chapter 19

52 6 0
                                    

H-22 a wedding day's

mata ku mengerjap perlahan . Sinar matahari pagi yang masuk dari jendela dan mengenai mataku membuat ku terpaksa membuka mata . Aku bangun perlahan dan bersandar pada kepala kasur , mencoba mengumpulkan nyawa . hal pertama yang aku rasakan adalah : kepala ku terasa berat , tubuhku sangat lemas .

Mata ku terpejam sesaat . Seperti nya aku sakit ! Atau penyakit ku kambuh ? Mataku terbuka perlahan , menyapu ruang kamar yang hampir 3 bulan tidak aku tempati . Keaadaanya masih sama seperti terakhir kali aku menempatinya : bersih dan rapih .

Jangan tanya bagaimana aku akhirnya di beri izin untuk cuti kembali . Semua ini berkat kedatangan radit yang tepat pada waktu nya ke kantor ku .

Aku mencoba bangkit dari kasur ku untuk ke kamar mandi . Tapi baru selangkah dua langkah kepala ku berdenyut hebat sehingga aku harus berjalan sambil berpegangan pada apapun yang aku lewati .

Tok.. tok.. tok..

"Ra kamu udah bangun ? Yu sarapan dulu" suara ibu terdengar cukup keras dari luar .

"Iya bu tunggu di meja makan aja" ucap ku terdengar lemas dan bergetar .

"Ra kamu kenapa . Sakit ?" Ucap ibu dari luar kamar .

kepala ku benar benar berat . Tiba tiba saja kaki ku tak bisa menopang berat badan ku dan akhirnya tubuhku jatuh di dekat nakas .

"Ra.. clara" panggil ibu dari luar sambil mengetuk ngetuk pintu kamar .

Tikk

aku yang setengah sadar merasakan setitik cairan jatuh dari hidung mengenai baju ku . Kepala ku yang berat kupaksakan untuk melihat ke baju dan ternyata itu darah ! Tangan ku bergerak untuk mengelap darah yang terus mengalir dari hidung ku .

kepala ku semakin berat . Aku mencoba menggapai nakas untuk mencari cari obat tapi tanpa sengaja tangan ku menyenggol gelas hingga terjatuh ke lantai dan pecah .

Pranggg ..

Suara gelas pecah terdengar bersamaan dengan suara pintu kamar ku terbuka . Kulihat ibu panik dan mulai mendekati ku tapi setelah itu kepala ku semakin berat dan pandangan ku terlihat kabur lalu gelap !

*

Aku terbangun di ruangan serba putih dengan bau bauan yang menyengat di sekitar ruangan memasuki indera penciuman ku . tubuhku sangat lemas dan tangan ku ditempeli selang infus .

"Ibu.." ucapku pelan . Tapi nihil ! Tak ada yang menjawab, aku hanya sendiri di ruangan itu .

Tiba tiba suara pintu terbuka terdengar . Itu ibu . ibu terlihat lesu , wajah nya betantakan , mata nya sembab .

"Ibu" panggilku karna dari sejak pertama masuk ibu tak menyadari bahwa aku telah sadar . perlahan tangan ibu mengusap pipi nya yang basah "kamu sudah siuman nak?" Ucap nya pelan . suara ibu terdengar bergetar dan menahan sesak .

"Ibu kenapa?" Ucap ku mengalihkan pembicaraan . Ibu menunduk sejenak setelah itu kembali menatap ku dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya .

"mulai sekarang kamu harus melakukan kemoterapi" ucap ibu tegas . Aku terkejut mengedengarnya .

sudah kuduga ibu akan bicara seperti ini padaku . Tapi ayolah ! tak adakah cara lain selain kemo?

"ga! Clara ga mau di kemo bu" ucap ku putus asa .

"Clara ! Ibu mohon kali ini saja kamu dengarkan ibu" ucap ibu mulai terisak "ibu ga mau sampai kamu kenapa napa"

"Tapi tak adakah cara lain selain kemo ? di kemo itu sakit bu" ucap ku bergetar menahan tangis .

"Tak ada lagi clara ! hanya ini jalan satu satu nya untuk menghambat menyebarnya penyakit kamu sampai di dapat kan pendonor jantung ra . Ibu mohon" tangan ibu terjulur menggengam tangan ku . Mata coklat teduh milik ibu tak ku lihat lagi keteduhan nya di sana . Yang ada hanya kekhawatiran yang dalam .

"Bu . Memang penyakit clara separah itu ya?" Ucap ku parau . Ibu terdiam dan hanya merunduk tak menjawab pertanyaan ku . Lalu kepala ibu mendongkak perlahan . Menatap ku tepat di manik mataku . "Ibu mohon ra"

Mata ibu masih menatap ku dengan tatapan memohon . Jika sudah begini apa yang harus kulakukan ? Tak ada ! Selain mengangguk pasrah dan menerima kenyataan bahwa mulai sekarang seminggu sekali aku harus rutin melakukan kemo . Ibu mulai mendekat dan mendekap tubuh ku hangat .

"Ibu menyayangi mu ra"

"Clara juga sayang sama ibu" ucap ku dengan setitik air turun dari pelupuk mata ku .

Aku jadi ingat dengan radit . Bagaiman dengan nasib lamaran ku besok ?

***

A/n: hayy reader ! Ketemu lagi nih sama next chapter nya my destiny wekwek . Gimana nih sama next chapter nya ? Maaf ya saya next chapter nya agak lama soalnya saya sebener nya lagi sibuk wkwk *sosibukceritanya 😄 maafin juga kalo pendek ya . otak lagi buntu soalnya :(

Jangan lupa votment ya readers . Hargailah karya org lain .

tengkyuu and see you in next chap ..

Papay ✋

Sindisagita
(Selasa,17 mei 2016 22:00)

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang