chapter 15

71 5 0
                                    

H-26 a wedding day's

ku kerjapkan kelopak mataku perlahan . Mencoba beradaptasi dengan cahaya matahari yang menyelusup di balik tirai gorden kamar .

Hal pertama yang aku rasakan adalah 'aneh' . Aku sudah berada di kamar hotel dengan radit tertidur di pinggir ranjang dengan tangan yang menggengam tangan ku juga bang rama yang tertidur disofa dengan fani yang tertidur di paha bang rama . Apa ..? Fani ? Ko bisa ? Dia berhutang banyak terima kasih dan juga penjelasan padaku .

"Dit.." panggil ku pelan yang kurasa terdengar parau sambil ku elus lembut rambut radit yang terlihat berantakan .

"ehmmm" radit mengeliat sambil mengucek matanya sebentar sampai akhirnya ia terlonjak kaget lalu duduk di tepi ranjang .

"Ra kamu udah sadar?" sorot matanya masih memancarkan kekhawatiran .

"Aku.." aku mencoba bangun dan duduk bersandar pada kepala ranjang . Tapi seluruh tubuh ku lemas , kepala ku sangat pusing hingga tangaku refleks memegangi kepala .

"Eh.. eh jangan banyak gerak dulu ra . Kamu mau ngapain jangan bangun dulu" cegah nya .

"Aku mau duduk dit . Pegel tidur terus"

"Sini aku bantu" ucap nya seraya membantu ku duduk .

"Dit aku kenapa ?" Masih dengan kepala yang sedikit pusing aku mencoba bertanya . Karna sungguh..
aku benar benar lupa apa yang terjadi padaku . seingat ku . aku radit bang rama dan fani sedang menikmati indah nya sunset di pantai .

"Kamu pingsan kemarin ra pas di pantai"

Tiba tiba sekelebat kejadian kemarin melintas begitu saja di kepalaku , membuat kepala ku kembali terasa pening .

"Aw.." erang ku sambil memegangi kepala (lagi) .

Tiba tiba fani dan bang rama terbangun . Dengan setengah sadar Fani mencoba bangkit dari tempat tidur nya tadi . Fani sedikit terkejut , begitupun bang rama . Mereka saling berpandangan sebentar . lalu fani mendekati ku perlahan . Meninggalkan bang rama yang masih terduduk di sofa .

"Ra lo udah sadar? Gimana enakan?" fani menatap ku penuh arti , Muka nya memerah . Kurasa selain dia menanyakan keadaan ku , dia juga mencoba mencairkan suasan yang menurut nya awkward ini .

"Aku gapapa ko fan" ucap ku sambil tersenyum samar . Efek masih merasa pusing .

Bang rama yang sedari tadi kulihat duduk mematung sambil melihat ke arah fani dari sofa , akhirnya bangkit dan mendekat padaku . dan saat ini Aku di kelilingi mereka bertiga .

"ra lo gapapa kan . Kalo misalkan lo gini gara gara kemarin gue..." buru buru ku potong omongan bang rama .

"Ngga ko bang . Bukan karna abang . Mungkin aku kecapean aja kemarin" ucap ku sambil tersenyum .

"Beneran ?" bang rama mengusap tengkuk nya perlahan terlihat masih merasa bersalah .

Aku mengangguk perlahan .

Disampingku radit masih setia mengenggam tangan ku erat .

"ra mending kamu istirahat lagi . Kamu kan belum sepenuh nya pulih"itu fani . Fani memang sangat mengenal ku . Saat ini memang Aku butuh lebih banyak beristirahat untuk memulih kan kembali kondisi ku . aku hanya mengangguk . Dan kulihat satu persatu dari mereka pun pergi . Radit melepas genggaman nya , mencium kening ku lembut .

Berita bagus nya : untung mereka tidak membawa ku ke dokter jika mereka membawa ku ke dokter . Mungkin semua akan .. berakhir .

Aku menghembuskan nafas lega , lalu segera menarik selimut dan mencoba beristirahat.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang