Baby Horse

5.6K 314 0
                                    

Just votemen....





Sialan!

Aku tahu Jonathan bisa menjadi sangat mempesona saat dia menginginkannya tapi aku tidak tahu jika dia bisa dengan cepat mempengaruhi keluargaku yang tadinya memusuhinya menjadi mendukungnya.

"Biarkan aku membantu Lisa"

Jonathan dengan cekatan mengangkat piring-piring kotor yang sedang di tumpuk oleh Lisa dan mengangkatnya untuk ditaruh didalam rumah.

"berhentilah memandang dia dengan tatapan seperti itu!" Jack berseru dari belakangnya dan langsung menarik pinggang Lisa sampai tubuh Lisa membentur tubuhnya.

"Hey orang Inggris!" Jack berteriak pada Jonathan yang sedang sibuk mengumpulkan piring. "Berhenti menggoda istriku dan ambil saja adikku! aku sudah tidak perduli lagi"

Aku melotot pada Jack yang dihadiahinya juluran lidah, dasar kakak durhaka! kemarin dia yang meninju Jonathan sampai pingsan kenapa sekarang dia dengan begitu cepat mendukungnya?!

"Kau juga Lady" Emely yang sedang bercakap dengan Jonathan langsung memekik saat tubuhnya diangkat oleh Ryan dan dibawa masuk kedalam Rumah, Ryan masih memiliki kamarnya di lantai atas kurasa aku tidak ingin kesana dulu sampai mereka selesai.

"ada apa dengan pandangan mata itu adik kecil?" Brat sudah berdiri disampingku yang sedang membersihkan panggangan di sudut.

"apa?!" Aku bertanya dengan wajah sepolos mungkin, namun Brat hanya tertawa menanggapinya.

"Aku mengenalmu dengan baik Rene, dan kurasa kami semua sepakat menerima Jonathan karena dia membuktikan perjuangannya padamu"

Aku menyirit saat mendengarnya, Brat menghembuskan nafas lelah menghadapi otakku yang berubah macet disaat seperti ini.

"hanya pria yang benar-benar mencintaimu mau mengejarmu ke belahan dunia lain dan ditembak serta dipukul oleh keluarganya hanya untuk meminta maaf, dia benar-benar menyesal Rene"

Aku menundukkan kepalaku dan berusaha fokus pada pekerjaanku tidak ingin mendengarkan perkataan Brat yang masuk akal untuk situasi sekarang.

"berikan dia kesempatan lagi, dia pantas mendapatkannya"

Brat mengacak rambutku dan melangkah pergi memghampiri Robin. Perkataan Brat terus terniang dikepalaku, dia memang berbeda dengan semua mantan-mantanku yang setelah putus tidak mau berhubungan lagi denganku. Apa aku harus memaafkannya?

"Jack!" Jonathan terlihat berlari dari arah instal dengan wajah panik menghampiri Jack.

"Ada apa?!"

"Kuda betina itu akan melahirkan!"

"kau yakin?"

"Tentu saja, dia meringkik terus dari tadi"

Jack segera memanggil Brat sementara para wanita membawa anak mereka masuk kedalam rumah agar tidak mengganggu. Aku mengikuti langkah tergesa mereka kedalam kandang, ringkikan Kuda betina itu terdengar dari jauh membuat kami berlari kecil menghampirinya.

"Sial! Ambil selimut dan air!" Brat segera berjongkok disamping kuda itu. Aku otomatis berlari untuk mencari selimut bekas dan seember air.

Saat aku kembali Jonathan sudah ikut sibuk memegangi kaki kuda itu agar Brat lebih mudah menarik anaknya. Aku menghamparkan selimut itu dilantai agar bayi kuda tidak lasngsung terkena lantai instal yang dingin. Sudah lama aku tidak menyaksikkan kuda atau sapi melahirkan biasanya hanya butuh waktu sebentar sampai sang ibu mengeluarkan anaknya.

"bayinya sunsang, Jack bantu aku memutarnya" Brat terlihat kesulitan saat akan memutar bayi itu.

"Pegang yang kuat Jo! astaga dimana Ryan?!" Kuda betina itu sedikit memberontak, Aku dengan cepat membantu Jonathan memegangi kaki kuda itu. Setelah beberapa percobaan yang melelahkan bayi itu dapat ditarik. Bayi itu sangat lucu dengan kaki kurus dan hidung bulatnya, bulunya yang berwarna coklat kemerahan tertutup oleh darah. Jonathan dengan sigap membasuh wajah bayi kuda itu.

"Aku kira ini bayi kuda bukannya keledai" Komentar Jonathan membuat kami tertawa, bayi kuda itu memang mirip keledai dengan telinga kecil dan giginya yang sedikit maju membuat orang akan mengira dia keledai.

"biarkan mereka beristirahat dulu, si ibu biasanya akan berubah galak sehabis melahirkan" Brat mencuci tangannya dan berlalu diikuti Jack dibelakangnya, meninggalkan aku dan Jonathan dikandang itu. Tatapan kami bertemu, tawa di mata biru itu masih tertinggal membuat kerutan di samping matanya terlihat jelas. Jonathan melangkahkan kakinya menghampiriku.

"Kau butuh baju baru"

Aku memandang kearah kemejanya yang sudah kotor oleh darah kuda dan dengan cepat berlalu kedalam rumah sebelum Jonathan dapat meresponnya, berdua saja dengannya tidak baik untuk kesehatan hati dan juga jangtungku, hati kecilku memprotes karena berlari begitu saja darinya.

"bagaimana bayinya?" Ibuku bertanya saat aku masuk melalui pintu belakang.

"Awalnya sulit karena bayinya sunsang, namun Brat berhasil memutar bayinya. Aku bersumpah dia balsteran keledai"

"Bayi kuda memang seperti itu, besok dia akan lebih kuat dan mirip kuda"

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku memandang kearah luar saat Jonathan terlihat masuk kedalam rumah tukang kebun itu dengan bahu lunglai.

"kau masih belum memaafkannya?" Ibuku bertanya dengan santai sambil mengeringkan piring yang telah dicucinya dengan kain lap.

"Entahlah mom itu semua masih terasa sangat menyakitkan"

"tidak ada yang menyenangkan dari dikhianati Rene, namun jika orang itu meminta maaf dengan sungguh-sungguh berarti kau lebih berharga daripada harga dirinya"

Aku termenung mendengar perkataan ibuku, Jonathan bahkan sudah menjadi pekerja dipeternakan ini hanya untuk menjelaskan kesalah pahamanku apa dia memang benar-benar menyesal?

"turunkanlah sedikit egomu dan bicaralah padanya, aku yakin penjelasannya akan masuk akal"

Ibuku mendorongku lembut, aku hanya bisa menghembuskan nafas pasrah, kurasa memang sudah saatnya mengambil sikap dewasa dan menyelesaikan semua ini.

"apa ayah punya baju yang tidak terpakai? Kemeja Jonathan sudah kotor oleh darah kuda"

Ibuku menggangguk sebelum hilang kekamarnya untuk mengambil baju ayahku. Aku temenung di dapur memandang ke luar memikirkan sikap Jonathan selama ini.

Dia manis, perhatian dan baik padaku tidak perduli masalah yang ada dihotelnya dia pasti masih menyempatkan diri untuk berbicara tentang kesehariannya padaku meskipun hanya melalui telepon.

Sifat pecemburunya yang sangat kelewatan batas memang berlebihan namun aku menyukainya, semua mantanku tidak cukup perduli aku pergi dengan siapa namun Jonathan akan segera naik pitam jika ada yang berani main mata denganku.

Aku akan berbicara dengannya entah apa yang akan keluar dari mulutnya tapi aku akan berusaha untuk mendengarkan, tapi jika aku tidak sanggup aku akan memintanya untuk pergi demi kebaikkan kami berdua dia pantas diperlakukan adil dan dibebaskan untuk mencari cinta yang lain, memikirkan Jonathan bersama wanita lain meskipun dia bahagia membuatku ingin menangis lagi dan menghancurkan beberapa barang, mengapa mencintai harus serumit ini?

"ku rasa ini akan pas untuknya, ayahmu sudah tidak memakinya lagi" Aku menerima kaus hitam polos itu dari tangan ibuku.

"Kuatkan hatimu, cinta memang tidak mudah namun disitulah keindahannya" Aku mengangguk dengan mantap dan melangkah keluar menuju rumah kebun.

Aku menarik nafas dan menghembuskannya perlahan saat sudah berada didepan pintu itu, Dengan perlahan ku ketuk pintu itu dan menanti dengan jantung berpacu.

Mari kita selesaikan hal ini.










Tbc.

NEW YORK MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang