chapter 40

53 3 0
                                    

"Vin , katanya cowo lo mau jemput" kata nana sambil matanya terfokus pada layar ponsel , entah apa yang nana fikirkan daritadi , ia hanya menggeser layar ponsel asal . Ke kanan ke kiri ke atas dan ke bawah. Lalu otak nya menerka nerka tentang cowo vina yang bernama rio itu . Rasanya , ia pernah mendengar nama itu . Tapi dimana ?

"Tau deh na . Dia mah kebiasaan kalo ngejemput ngaret mulu" ujar vina sambil mengaduk ngaduk minuman nya asal menggunakan sedotan . kini bibir nya maju beberapa centi .

Nana terdiam . Masih dengan mata yang terfokus pada layar ponsel . Tapi fikiran nya melayang pada seseorang . Radit . Ya radit karna entah mengapa nana rasa seseorang yang bernama rio itu ada kaitanya dengan radit . Walaupun sudah hampir beberapa hari ini ia tidak bertemu radit . Entah kemana radit , ia menghilang begitu saja . Di sadari atau tidak . Nana merasa kosong . Ia merindukan radit .

Tiba tiba ia ingat pertemuan terakhir nya dengan radit . Hari itu , Kalau nana tidak salah dua hari setelah pertemuan nya dengan radit di taman rumah sakit itu . Radit datang ke toko nana . Tapi bukan untuk membeli bunga . Melainkan untuk menemui wanita itu . Lalu ayah nana menyuruh nana dan radit mengobrol di taman depan rumah nana .

"Saya cuman butuh seseorang" ujar radit kala itu dengan pandangan sayu .

Saat itu nana tidak tau harus merasa senang atau sedih . Di satu sisi Ia tau mungkin ia sedang menjadi pelarian radit saja . Tapi di sisi lain nana senang , ia menjadi seseorang yang radit cari saat laki laki itu membutuhkan seseorang . Nana juga senang , karna berarti kini radit mengakui nya sebagai teman . Ia bukan terlalu geer . Maksud nya . Jika ia orang asing , untuk apa radit menemui nya dan mengatakan ia butuh seseorang pada nana? Bukan nya masih ada keluarga nya atau siapa saja ? Kenapa harus nana ?

Yang jelas nana senang . Walau radit mungkin hanya melihat nana sebagai seorang teman .

Lalu nana ingat setelah mengatakan itu radit juga bilang

"Saya baru pulang dari rumah sakit . Dan mungkin itu terakhir kali nya saya kesana untuk ketemu clara" katanya . Clara ? Bukan kah itu nama tunangan nya ?

"Kenapa ?" Entah mengapa nana menanyakan apa alasan radit . ia hanya ingin mengetahui nya .

Setelah itu radit menunduk lalu berkata dengan serak . "Dia sudah bahagia dengan rio"

Rio ?

Apa mungkin ?

Tapi rio ini pacar sekaligus tunangan sahabat nya . Tidak mungkin kan? Apalagi mungkin ada sekitar sepuluh ribu orang bernama rio di indonesia . Sodara nya pun bernama rio , keponakan nya bernama rio , nana juga punya banyak teman bernama rio . Jadi tidak mungkin kan kebetulan ini rio yang sama ?

"Na ?"

Suara vina membuyarkan lamunan nana . "Lo kenapa ? Diajak ngobrol malah ngelamun"

Nana hanya diam sambil tersenyum lalu menggeleng pelan .

*

Rio menginjak rem mobil nya saat sampai di sebuah cafe .

Sebelum membuka pintu mobil nya untuk keluar , rio menyempatkan diri untuk menarik nafas dalam dalam lalu mengembuskan nya kuat kuat . Bukanya tanpa alasan . Rio melakukan nya untuk mengusir rasa gugup nya.

Hari ini ia harus mengatakan yang sebenarnya pada tunangan nya . Vina . Mengatakan kenapa ia akhir akhir ini sering tidak ada untuk nya . Rio tak ingin lagi berbohong pada wanita yang sebentar lagi menjadi istri nya itu . Sudah cukup sandiwara nya sebagai kekasih clara . Ia juga akan mengatakan semuanya pada clara besok . Entah clara menerima nya atau tidak . Rio akan tetap jujur . Melurus kan semua nya . Maka dari itu tadi sebelum ia pulang dari rumah sakit ia tak sengaja melihat kardus berisi burung kertas yang ia tau milik radit karna radit pernah bercerita padanya . Dan meletakan kardus itu di sebelah ranjang clara . Mungkin saja setelah ia bangun nanti clara akan melihat nya dan akan ingat semuanya . Siapa tau berhasil ?

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang