chapter 1

174 13 0
                                    

Kebahagiaan sesungguh nya adalah kebahagian ketika kita melihat orang yang kita sayangi tersenyum .

***

"Dit tolong ambilin kertas warna tuh disitu" kata ku pada pacar ku radit sambil mengarahkan telunjuk ku ke arah meja .

Dia bangkit dari duduk nya mengambil 1 pack kertas warna yang aku beli di tempat potocopy kemarin .

"Untuk apa sayang?" Tanya nya saat memberikan 1 pack kertas warna itu .

"Aku pengen buat burung kertas . Kamu bantuin aku bikin burung kertas yah ? " kata ku polos . Radit malah tertawa keras menertawai aku . Loh apa salah nya dengan burung kertas ? Dulu sewaktu aku masih duduk di bangku SMA aku selalu membuat burung kertas dengan sebuah harapan yang aku tulis di kertas warna itu sebelum ku lipat menjadi burung kertas . Lalu aku susun di benang dan ku buat menjadi tirai di jendela ku .

radit mengacak poni ku sekilas membuat nya berantakan "untuk apa kamu membuat burung kertas ? Ayolah umur mu sudah 23 tahun . lucu sekali pacar ku ini" aku merapihkan poni poni ku dengan jari .

"Ada apa dengan burung kertas? Kenapa kamu ketawa ? Waktu SMA kan aku juga suka bikin burung kertas . Kalo kamu ga mau bantuin aku bikin burung kertas yaudah sana pulang " ucap ku memanyunkan bibir ku . Aku  kesal padanya  .

"yah pacar aku marah . Baiklah baiklah aku bantuin . Tapi jangan ngambek lagi ya sayang " ia mencolek dagu ku . Aku tersenyum padanya . Memang sulit sekali rasanya marah pada radit walaupun sebentar .

"Tapi sebelum kamu buat burung kertas nya , tulis dulu harapan atau pesan di kertas itu tapi jangan diliatin ke aku" ucap ku memberi intruksi

"Harapan dan pesan?"

"Iya Harapan dan pesan apa saja . Mau buat aku , temen temen kamu atau keluarga kamu bebas" radit mengangguk mengerti dan mengambil pulpen dari saku baju nya dan mulai menulis sesuatu . Aku mencoba mengintip apa yang ia tulis .

"Eitsss . Jangan liat tadi katanya ga boleh diliati ke kamu?" Aku hanya cengegesan .

"Udah selesai" katanya saat satu burung kertas berhasil ia buat .

"Nah aku juga udah selesai"

"terus mau kita apain burung kertas ini?" tanya nya .

"Ya kita bikin sebanyak banyak nya terus di bikin tirai kaya aku waktu SMA" radit hanya mengangguk dan mulai membuat burung kertas .

Raditya arnandika

Lelaki yang mempunyai status pacar ku ini sudah menemai hari hari ku selama 2 tahun lebih . Ia memiliki hidung yang mancung dengan mata coklat pekat yang bersinar , bibir tipis dan lesung pipi yang selalu tercetak di kedua pipi nya jika tersenyum . Dia manis sekali .

Ku amati wajah itu lekat . Tersirat lelah di wajah nya . Memang setelah pulang bekerja radit selalu menyempatkan diri mengunjungi apartement ku . Aku selalu melarang nya mengunjungi apartement ku jika pulang bekerja dan menyuruh nya langsung pulang ke apartement nya saja dan segera beristirahat . Tapi ia selalu menolak katanya ia ingin melihat keadaan ku walau sebentar .

"Liatin aku ko gitu banget sih ? Terpesona yah sama ketampanan aku" refleks aku memalingkan wajahku . Malu sekali rasanya ketangkap basah curi curi pandang padanya . Pipi ku memerah padam

"Apasih ngga ko . Yeh geer banget aku liatin kamu wlee" ku julurkan lidah ku mengejek nya .

"Yakin?" Katanya bangkit dari duduk nya dan mulai mendekatiku .

"Iyah lah yakin" dia semakin dekat dan saat dia sudah berada tepat di depan ku
ia mengangkat tangan nya dan mulai mengelitiki ku .

"Hentikan radit haha geli tau , hentikan " Aku menggeliat kegelian tangan tangan kekar nya terus saja menggelitiki tiada henti .

"Ngaku dulu kalo kamu tadi liatin aku, baru aku lepas haha" tawa nya jail .

"Iya iyah aku ngaku , aku liatin kamu udah lepasin dit haha" tangan kekar itu berhenti menggelitiki ku ketika itu pula ponsel radit bergetar .

Drttt..drttt

"Iyah mah?"

"...."

"Aku lagi di apartment nya clara . Kenapa emang?"

"...."

"Iyah aku segera pulang"

Kulihat dia bangkit dan mulai membereskan barang nya memasukanya ke dalam tas tangan .

"Aku harus pulang ra , mamah tadi nelfon katanya ada urusan keluarga"

Aku mengangguk dan mengantarkan nya sampai di pintu.

"Aku pulang ya ra" radit mengelus ngelus puncak kepala ku gemas .

"Iyah dit . Kamu hati hati ya . Jangan ngebut ngebut bawa mobil nya"

Radit tersenyum dan mulai berjalan menuju lift tapi ketika sudah hampir setengah jalan ia kembali lagi menghampiri ku . Aku menautkan halis heran . Dan ketika ia sudah berada persis di hadapan ku ia menatap ku lekat dan tiba tiba mencium kening ku cukup lama .

"Aku sayang kamu" ucap radit



***

Jangan lupa vote nya ya , jangan jadi silent reader . Hargai karya orang lain :)

Typo? Gaje ? Maaf kan ade bang , ade masih belajar hihi

Thank's
Love

Sindi
(17 februari 2016)

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang