chapter 13

55 8 0
                                    

H-28 a wedding day's

Ku lipat rapih mukena dan sajadah dan ku taruh di tepi ranjang . Setelah melaksanakan solat isya , aku segera menghampiri fani yang sedang membaca majalah di balkon .

"Udah solat belum lo?" Ujar ku

fani yang tengah sibuk membolak balik halaman majalah pun mendongkakan wajah nya ke arah ku .

Dia menjawab pertanyaan ku dengan gelengan lalu tersenyum lebar menampakan deretan gigi rapih dan putih nya ke arah ku .
"Emang ini jam berapa ra ? Udah isya ya?"

"Dari tadi keles,- Cepet solat dulu sana"titah ku

"Bentar lagi deh ra . Tanggung nih belum selesai . Liat deh ra , gue pengen deh baju kaya gini" ucap nya semangat sambil menujuk salah satu baju modis yang terpampang di majalah tsb .

"Bagus banget ya kan? Andai aja bang rama beliin gue baju yang kaya gini" fani menampakan wajah mupeng nya (lagi) .

pletakkk..

"Aww sakit ra" erangan fani sambil mengelus ngelus puncak kepala saat satu jitakan berhasil mendarat di sana .

"ngekhayal itu jangan ketinggian sayang .. samain mana ekspetasi sama realita . Kalo misalnya ekspetasi lo sama realita nya beda gimana? Jatoh lo entar ! Terus ga bangun lagi . mau lo ? . Mending nih yah sekarang lo ke kamar mandi ngambil air wudhu terus berdoa sama allah biar semua doa lo terkabul . Terus doain bang rama juga biar dia dapet pasangan terbaik . Sukur sukur dia milih lo . Terus nih yah..." ucapan ku terpotong saat terdengar suara pintu hotel di ketuk seseorang .

Tok.. tok.. tok

"Biar gue aja yang buka" ucap fani yang langsung berlari kecil ke arah pintu dan tak mengindahkan kata kata ku barusan .

"Tuh anak kebangetan banget kalo dibilangin . Malah main kabur kabur aja" sungut ku sambil mengikuti fani dan melihat siapa yang datang .

"eh bang rama" ucap ku sambil tersenyum kearah nya .

"Ada apa bang rama ? Radit nya mana?" Lanjut ku seraya mendekat dan mencoba mencari sosok pacar ku yang tak terlihat batang hidung nya sejak kami sampai di hotel .

"Radit lagi nunggu kita di resort di bawah . Belum pada makan malem kan ?"

Aku yang akan menjawab pertanyaan bang rama terdahului oleh fani.

"Belum bang belum" ucap nya bersemangat dengan manja .

Aku melirik fani sinis . Bisa bisa nya nih anak manja banget sama calon kaka ipar ku . Bukan nya ga boleh . Tapi mana harga diri nya sebagai wanita ? Setelah ini aku harus bicara empat mata dengan fani . Aku menggeleng melihat tingkah centil fani pada bang rama .

Bang rama hanya tersenyum manis ke arah kami berdua . Beruntung bang rama adalah tipe cowo yang cool guy jadi dia terlihat santai menghadapi tingkah centil fani .

Aku dan fani mengikuti bang rama dari belakang . resort itu berada di lantai dasar . Sementara kamar kami berada di lantai lima .

Tingg..

Pintu lift pun terbuka .

Bang rama berjalan terlebih dahulu dan fani mengikuti nya dari belakang . Sementara aku yang berada di paling belakang lift hanya diam sambil menunggu orang orang yang berada di depan ku keluar terlebih dahulu .

"Ra cepet" ucap fani melambaikan tangan nya ke arah ku yang masih menunggu orang orang yang menghalangiku keluar .

"Iyah bentar bawel"

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang