chapter 30

32 4 0
                                    

H-3 a wedding day's

Suara langkah kaki terburu buru menggema di lorong rumah sakit dengan nyaring di belakang nya . radit yang sedang berjalan sambil membawa kardus berukuran sedang berisi origami origami burung kertas warna warni menoleh ke arah belakang dan mendapati beberapa suster dan seorang dokter berlari tergesa gesa menuju sebuah ruangan . Matanya terus mengikuti langkah kaki tergesa gesa beberapa suster dan dokter itu pergi , lalu tiba tiba saja otak nya dan jantungnya tak bekerja seketika , dan seolah waktu di sekitarnya tiba tiba saja berhenti , melihat suster-suster dan dokter itu masuk ke dalam kamar inap clara , seketika perasaan nya tidak enak . Pikiran tiba tiba saja melayang pada perkataan kakak nya semalam ,
"Dia itu bentar lagi mati!"  .

seketika kardus yang berada di dalam pangkuanya terhempas ke atas lantai dan semua isinya tumpah ruah disana , radit tak peduli segera saja ia berlari menuju ruangan clara dan tanpa aba aba membuka pintu kamar clara dan membeku di tempat . Suara tangisan meraung-raung dari ibu clara bergema dalam ruangan , bella-adik clara-berusaha menenangkan ibunya sambil sama sama terisak . Sementara papah clara terlihat sangat terpukul hingga terlihat beberapa kali  memukul meja di sebelahnya wajahnya memerah dan air mata juga terlihat di sudut matanya. Radit beralih pada ranjang yang di tempati clara . Dadanya seolah dihantam gada raksasa , tak percaya dengan apa yang ia lihat . Sang Dokter menarik kain putih sampai kepala pada seseorang yang terbujur kaku di ranjang milik clara .

Tidak!! Itu pasti bukan clara . Bukan clara . Bukan clara ...

Bukan clara..

Bukan clara ..

Bukan clara ..

..
..
..

"Mas radit?" Seketika sebuah suara berhasil menghempaskan radit kembali kebumi . Keringat dingin mengalir deras dari pelipis nya , nafas nya memburu , tenggorokan nya terasa kering .

"Mas radit ko ngelamun disini?" Radit mengedarkan pandanganya kesekitar lorong memastikan bahwa apa yang ia alami tadi tidak nyata .

"Mas radit gapapa?" Tanya nya cemas . Sementara radit menarik nafas lega seraya menggeleng pelan "gapapa ko bel" ini hanya khayalan nya saja .

bella memangguk mengerti seraya duduk di sebelah radit lalu beralih memandangi kardus yang sedari tadi radit dekap .
"Itu..?" tanya nya sambil menunjuk kardus dalam dekapan radit .

"Ini ?" Ucap radit sambil membuka kardus itu dan memperlihatkan isinya pada bella . "Burung kertas ? Buat apa mas ?"

"Ini burung kertas buat kakak kamu , dulu clara suka banget bikin origami burung kertas" jelas nya pada bella  , nada nya terdengar melemah . Lalu hening . Bella menatap radit yang sedang tertunduk lesu . Tak salah kakak nya memilih radit sebagai pacar nya . Dia laki laki yang baik , sopan , dan humoris . Ia jadi teringat ketika pertama kali kakak nya membawa radit kerumah . Kala itu clara masih duduk di bangku SMA . Dan bella kecil masih duduk di bangku sekolah dasar .

Siang itu Bella kecil sedang duduk sendirian di teras belakang rumah nya sambil mengerjakan pr menggambar ditemani sepiring kue pisang coklat dan segelas jus jeruk pemberian ibu nya dari dapur . Spidol , crayon , persil warna serta beberapa alas tulis berserakan dimana mana mengelilingi bella kecil yang sedang mengubah posisi nya menjadi telungkup dengan sebelah tangan menopang dagu  . Tanganya yang memegang pensil warna menari nari di atas selembar kertas .

"Bella.." mendengar namanya disebut ia pun menoleh . "Ka clara .." ucap bella riang sambil berlari kecil menuju kakanya .
"Kakak udah pulang?" Ucap nya pelan lalu melirik pada seorang lelaki yang berdiri di sebelah kakanya . bella kecil waktu itu pemalu , melihat orang asing dirumahnya , kontan saja membuat bella kecil bersembunyi di balik tubuh clara . bella mengintip , lelaki itu tersenyum seraya mendekat pada bella . Bella bersembunyi lagi .

"Bella sini , kenalin ini namanya mas radit" clara mengarahkan bella untuk bertemu lelaki itu . Setelah bella dan lelaki itu berhadapan lalu lelaki itu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan bella . Bella melihat lelaki itu merogoh sakunya dan menyodorkan permen lolipop ke arah nya . "Halo bella" ucapnya manis . "Bella suka lolipop?"

Sejak saat itu bella yakin bahwa radit akan menjadi pacar yang baik untuk kakanya . Ya meskipun dulu ia belum mengerti apa itu pacar karna kakaknya menyebut nya teman dekat .

"Mas radit inget ga waktu pertama kali mas dateng ke rumah ?" Ucap bella memecahkan keheningan diantara mereka . radit menoleh . "Waktu itu bella takut banget ketemu mas soalnya belum kenal , terus mba clara kenalin mas sama bella , tau ga bella malu banget waktu itu" radit tertawa kecil memikirkan kejadian itu .

"Iya mas inget , dulu bella kecil lagi ngegambar pemandangan ada mataharinya dikasih mata sama bibir lagi senyum kan . Haha mas inget banget waktu itu muka kamu merah kaya kepiting rebus liat mas" mereka berdua tertawa , lalu bella memukul pundak radit pelan , pura pura kesal . "Waktu itu mamah emang batasin bella main di luar . Bella juga gak punya banyak temen waktu itu . Jadi pas liat ada orang asing di rumah , ya bella langsung ngumpet haha" kecemasan bella perlahan memudar taktakala melihat radit tersenyum menggoda nya . Bella beralih menatap lurus kedepan .
"terus waktu mas jongkok  ngasih permen lolipop gopekan ke bella , dari mulai saat itu bella yakin kalo mas radit adalah laki laki yang baik buat mba clara"

"Apa yang buat kamu yakin kalo mas adalah orang nya?"

"Semua ketulusan , rasa sayang yang mas kasih buat mba clara dan sampai di titik terendah mba clara saat ini mas masih ada buat dia" radit terdiam sejenak meresapi setiap kata demi kata yang diucapkan oleh adik kekasihnya tersebut . Tak disangka di balik tubuh mungil adik kekasih nya tersebut , ia dapat berbicara sedewasa itu padanya . Radit memandang wajah bella yang sedang menatap kosong kedepan sejenak , mengikuti arah pandangan bella . Lalu tersenyum . Tiba tiba memori di otak nya berputar cepat .

"Saat pertama kali mas ketemu sama kakak kamu , mas melihat ada yang lain dari dia . Dia ga cuman sekedar cantik saja . Dia itu pintar , gadis cerewet , penyayang dan yang membuat mas menyukainya adalah dia adalah seorang gadis yang ceria" katanya . "Terus mas suka liat dia ngambek , jadi waktu jaman mas belum jadian sama dia , mas terus aja jailin dia" radit tertawa samar . "Mas itu suka semua yang ada sama dia . terus Dia itu pantang menyerah , Bahkan di saat penyakit nya waktu itu sudah sangat parah , dia sama sekali ga nunjukin kalo dia sedang sakit parah . Sampai mas ngira dia itu baik baik aja , tapi nyatanya ngga.

Kamu inget waktu mas liburan ke bali bareng dia ke bali ? " bella mengangguk pelan . "Mas pernah sempet ninggalin dia sendirian di hotel , mas panik . Mas cari dia kemana mana , ga ada . Tau nya dia lagi bantuin anak kecil nemuin mamah nya deket pantai . Dia itu penyayang banget deh pokonya" radit beralih tertunduk menatap lantai rumah sakit . Bella menatap nya iba . Bella tau betul saat ini perasaan radit sedang sangat kacau melihat seseorang yang sangat ia cintai terbaring lemas di ranjang rumah sakit . Maka dari itu perlahan tanganya mengusap punggung radit lembut .

"Semua akan baik baik aja mas . Mba clara pasti sembuh" ucap nya .

"Semoga aja kamu benar bel , semoga.." saat itu juga setetes air mata jatuh begitu saja kelantai tanpa sepengetahuan bella .






***

A/n:
Awass !! Typo bertebaran dimana mana . :p

Jangan lupa klik tombol vote ya readers :)

(Kamis , 17 november 2016 . 10.40)

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang