Meet The Earl

8.3K 394 7
                                    

"kau tidak berencana lembur lagi kan?" tanya Katy saat yang lain sudah bersiap pulang tapi aku masih mengetuk-etuk pulpenku dipinggiran meja.

"tidak aku akan pulang" ucapku pasrah dan mulai merapikan mejaku.

"kau ingin ku antar Rene?" tanya Ivan dengan mata jahilnya.

sempat terpikirkan olehku untuk diantar Ivan, namun mengingat kata-kata Jonathan tadi siang membuatku urung.

"ku rasa tidak perlu, lagipula aku ada janji"

tolakku dengan halus lalu keluar bersama yang lain, setelah sampai di gerbang depan bisa kulihat Jonathan sedang menungguku dengan gaya santainya yang membuat jantungku berolah raga.

"emm... ehh tunggu dulu, kurasa ada barangku yang tertinggal" ucapku sambil mengacak-acak isi tasku seolah sedang mencari sesuatu didalamnya.

"apa kau yakin?" tanya Katy dengan mata curiga yang membuatku harus berbohong dua kali.

"sungguh, kalian pergilah duluan aku akan mengambil barangku dulu" sautku cepat sebelum langsung berlari masuk kedalam hotel.

"kau yakin ia tidak berbohong?" dapat kudengar suara Marry yang bertanya dengan penasaran.

"entahlah apapun itu itu urusannya bukan? ayo lebih baik kita pulang" jawab Katy seolah memberiku restu untuk membohonginya.

setelah menunggu 10 menit lagi akupun keluar dari hotel dan melihat Jonathan masih berdiri disana dengan ketampanan yang tidak berkurang 1% pun.

"maaf menunggu lama" sautku dengan senyum gugup antara senang melihat Jonathan dan takut akan ketahuan pegawai yang lain.

"tidak masalah buatku" balasnya dengan senyum manis yang mampu membuat wanita manapun meleleh.

Jontathan dengan cekatan membuka pintu mobil untukku dan menutupnya dengan lembut sebelum ia berputar kearah kursi pengemudi.

"kita akan kebutik langananku dulu sebentar, tidak apa kan?"

"tentu saja"

mobil sedan hitam itupun melaju dengan santainya melewati jalanan kota New York yang tidak bersahabat dijam seperti ini.

mobil itu diisi dengan suara radio yang mengalun lembut dan aroma Jonathan yang dapat terendus diudara.

"sudah sampai" aku yang sibuk menormalkan detak jantungku tidak menyadari jika kami sudah berada disalah satu butik terkenal se America.

"selamat sore ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang receptionist dengan blazer abu-abu dan rambut pirang itu dengan ramah.

"bisakah kau mencarikan gaun yang cocok untuk kekasihku ini?"

Apa barusan dia bilang?! bahkan kami hanya pernah 'kencan normal' sekali.

"ahh tentu saja this way please"

si receptionist membawaku kedalam sebuah ruangan yang memiliki lemari besar dan juga ruang ganti disebelahnya.

"apa ini semua tidak berlebihan? kita kan hanya mau makan malam"

"sudahlah pilih aja yang kau suka aku akan menunggu disini"

Jonathan mendorong lembut punggungku untuk menghampiri deretan lemari penuh gaun mahal tersebut, sedangkan dia duduk santai disofa sambil melihatku memilih milih baju.

"tidak usah melihat price tagnya Rene, pilih saja yang kau suka"

"tapi harganya 3 bulan gajiku!" seruku setengah berbisik yang hanya dibalas oleh kekehan Jonathan.

NEW YORK MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang