New Day

13.8K 527 6
                                    

Thats Rene in my head....
anggep aja matanya hijau yaa

Matahari pagi memberikan sinar pagi yang indah bagi dunia, seindah perasaan Rene pagi ini.

Sinar mentari itu mengenai wajahnya dan mulai membuat dia mengerejapkan matanya

"Ugh..."

Rene membuka matanya dan hal pertama yang ia lihat adalah bunga mawar merah dihadapannya.

"Shit!. Jonathan!" Rene melihat keseluruh kamar tapi hanya kamar berantakan yang ia lihat, tak ada lagi pria inggrisnya.

"Kemana dia?"

Renepun bangun dan mengambil pakaian dalam dan kemeja kerjanya, saat mengangkat kemejanya dia menemukan sebuah pulpen dengan lambang huruf C berwarna emas dipulpennya. Pulpen berkelas, pulpen ini sepertinya dibuat khusus.

Rene tidak pernah merasa pernah membeli pulpen semahal ini dan tidak pernah merasa menerimamya dari siapapun. Rene meletakannya dimeja rias dan berjalan keruang tamu.

"Jo? Kau masih disini?" rene memanggil jo tapi sepertinya dia sudah pergi. Sial kety aku benar-benar akan membunuhnya kali ini. Rene melihat jam dindingnya 06.10 ia harus segera berangkat.

Rene segera bergegas kekamar mandi dan bersiap berangkat kerja. Saat mencapai ruang tamu rene melihat bunga mawar yang masih berserakan, ia harus membereskannya nanti sekarang ia harus segera berangkat.

Jonathan prov

Rumah besar itu terlihat megah, dengan taman besar didepannya membuatnya semakin terlihat mewah. Ya itu rumahnya, tepatnya rumah ayahnya.

"Kita sudah sampai mylord" kata albert saat sampai didepan pintu ganda besar itu.

"Terimakasih albert"

Aku segera turun dari mobil dan memasuki ruang tamu yang disambut oleh para pelayan dirumah ini.

"PAMAN JO!!!" teriak gadis kecil dari arah sofa dan langsung melompat kearahku.

"LILY!, kau besar sekali"

Senyumnya lebar memperlihatkan gigi kelincinya yang lucu.

"Dimana ayahmu?"

"Sam sedang diruang kerja ayahmu jo" sahut suara lembut dari belakang, siapa lagi kalau bukan diana?

"Ah malaikatku, kau terlihat cantik hari ini diana" pujiku sembari memeluk kakak iparku yang cantik ini, dengan kulit putih bersih, rambut putih pirang dan keperibadian bak malaikat siapa yang tak terpikat? Kakaknya yang bodoh itu sungguh beruntung.

"Kau sungguh manis jo, tapi kau akan tamat jika tidak keruang kerja sekarang juga" sahutnya sambil mengambil lily dari gendonganku.

"Sial jangan masalah itu lagi" ucapku sampil memasang wajah lemas dan tubuh lunglai.

"Kau tahu bukan konsekuensinya lahir dikeluarga Constara jo, terimalah layaknya pria dewasa. Kau beruntung jadi yang bungsu jika kau sulung kau tak akan bisa bernafas sama sekali"
Sial rasanya diana mulai membela suaminya

"Tentu saja samuel tak bisa bernafas diana, nafas dia sudah dicuri olehmu" ucapku menggodanya agar dia tak memberi tahu sam aku mengeluh lagi.

NEW YORK MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang