Extra Part

7.5K 305 14
                                    

Sebelum membaca saya mau bertanya pada para pembaca budiman, apakah ada diantara kalian yang punya judul yang bagus untuk cerita ini? karena saya tahu judulnya gk nyambung bgt tapi otakku buntu kalo soal beginian hehehehhe makasih sebelumnya.



"Henry Joesep Constara IV! kembali kesini!"

Aku melangkahkan kakiku semakin cepat mengejar anak lima tahun itu, sungguh kelakuannya benar-benar mirip tarzan!

"Mommy! Daddy memaksaku memakai jas itu lagi!"

Henry segera memeluk kaki Rene yang sedang mengeringkan rambutnya di depan meja rias, Rene segera menaruh alat berisik itu dan melihat kearah Henry dengan pandangan mata teduhnya.

"Henry kau tau ini adalah ulang tahun hotel Daddymu, jadi tentu kau harus memakai jas sayang"

"tapi jas itu membuatku berkeringat Mom! apa lagi Daddy memilihkanku warna maroon! aku jadi mirip badut!"

"ini warna elegan, dan jangan berani bilang bahwa jas ini membuatmu gatal juga aku khusus memesan ini dengan bahan terbaik"

Hanry memajukan bibirnya dan memandang Rene dengan wajah andalannya saat merajuk.

"bisakah aku hanya memakai kemeja Mom?"

Rene mengelus wajah Hanry dengen lembut dan memandang wajahnya dengan pandangan mata sabar.

"Daddymu juga akan memakai jas sayang, apa kau tidak mau menemaini dia terlihat tampan? dan Mommy juga akan memakai dress ini walaupun menyebalkan tapi ini hanya untuk beberapa jam oke?"

Henry menghembuskan nafas lelah sebelum berbalik menatapku dan jas itu dengan pandangan jijik.

"baiklah!" Henry mengambil jas itu dengan kasar dan berjalan cepat kembali ke kamarnya.

"sudah kubilang jangan menamainya dengan nama Ayahku dia pasti menjadi liar"

"dia anak yang bertanggungjawab jo, dia hanya tidak suka memakai jas"

Aku menarik nafas panjang sebelum memfokuskan pandanganku ke Rene, Dress merahnya satu tingkat lebih terang daripada rambutnya dan kalung dengan berlian hijau itu membuat dia tampil memukau. Sial bahkan setelah tujuh tahun menikah aku masih tetap terpukau padanya

"Jonathan!"

"ha apa?"

"aku memanggilmu dari tadi! tolong kaitkan kalung ini"

Aku segera berjalan kearahnya dan mengaitkan kalung itu dengan mudah dan mengecup lehernya.

"kau yakin kita pergi ke hotel? kita bisa di rumah saja little angel bisa keluar kapan saja"

Rene segera membelai perut besarnya dan terkekeh pelan

"dokter bilang masih satu atau dua minggu lagi jo, kurasa aku masih bisa tersenyum dan berbasa basi pada kolegamu selama dua jam kedepan"

"oke tapi jika kau sudah lelah kita langsung pulang"

Rene hanya mengangguk sebelum berjalan ke bawah menemui Henry dengan wajah cemberutnya.

"hey kau akan menjadi seorang kakak dan seorang kakak harus lebih dewasa dripada adiknya, yang artinya kau harus lebih banyak tersenyum daripada cemberut" 

Aku berlutut di depan Henry sambil mengacak rambutnya, Henry hanya menghela nafas dan mengangguk.

"Tenang saja Dad, aku akan menjaga Angel, aku hanya tidak suka memakai jas"

"that's my boy! Ayo kita berangkat sebelum kakekmu meneriaki kita"

Aku menganbil tangan Rene yang sedari tadi diam saja dan menuntunnya menuju limosin yang telah siap. Sepanjang perjalanan Henry dan aku berbicara mengenai teman-temannya di taman kanak-kanak. Dia kesal karena disana ada seorang bocah yang sering di ejek dan di bully oleh yang lainnya. Gaya bicaranya benar-benar seperti pria dewasa, well Bibiku bilang Henry junior ini benar-benar mirip Henry Senior, ayahku sewaktu kecil.

NEW YORK MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang