Ngak bakalan banyak komentar, karena gue baper sendiri sama cerita yang gue buat sendiri...
Enjoy It!
Saran nih!
Sambil dengerin lagu Shania Twain - From This Moment ;)
...........................
2 minggu setelah lamaran...
"yang bagus yang mana deh undangannya?" Tanya yuki meminta pendapat Stefan. Dia menunjukan beberapa contoh desain undangan yang akan mereka gunakan.
"kamu suka yang mana" Stefan yang duduk di sofa dismaping yuki pun bertanya balik.
"aku suka yang dua ini, tapi bingung mau pilih yang mana" yuki menunjukan 2 desai undnagan yang berbeda, di tangan kanan yuki terdapat undangan dengan warna putih tulang terlihat simple dan rumit secara bersamaan karena cuttiig atas yang mempercantik dan terlihat rumit undangan tersebut seedangkan di tangan yuki terdapat sebuah undangan dengan corak full batik berwarna coklat ditambah dengan ukiran di tengah pertemuan ujung kertas yang dilipat.
Stefan melihat satu persatu dan memperhatikan kedua undangan itu. Fyi, sebernya Stefan itu perfeksionis loh kalau urusan pekerjaan. Dan hal-hal lainnya.
"yang ini" Stefan memperlihatkan desain undangan yang ia pilih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"kenapa pilih yang ini?" Tanya yuki penasaran.
"yang batik itu terlalu biasa, bagus sih kayaknya bagusnya Cuma karena ada batiknya sama coraknya aja deh. Kalau yang ini aku suka konsep nya, di dalemnya bisa disisipin cerita kita, dan konsep undangannya ngak langsung to the point gitu, trus cutting atasya juga bagus" jawab Stefan santai. Yuki mengangguk membenarkan ucapan Stefan.
"oke,mba saya mau desain yang ini" kata yuki pada mba dari Wedding Organizer yang menangani maslaah pernikahannya.
Pernikahan yuki dan Stefan akan dilaksanakan sesuai dengan rencana awal. Semua konsepnya sudah dibicarakan dengan smeua pihak keluarga. yakni pernikahan mereka akan menggunakan konsep jawa mengikuti asal usul dari calon pengantin wanita yaitu yuki yang memang lahir di malang.
Akhir-akhir ini Stefan dan yuki juga disibukan oleh keperluan-keperluan untuk pernikahannya. Mereka harus banyak berkonsultasi dengan WO yang menangani pernikahan mereka. Seperti sekarang memilih undangan, kemarin yuki dan Stefan sudah mulai mengukur ukuran tubuh masing-masing di butik kenalan mama Stefan, untuk pembuatan baju pengantin mereka. Dalam segala keribetan persiapan pernikahan mereka. Akhir-akhir ini tak jarang Stefan dan yuki beradu mulut untuk entah itu karena Stefan yang seolah tak peduli, dan yuki merasa Stefan hanya ingin enaknya saja, ataupun keduanya saling mempertahankan pendapat masing-masing mengenai hal-hal lainnya mengenai pernikahannya. Tapi pertikaian tersebut tak berlangsung lama karena diantara mereka pasti ada yang mengalah, terutama lebih banyak Stefan yang mengalah. Wkwkwk