Done And Over With This Problem

5.9K 309 3
                                    

Sorry kalo ceritanya gk ngena atau gk jelas, ini cuman bacaan ringan kok.

Just enjoy it.... 💞💖😘


Pandangan mata coklat itu seolah ingin menusukku dengan pisau besar namun aku hanya memasang wajah setenang mungkin berusaha untuk tidak memperdulikannya, Genggaman tangan Jonathan begitu erat pada tanganku seolah menahanku agar tidak kemana-mana.

"Mengapa kucing kampung itu ada disini?"

"Rene kekasihku jadi sudah sepantasnya dia ada disampingku"

"kau tidak malu punya kekasih orang kampung seperti dia?"

Jonathan mengeluarkan suara setengah menggeram menahan amarah, aku menahan tubuh Jonathan yang sudah akan bangkit berdiri. Restorant tempat kami bertemu memang tidak terlalu ramai karena sudah lewat jam sarapan dan masih ada beberapa waktu lagi sebelum jam makan siang namun tetap akan menarik perhatian orang jika kita membuat keributan disini.

"lebih baik kau menjaga mulutmu aku hanya ingin membicarakan yang perlu saja dan secepatnya pergi dari sini"

Grace memasang muka muak namun dengan cepat kembali memasang wajah angkuh untuk menjaga keanggunanya, Dia mengacak-acak tasnya sebentar sebelum melemparkan amplop putih kehadapan kami. Jonathan memandang amplop putih itu dengan hati-hati sebelum memgambil dan membuka isinya.

"kau bisa lihat disana adalah hasil tes yang diberikan oleh dokterku beserta foto usg dan sebagai catatan penting kau sama sekali tidak menggunakan pengaman malam itu"

Jonathan menegang saat membaca tes itu bisa aku simpulkan jika wanita ular itu memang hamil. Aku melirik kearah kertas yang di pegang oleh Jonathan dan setelah melihat isinya aku menarik nafas perlahan menenangkan tubuhku yang akan gemetar. Grace menoleh kepadaku seolah mengetahui gejolak hatiku dan sebuah senyum meremehkan terukir diwajahnya.

"Kau sangat ganas malam itu, apa kucing kampung ini tidak dapat memuaskanmu?"

Dengan cepat aku menyentuh dada Jonathan yang sudah akan bangkit, aku mengelus dadanya dan dengan pandangan memohon aku memintanya untuk duduk kembali. Mata biru Jonathan menyimpan kemarahan besar namun aku tahu jika kita tidak memakai akal sehat disini wanita ular itulah yang akan menang. Setalah Jonathan sudah lebih tenang aku menoleh kepada wanita ular itu yang memandang kami dengan senyuman meremehkan.

"Jadi kau benar hamil?"

"apa kau bodoh? semuanya sudah terbukti dari hasil tes itu" Grace memandangku dengan tatapan seolah aku adalah manusia paling bodoh dibumi.

"apa kau mengingkinkan anak itu?"

"tentu saja aku menginginkannya! Jonathan dan aku hanya sedikit salah paham saat kami putus, dan setelah kami meluruskan segalanya kami akan membangun keluarga kecil kami" Senyum ringan Grace berbanding terbalik dengan tatapan membunuh yang dilemparkan Jonathan, well jika aku menganggap melihat sepupuku sendiri dan tunanganku sedang bercinta sebagai salah paham mungkin aku bisa sedikit mengerti arah bicara Grace.

"jika kau memang mengingkinkan anak itu mengapa kau membunuhnya?"

Mata Grace memandang seolah aku memiliki kepala dua, dan aku membalas dengan senyum santai seolah kami hanya menikmati kopi bersama teman lama.

"apa maksudmu? apa kau tidak pernah di ajarkan sopan santun sehingga kau menuduh orang tanpa bukti?!" Grace mulai menaikkan suaranya, umpan pertama termakan.

"yang kumaksud adalah jika kau benar-benar ingin anak itu lahir ke bumi dengan selamat dan sehat kau tidak akan memakai baju ketat seperti itu sehingga bayimu akan sesak"

Grace sudah akan menimpali ucapanku namun aku mengangkat tanganku memberinya isyarat agar menutup mulutnya kembali.

"aku belum selesai, aku memang belum pernah hamil namun aku memiliki tujuh keponakan sehingga aku sangat tahu pasti apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh ibu hamil. Kau memakai baju ketat dan hak 12cm pada sepatumu yang aku sangat yakin akan menyiksa bayimu lalu kau memesan kopi hitam dan meminumnya tanpa rasa bersalah, kau tahu kandungan kafein dalan kopi dapat menyebabkan keguguran? aku yakin jika kau memang benar-benar mengingkinkan anak itu lahir kau tidak akan melakukan itu semua"

Wajah Grace sudah memerah entah karena malu ataupun karena amarah, aku sedikit memajukan tubuhku untuk menikmati wajahnya yang mulai berubah warna.

"aku berani bertaruh kau tidak hamil, namun jika iya aku lebih yakin lagi anakmu itu bukan milik Jonathan karena disana tertulis usia kandunganmu sudah tiga minggu dan yang aku ketahui dengan jelas sekali baru seminggu yang lalu kau berhubungan dengan Jonathan"

Aku mengakhiri seranganku dengan senyum manis, aku kembali bersandar dengan tenang di kursiku mengamati Grace yang sebentar lagi akan meledak, dan benar saja Grace langsung bangkit berdiri sambil menjerit kesal dan menyambar tasnya.

"Ini belum berakhir! kau hanya kucing kampung yang di pungut Jonathan di selokan, aku bisa dengan mudah menghancurkanmu!" Grace menunjukku dengan kukunya yang terawat sempurna namun dengan cepat Jonathan menepis tangan itu dan berdiri menghalangiku dari wanita ular yang satu ini.

"kalau begitu kau sudah pasti tahu harus berhadapan dengan siapa" Suara Jonathan begitu dingin dan wajahnya penuh dengan ancaman, Grace hanya mengedus kesal melupakan segala keanggunannya dan berlalu cepat diikuti pandangan penasaran dari seluruh pengunjung restorant.

Jonathan kemudian duduk kembali dengan langsung menghadapku dan memandangku dengan pandangan meminta penjelasan.

"apa?" Wajah polosku hanya membuatnya bertambah gusar, aku terkekeh geli melihat wajahnya yang merajuk.

"bagaimana kau mengatahui semua itu?"

aku hanya mengangkat bahuku ringan membuat wajah Jonathan tambah memberengut.

"Rene...."

"baik baik, aku jelaskan" Aku mengangkat tanganku untuk menghentikan ocehan Jonathan lalu memutar posisi dudukku dan langsung menghadap wajah bertanyanya.

"Saat kau mengatakan bahwa Grace mengaku hamil anakmu duniaku rasanya runtuh, aku tidak bisa berfikir rasional lagi dan semalam adalah puncaknya namun aku tahu aku harus tenang saat menghadapi dia karena menghadapi orang yang tersulut emosi selalu lebih mudah untuk mencari kebenarannya"

Jonathan hanya diam dan memintaku untuk melanjutkan ucapanku.

"Saat aku pertama kali melihat Grace disini aku langsung meneliti sikap dan penampilannya, Dia tidak terlihat seperti orang hamil bagiku dan melihat dari raut wajahnya kau bisa tenang entah dia hamil atau tidak yang jelas itu bukan anakmu" Aku menepuk pipi Jonathan sebagai ucapan selamat, Dua detik kemudian dia baru tersenyum lebar yang ingin membelah wajahnya lalu detik berikutnya dia sudah membawaku kedalam pelukan eratnya.

"Astaga kau luar biasa!"

Aku membalas pelukan Jonathan sambil tersenyum lega di belakang kepalanya, sekarang aku sudah tidak perlu takut lagi akan mengambil hak dari seorang bayi tidak berdosa. Jonathan kemudian memegang wajahku agar dia bisa langsung menatap kedalam mataku.

"terimakasih karena sudah mau ada disisiku, untuk mau menerimaku kembali dan memaafkanku, aku mencintaimu Rene, lebih dari apa yang kata-kata dapat rangkai, lebih dari apa yang tindakanku dapat lakukan"

Aku tersenyum tulus padanya lalu memajukan tubuhku untuk menyambar bibirnya, mengecupnya dengan lembut.

"aku juga mencintaimu Jonathan" Jonathan menyatukan keningku dengan keningnya, senyum penuh cintanya akan aku bawa sampai hari kematianku.








Tbc.

NEW YORK MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang