Another Meet

10.8K 477 13
                                    

Happy reading guys!...

Rene Prov

"Rene!" panggil Katy dari dalam cafe saat aku memasuki cafe tempat kami janji bertemu pagi itu.

"Hy Katy, kau sudah pesan kan?" tanyaku langsung karena aku akan mati sebentar lagi tanpa kafein.

"Tentu, one black coffe for you my lady, hahaha" ujar Katy masih saja meledekku dengan aksen Inggris gadungannya itu.

"Berhentilah mengejekku Katy atau kau tak akan kuberitahu tentang lowongan kerja yang baru"

"Kerja?! Dimana? Bidang apa? Apakah disekitar sini? Gajinya bagaimana? Dan..."

"Katy!, jika kau tidak menutup mulutmu itu bagaimana aku dapat menjelaskannya?!" Katy sungguh terlalu banyak bicara dan jika dia sudah bersemangat jangan harap kau akan mendengar akhir pembicaraan dia.

"Baiklah sekarang terangkanlah" dan saat aku ingin menerangkan pelayan datang membawakan pesanan kami.

"One Late for you ma'am and one black coffe for this lady" ucap sang pelayan sambil tersenyum lebar dan berkedip padaku sebelum pergi.

"Aww..., dia manis" Katy terus memperhatikan si pelayan muda itu tanpa berdekip.

Memang pelayan itu manis dan kurasa umurnya tidak terlalu tua. Namun mengapa dia hanya memakai kemeja lengan panjang yang ditutupi capron bukannya seragam seperti pelayan lainya?

Tubuh tegap dan wajah tegasnya serta kaca mata yang bertengger manis dihidung mancungnya membuatnya semakin rupawan, hanya saja aku tidak berdesir saat melihatnya atau mendengar suaranya. Berbeda dengan Jonantah.

"Dia memanggilmu ma'am Katy" kataku santai sambil menyesap kopi hitamku berusaha menghilangkan bayangan wajah Inggris itu dari otakku.

"Ya dia benar-benar kurang ajar dan sangat manis, kau bisa mendapatkannya jika kau mau Rene" mulailah otak mesum Katy, apakah ada yg lain diotak dia selain lelaki tampan?

"No, back to bussnis Katy"

"Kau sungguh tidak bisa bersenang-senang Rene"

"Katy aku kesini untuk memberitahu tentang pekerjaan baru yang ku temukan untuk kelangsungan hidup kita disini, bukannya merayu pelayan ingusan yang bahkan belum bisa membedakan mana late dan capucino"

"Hahahaha, kau benar pelayan itu benar-benar bodoh, ini memang capucino, tapi kau tidak bisa menyalahkannya Rene, yang mencatat pesananku tadi bukan dia" wajah cemberut Katy muncul saat dia membela pelayan itu. Tuhan bunuh aku sekarang!.

"Astaga Katy sungguh kau ini ya jika sudah menyangkut pria kau pasti melemah, sudahlah Katy kau ingin tahu tentang pekerjaan yang baru ini tidak?"

"Ya tentu saja, mulailah berkicau" ujar Katy dengan wajah sok polosnya sembari menaruh dagunya diantara dua jarinya yang dikaitkan.

Aku hanya memberikan wajah datarku kepada Katy atas prilakunya dan mulai menerangkan tentang posisi marketing di hotel constara itu. Katy hanya mengangguk saja dan setuju bahwa kita akan melamar dan interview bersama minggu depan.

"Baiklah malam ini akan kukirimkan CVku ke e-mailmu" ujar Katy dengan semangat baru setelah tau ada pekerjaan yang menantinya.

"Kenapa harus ke aku dulu? Kau bisa langsung kirim ke bagian HRD nya"

"Aku tahu hanya saja, kau tahu kan bagaimana aku menyusun kata-kata?"

Benar juga, Katy sebenarnya pintar dan rajin hanya saja dia sangat sulit up-seling dirinya dalam kata-kata, berbeda jika sudah menyangkut fisik.

NEW YORK MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang