasakan hawa dingin yang menyentuh kulit yang di timbulkan hujan  . Ku rapat kan kembali jaket ku sambil menggosokan kedua telapak tangan agar menimbulkan efek hangat . Ku lirik sekilas ponsel ku di atas nakas . Sepi ! Tak ada satupun notification dari seseorang . Kuraih ponsel itu dari atas nakas lantas melirik jam yang tertera di sudut kanan atas layar ponsel ku . 07.30 .

Masih pagi udah ujan aja. Gumam ku pelan .

Aku tertegun sejenak . Otak ku kembali teringat tentang kejadian di dufan kemarin . Ku angkat tangan ku lalu ku lihat cincin berlian yang tersemat di jari manis ku . Indah !

Tapi ...

Ada satu hal yang menganjal soal pernikahan ini . Bukan ! Ini bukan soal radit . Bukannya aku meragukan keseriusan nya atau apa . Tapi ini lebih kepada diriku . Apa aku benar telah menerima lamaran radit sementara kondisi ku sendiri...? Aku terlalu bahagia kemarin , aku tak memikirkan kedepan nya bagaimana ? Bodoh sekali ! Tapi disisi lain aku juga tak sanggup membuat senyum bahagia nya kemarin menjadi kekecewaan .

jadi bagaimana ini?

Aku menggeleng . Semua ini membuat kepala ku terasa sakit . Sekilas info saja , kemarin setelah radit pulang mengantar kan aku ke apartment tiba tiba saja penyakit ku kambuh lagi . Aku hampir saja terjatuh kelantai karna tak kuat menahan sakit . Mata ku mulai berkunang kunang saat itu , Tapi saat aku akan jatuh seseorang di belakang berhasil menangkap ku . Jangan tanya dia siapa ? Dia orang yang tak ingin aku temui lagi . Rio .
Rio tiba tiba berada di belakangku dan dengan heboh bertanya aku kenapa . Aku hanya menggeleng pelan dan berkata bahwa aku baik baik saja , aku hanya lelah . rio mengantarkan ku sampai ke kamar . Ku lihat jelas tersirat kekhawatiran di wajah nya . Aku sedikit keliru karna menyuruh nya mengambil obat , setelah sampai ia bertanya obat apa yang aku minum . Aku sedikit kaget , kenapa aku begitu bodoh menyuruh rio yang mengambil obat . sejenak wajah nya menatap ku bertanya tanya Tapi akhir nya dia percaya saat ku bilang bahwa obat itu adalah vitamin . Setelah itu Aku menyeruh nya pulang ia pun menurut . Entah aku harus merasa beruntung atau sebalik nya di tolong oleh nya?

Aku pun bangkit dan berjalan menuju tempat kotak obat . Mencari cari obat berbentuk pil berwarna putih . Lalu meminum nya . Ku teguk air putih agar membantu obat itu masuk ke dalam tubuh ku . Tak sengaja ujung ekor mata ku melihat tabung tempat obat jantung ku sudah habis . Yah hanya tinggal tersisa 3-4 pil disana .

Cepat sekali habis nya? . Fikir ku heran .

Aku baru ingat selama beberapa hari kemarin penyakit ku sering sekali kambuh . Jadi obat itu cepat habis.

"Hahh" ku buang nafas ku kasar .

mau tidak mau hari ini aku harus pergi ke rumah sakit lagi . kalo aku tidak salah ingat baru 5 hari yang lalu aku pergi kesana menemui dokter reza . Dan hari ini aku harus kembali lagi ke tempat itu . Tempat yang penuh dengan orang yang berlalu lalang . Tak jarang sebagian dari mereka menunggu di ruang tunggu dengan cemas menunggu kabar tentang sanak saudara mereka yang masuk rumah sakit . Sebenar nya aku benci tempat itu . Bau obat obatan yang masuk ke indera penciuman ku membuat ku selalu ingin muntah . Tapi... mau bagaimana lagi ? Hanya Tempat itu lah tiket menuju kesembuhan ku .

Kebetulan hujan di luar sudah mulai reda .

Ku taruh gelas di atas nakas lalu ku ambil handuk . Aku harus mandi segera lalu setelah itu pergi ke rumah sakit untuk check up .

*

Suara ketukan sepatu hills ku menggema di lorong rumah sakit yang hari ini ku rasa cukup sepi . Hanya ada beberapa orang dan sepasang suami-istri yang sedang duduk dengan resah di kursi tunggu dekat ruang operasi .

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang