H-13 a wedding day's
"Selamat Pagi pa" sapa seorang karyawan saat radit melangkah kan kaki nya di kantor yang sudah hampir seminggu ia tinggalkan .
Dengan Senyum yang merekah ia pun menjawab "iyah selamat pagi"
hari ini ia memutuskan kembali lagi ke kantor ayah nya karna ia bosan jika seharian hanya berada di dalam rumah dan juga karna ayah nya yang mengomel seharian kemarin tentang pekerjaan nya yang semakin hari semakin menumpuk .
Dengan perlahan ia membuka pintu ruangan nya lalu perlahan masuk . aroma pengharum ruangan pun tercium oleh penciuman nya . Sekilas ia lihat ruangan nya tetap sama dengan seminggu terakhir ketika ia tinggalkan hanya saja saat ia melihat tumpukan file file dan map map disana . Ia pun mendengus sambil perlahan mendekati meja nya
"Bang rama tega amat ga bantuin nyelesain kerjaan gue"
Ia jadi ingat ketika kemarin untuk pertama kali nya bang rama mengunjungi kamar nya hanya untuk curhat tentang fani dan berakhir dengan pertengkaran kecil adik dan abang tentang masalah pekerjaan radit yang enggan rama kerjakan.
Map map itu terlihat amat tebal dan berantakan di meja radit jadi ia harus memberekan nya terlebih dahulu . Tanpa sengaja lengan nya menyenggol sebuah figura foto hingga figura itu tertangkup . Radit pun meraihnya , melihat foto yang berada di figura itu lalu dengan hati hati membetulkan kembali ke tempat nya semula .
Ia tersenyum sekilas sambil memandangi foto itu .
"Ra.." senyumnya semakin merekah . "Aku janji ko bakalan tungguin kamu balik dari jerman . Kamu tenang aja aku bakalan jaga hati buat kamu"
Lalu perlahan ia mengambil laptop nya di dalam tas dan mulai mengerjakan semua pekerjaan nya .
*
Clara memandang kosong ke arah pandangan nya sambil mengenggam ponsel nya erat erat . Ia teramat merindukan radit saat ini . ia pun membuka ponsel nya dan melihat foto nya dengan radit disana . Foto yang diambil beberapa pekan yang lalu saat mereka berada di bali .
otak nya sibuk merekam segala kenangan nya bersama radit . Tanpa terasa satu tetes air mata jatuh di pipi nya .
"Ditt.." ucap nya lirih sambil memandangi foto radit .
seketika itu terdengar suara pintu ruangan nya terbuka , dengan buru buru ia menghapus air di matanya .
"Kak.." ucap gadis itu pelan sambil melangkah mendekati kakak nya dengan menggengam amplop putih .
"Iyah bel?" Clara yang semula berbaringpun mencoba terduduk tapi apa daya tubuhnya amat lemas .
"Eh eh udah kaka tiduran aja . Bella cuman mau liatin ini aja" ujar nya sambil memberikan amplop putih itu . Tangan tangan kurus clara pun meraih nya , kedua alis nya tertaut memandangi amplop putih itu , perlahan ia pun membuka dan membacanya . Sesekali clara pun memandang ke arah adik bungsu satu satu nya itu .
"Kak aku berhasil" ujar bella lirih bersamaan dengan tangan clara yang meraih tubuh bella dan memeluk nya erat . "Selamat bel kamu berhasil , tapi maaf.." bella menguraikan pelukan nya sambil mengusap air mata yang jatuh di pipi nya .
"Maaf untuk apa ka ?"
"Kaka ga bisa kasih kamu hadiah kaya janji kaka waktu itu" ucapnya dengan sedikit isakan .
"Ka.." tangan adik bungsunya terangkat dan mengusap pundak kaka nya pelan . "Bella ga butuh hadiah , bella cuman mau kaka sembuh kaya dulu lagi , bisa kumpul lagi sama aku , ibu sama ayah di rumah"
"Kaka pasti sembuh" lanjut bella "aku yakin kaka pasti bisa lewatin ini semua" wajah bella tertunduk , badan nya bergetar , air mata tak sanggup ia sembunyikan melihat kakak nya satu satunya yang dulu ceria , humoris , bahkan bisa hyperaktif kini terbaring lemas di ranjang rumah sakit dengan rambut yang sedikit demi sedikit menipis akibat kemo . Belum lagi penurunan berat badan clara yang sangat drastis .
"Maaf mba bella , mba clara harus melakukan kemoterapi" ucap seorang suster yang tiba tiba datang dari arah pintu dengan membawa kursi roda .
Kepala bella melirik sebentar kearah kaka nya lantas tangan nya menggenggam lembut tangan dingin tertancap selang infus itu "aku tau kaka kuat" seusai mengucapkan itu lantas bella pun pamit pulang ke rumah .clara masih bungkam dengan air mata yang terus mengalir di pipinya sambil terus menggenggam erat amplop putih tadi .
"Mari mba saya bantu" ucap suster sambil membantu clara bangun .
"kakak bangga sama kamu bel" ucap clara sambil meletakan secarik kertas bertulis kan 'LULUS' itu di nakas dekat ranjang nya lalu ia meminta suster untuk segera mengantarkan nya menuju ruang kemo .
***
A/n:
Alhamdulilah bisa post next chapter nya story ini setelah sekian lama ilang ide :( tau deh tau , cerita nya le-bay se lebay lebay nya iyah saya ngerasa ko tapi sebenernya saya cuman nyoba bikin feel nya dapet . Tapi kalo ternyata nya jatoh nya malah lebih ke lebay dari pada ke dapet feel nya maafin saya yah . Saya kan cuman mencoba hehe .Happy reading guys . Sorry for all my mistake hihi
Jan lupa vote , jan lup comment juga .
See you next chapter .
Babay
P.s
Marhaban ya ramadhan readers . Mohon maaf lahir batin yah . 💘Big love ,
Sindisagita
(kamis 30 juni 2016 , 11.21)