Second Sex? (pt.2)

12.8K 424 4
                                    

Please yang dibawah umur harap perhatikan konten bacaan ini, karena ini hanya full adegan ++ nya, jika ada yang merasa tidak nyaman dengan konten ini bisa langsung skip aja ya...

Happy Reading!!!








Rene prov

Aku akui aku sudah kehilangan akal sehatku, bagaimana tidak? aku dengan sukarela dibawa kedalam mobilnya dan Jonathan langsung tancap gas hanya untuk memutar dan masuk lagi kedalam parkiran?

"apa yang kau lakukan disini?" tanyaku begitu Jonathan membukakan pintu bagiku dan menuntunku keluar mobilnya

"Rencana awalku hanya mengantarmu pulang tapi kau menerima tawaran bermalamku, lebih dekat melakukannya dikamarku daripada diapartemenmu sayang" jelasnya sambil menekan tombol lift kelantai paling atas.

"tung... mmphh..." Jonathan langsung membungkap protesku dengan bibirnya lagi dan melumatnya lalu memojokanku ke dinding lift.

"Jangan berubah pikiran sekarang sudah sangat terlambat untuk itu" desahnya sembari menyusuri leherku dengan bibirnya dan menghisapnya dalam.

aku yang sudah terbawa suasana malah menekan kepalanya agar dapat lebih dalam lagi mencium leherku, ku remas rambut emasnya.

kami terus bercumbu sampai pintu lift terbuka dan Jonathan langsung menarikku ke arah pintu kamarnya dan langsung menyerangku. Sepatuku ku lepas sembarangan dan tas kerjaku sudah kulempar entah kemana.

Kami saling berebut membuka baju, sudah tidak ada lagi kata-kata yang terucap, komunikasi hanya kami lakukan melalui tatapan mata dan sentuhan tangan yang sudah mendamba.

Jonathan sudah telanjang dari pinggang keatas yang membuatku leluasa mengecup dan menyentuh tubuhnya membuatnya mengerang nikmat.

"Jo!" protesku saat Jonathan merobek kemeja kerjaku membuat hampir semua kancingnya terlepas.

"aku sudah tidak tahan sayang" desahnya sembari mengangkatku tanpa melepaskan ciumannya membuat kakiku melingkari pinggangnya dan membawaku kekasurnya.

tubuhku sudah terlentang dikasurnya lalu disusul dengan tubuhnya. Jonathan mengecup tubuhku mulai dari bibir, leher, turun ke dada dan berakhir dipinggulku sembari melepaskan roku yang daritadi menghalangi tangannya ke daerah sensitivku.

"Jo.. ngehh.." Dia terus menjilat dan menusuk menggunakan jari dan lidahnya, tapi mata birunya tetap terkunci menatap mataku seolah tak ingin melewatkan pertunjukannya.

Pemandangan ini akan ku bawa sampai mati, rambut ikal emas yang tertanam di sela kakiku sembari mata biru itu menatap tajam padaku.

Tanganku mencari pegangan, ku remas seprei putih kasur Jonathan seolah itu adalah tiang penyelamatku dari ombak gairah yang akan datang. Lidahnya terus memainkan klistku sembari jarinya keluar masuk menyiksa diriku.

"Jo.. a..ku.. argh...." akupun mencapai orgasme pertamaku malam ini, jonathan berlutut diantara kakiku selulit tubuh tegapnya membuatku terpesona dapat kulihat lidahnya menjilat bibirnya seolah tak ingin menyisakan setetespun cairanku.

akupun duduk menghampirinya, ia membantuku melepaskan apa yang tersisa dari kemejaku dan membuang braku sembarangan sehingga aku sepenuhnya polos dihadapannya.

Jonathan kembali mencumbu leherku dan menghisapnya dalam meninggalkan tanda disitu dan turun memjilati payudaraku sementara tanganku berusaha melepaskan celana kerjanya.

Saat celana kerja itu sudah lolos dan hanya tersisa boxsernya aku langsung menggulingkan tubuh Jonathan sehingga aku berada diatasnya sekarang.

"Kau benar-benar cantik Rene" ucapnya lembut sembari membelai pipiku yang kubalas dengan kecupan ringan dibibirnya lalu jilatan tak berarturan didadanya, ku bentuk lingkaran abstark didada dan perutnya yang membuatnya mengerang kuat dan kejantanannya makin mendesakku.

ciumanku semakin ke bawah sampai dipinggir boxernya, ku turunkan celana yang menggangu itu sedikit sampai terlepas seluruhnya lalu terlihatlah kejantanannya yang sudah membengkak minta dipuaskan.

ku mulai menjilat kepalanya sedikit lalu turun kebawah sampai pangkalnya dan aku masukan kejantanannya kedalam mulutku, dapat kudengan geraman Jonathan membuatku semakin bersemangat memaju mundurkan kepalaku.

saat tanganku mulai bermain dengan dua bolanya Jonathan langsung menariku sampai aku berada dibawahnya lagi.

"apa yang kau lakukan itu sangat hebat sayang, tapi aku sudah tidak tahan lagi" ucapnya semabari memasukan kejantananya kedalamku yang kubalas dengan melingkari kakiku dipinggulnya.

"dasar tidak sabaran" bisiku tepat ditelinganya yang kuhadiahi gigitan lembut membuatnya terkekeh.

Jonathan bergerak perlahan seolah ingin menikmati segalanya, lalu ritmenya bertambah cepat gerakan pinggulnya membuatku melayang saat orgasmeku sudah didepan mata Jonathan menghentikan semua gerakannya membuatku kesal dan melotot padanya.

Jonathan lalu membalikan tubuhku dan mengecup punggung telanjangku.

"dasar tidak sabaran" ucapnya membalikan kata-kataku.

diapun berlutut di belakangku lalu bokongku diangkatnya sampai aku menungging dibuatnya.

"kita belum sempat mencoba gaya ini, apa kau keberatan Rene?" tanyanya sambil terus mengusap bokongku dan diremasnya lembut membuatku mendesah.

"aku tak keberatan" desisku menahan gairah, Jonathan menampar bokongku sampai menimbulkan suara nyaring membuat gairahku semakin terpacu.

lidahnya menjilati bokongku dan mulai makin berani sampai ke lubang analku, membuatku terpekik pelan.

"nanti..., aku akan memasukimu juga disini" lidahnya menusuk-nusuk lubang anaklu dengan semangat, lalu mulai turun ke vaginaku.

"astaga Jonathan, cepat masuki aku" suaraku terdengar benar-benar frustasi sekarang.

akhirnya Jonathan menghentikan aksi menyiksanya lalu mulai menegakan punggungnya dan mengarahkan kejantananya kepadaku.

kudengar dia mengeram bersautan dengan desahanku. Sial ini lebih nikmat!.

Jonathan lalu memajukan pinggulnya dan mulai mempompanya, tangannya menahan pinggulku.

dijilat dan dikecupnya leherku yabg berkeringat.

"lebih cepat Jo, please" mohonku, dan Jonathan menurutinya.

gerakannya membuat payudaraku memantul yang langsung diremasnya, lalu tangannya berpindah membelai klistku membuatku menjerit.

"Jo aku sudah tidak tahan, a..ku.. ahhh" dan aku pun keluar, menjerit dengan nikmat sementara Jonantan mengejar kepuasnya sendiri sampai ku dengar dia menggeram dan amburk disampingku membawaku dalam pelukannya.

"kau tetap masih sama liarnya" ucapnya sembari mengecup pundak telanjangku dan membelai lenganku.

"ini tidak benar Jo" protesku sambari berbalik menghadap dia.

"apa yang tidak benar Rene? kau single akupun sama, kau menyukai sexnya apalagi aku! yang berbeda hanya jenis kelamin kita. Dan kita tidak memiliki hubungan darah apapun"

"tapi kau bosku" cicitku kecil menundukan kepala.

"bos yang bisa membuatmu menjeritkan?" Jonatan makin tergelak setelah aku memukul dadanya.

"lebih baik kita tidur besok kita masih ada pekerjaan" bisiknya didekat telingaku, mengecupnya kecil lalu mulai mengigitnya membuatku mendesah.

"bukan kah kau bilang kita ada pekerjaan besok?" tanyaku saat ciumannya sudah berpindah keleherku dan bisa kurasakan sesuatu yang keras menekan perutku.

"ini juga termasuk pekerjaan yang harus ku jalankan dengan penuh tanggungjawab dan energi yang kumiliki"

aku langsung tertawa nyaring saat mendengarnya, apa lagi melihat ekspresi serius dia saat mengucapkannya"

mulutku langsung dibungkam oleh mulutnya saat tawaku tak berhenti juga, digantikan oleh desahan dan erangan saat tangannya kembali mencari titik sensitif ditubuhku.



Vote san Comen jangan lupa!!!
.
.
.
.
Tbc

NEW YORK MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang