"bunda!" seru elang pada bundanya yang tengah berbaring menyamping dihadapannya sambil menepuk punggung elang pelan berniat untuk menina-bobokan anaknya.
Yuki berdehem menjawab seruan anaknya. "bunda! Apa bunda akan punya adik kecil lagi?" elang mendongakan kepalanya menatap bundanya. Yuki terperanjat mendengar ucapan elang barusan.
"eh, kenapa nanya gitu?" Tanya yuki bingung. Pertanyaannya hanya dibalas gelengan dari elang.
"emangnya elang mau punya adik?" Tanya yuki pelan. Elang langsung mendongakkan kepalanya menatap yuki kembali tapi berbeda kini tatapannya berubah menjadi tajam.
"Enggak, elang ngak mau punya adik" jawab elang spontan. Membuat yuki terkekeh. "kenapa?"
"ngak mau bunda, jangan kasih elang adik" jawab elang pelan. Yuki hanya tersenyum kecil teringat kejadian setahun setelah elang lahir. Sesuatu yang mengharuskan dokter mengangkat rahimnya. Dengan kata lain yuki tak bisa kembali hamil. Tapi hal itu tidak membuat yuki dan Stefan kecewa karena toh mereka sudah dikaruniai seorang pangeran tampan. rasa sedih dan kecewa pun tak dapat disembunyikan pada awal mereka mengetahui hal tersebut tapi dengan hadirnya elang di tengah-tengah mereka membuat mereka bisa menerima semuanya dengan berjanji akan menjadi orang tua yang baik bagi elang malaikat kecilnya.
"iya ngak akan kok" jawab yuki sambil mengecup pipi elang gemas. "kenapa sih emangnya? Kok tiba-tiba nanyain adik?" Tanya yuki sekali lagi masih penasaran. Elang menrik napas untuk menjawab pertanyaan dari bundanya "bunda, elang kan udah gede, elang pengen dipanggil kakak" yuki cengo mendengar ucapan elang. Merasa geli denga apa yang dikatakan elang barusan. "kalau mau dipanggil kakak berarti harus punya adik dulu dong" goda yuki. "Enggak mau" pekik elangmembuat yuki tertawa. "iya-iya sekarang kakak tidur udah malem, besokkan sekolah" ucap yuki smabil merengku anaknya ke pelukannya. Siap untuk mengantaranaknya untuk menjelajahi alam mimpi. Elang benar, elang sekrang sudah tumbuh dengan sangat baik dengan umur yang memasuki tahun kelima ia tumbuh dengan sangat menggemaskan. Walaupun tak dapat dipungkiri oleh yuki jika elang memiliki sifat keras kepala yang terkadang membuat yuki dan Stefan keawalahan menghadapi sifatnya yang satu itu.
"Selamat tidur bunda" elang mengecup bibir yuki sekilas. Yuki turun dari ranjang elang berdiri di samping ranjang untuk menarik selimut sampai batas leher elang.
"Selamat malam juga sayang, bunda sayang kakak" yuki tertawa kecil. Betapa lucunya panggilan baru untuk elang. "have a nice dream" yuki mencium lembut pelipis elang.
....
Yuki berjalan kearah meja dima asuaminya tengah mengerjakan pekerjaan yang ia bawa tadi dari kantor. Yuki meghampiri suaminya saat dirasa elang sudah terlelap dalam tidurnya. Dan bermaksud untuk mengajak suaminya untuk beristirahat.
"Kerja terus, ngak bosen apa?" yuki berjalan kea rah Stefan yang sedang bergelut dengan laptopnya yuki berdiri tepat di hadapan meja kerja Stefan. Stefan yang mendengar pertanyaan yuki pun tidak berniat menjawab ia hanya tersenyum lembut sambil menatap yuki. "Elang udah tidur?" tanya balik Stefan tanpa menjawab pertanyaan istrinya. Yuki mengangguk kecil "udah, tidur yuk yah, udah malem nih"
"sebentar bunda, ayah masih ada kerjaan, bunda tidur duluan aja" ujar Stefan santai sambil menekan-nekan jarinya di beberapa keyword laptopnya. Dengan santai yuki mendorong layar laptop tersebut dengan otomatis laptop menjadi tertutup. "Udah malem, ayo tidur, kerjaannya kan bisa dikerjain besok." Ujar yuki membuat Stefan mau tak mau menghela napas berat dan menuruti kemauan istrinya. Ia beranjak dari kursi kerjanya dan berdiri tepat di depan yuki menatap yuki lekat. Cukup lama mereka berdiam diri menikmati pemandangan wajah masing-masing hingga tiba-tiba yuki mengecup sekilas bibir Stefan membuat Stefan terkejut atas tingkah istrinya tersebut.
"eiyy, bunda nakal nih nyuri ciuman, lagi dong bunda" ujar Stefan polos. Yuki memukul lengan Stefan reflex. "Dasar, ayo tidur!" ajak yuki sambil menggandeng lengan suaminya dan disambut Stefan dengan kekehan kecilnya. Mereka beranjak dari tempat itu menuju kamar mereka.
.....
"ayah mau dengerin cerita ngak?" kini mereka tengah berbaring di kasur king size mereka. Dengan yuki yang menyandar di dada Stefan dan dengan Stefan yang memeluk istrinya sambil membelai rambut panjang yuki sambil sesekali ia mengecup puncak kepala yuki yang mudah dijangkaunya.
"cerita apa?" yuki tertawa kecil. "Elang" ucap yuki singkat.
"emangnya jagoan ayah kenapa?" Tanya Stefan penasaran. Yuki tertawa kecil mengingat percakapannya dengan elang tadi. "dia tadi nanya aku, katanya 'bunda, bunda mau punya adik kecil lagi?'." Stefan menautkan kedua alisnya. "kok tumben nanya-nya kaya gitu?"
"makanya aku juga bingung. Terus aku Tanya dia emangnya dia mau punya adik lagi, terus dia jawab enggak-nya cepet banget yah. Hahha... ekspresi mukanya itu loh yah yang bikin gemes" cerita yuki sambil menggesek-gesekan mukanya di dada bidang Stefan. "dan yang lebih lucunya lagi, ujung-ujungnya dia bilang dia pengen dipanggil kakak. Aneh banget ngak sih yah?" lanjut yuki kali ini ia mendongakkan kepalanya menatap wajah Stefan yang setengah mengantuk. "emangnya bunda ngak nyadar ya? Elangkan emang udah gede ya wajar aja sih dia pengen dipanggil kakak, untuk mendewasakan diri" jawab Stefan ngelantur. "ayah ngomong apa sih?" yuki mencubit pipi kanan Stefan membuat stefan meringis kesakitan. "sakit bunda, ayah ngantuk, udah ah tidur yuk!" stefn mengeratkan pelukannya. Saat mata mereka hendak terpejam suara dari arah pintu kamar mereka terdengar suara ketukan pintu yang begitu nyaring membuat mereka harus menunda acara tidur mereka. "bundaaaaa.....ayaahhh" itu suara elang yang memanggil kedua orang tua mereka. "masuk nak" langsung saja yuki memerintahkan anaknya itu untuk memasuki kamar mereka beberapa saat kemudian muncullah sosok kecil itu saat pintu mulai terbuka lebar tak lupa ia juga menutupnya kembali saat akan menghampiri kedua orang tua dia. "ada apa?" Tanya yuki saat elang sudah berada di pinggir ranjang mereka. yuki menganggkat kepalanya tapi tidak dengan tubuhnya yang masih terbaring sedangkan Stefan hanya menoleh kea rah elang dan memperhatikan anaknya dengan tatapan mengantuk. "bunda, aku pengen pipis."jawab elang polos disertai delikan dari ayahnya. "kenapa ngak pipis sendiri aja, kan di kamar kamu juga ada kamar mandi" protes Stefan. "ngak mau, elang takut kalau sendirian" elang menurunkan nada bicaranya. "kan elang udah gede masa pipis aja harus dianter sama bunda, masa udah jadi kakak ngak mandiri sih" elang hanya mengerucutkan bibirnya dan menunduk. "elang juga udah suka mandi sendiri kok yah" jawab elang pelan dan polos. Yuki yang mendengarnya langsung tertawa. Yuki turun dari ranjangnya menghampiri anaknya. "mandiri itu bukan mandi sendiri sayang, mandiri itu artinya kamu itu harus melakukan sesuatu sendiri." nasihat yuki saat yuki telah meredam tawanya. Yuki mengulurkan tangan nya pada elang untuk menuntunnya ke kamar mandi. Dan disambut tangan mungil elang. Mereka berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamar Stefan dan yuki. Stefan memperhatikan keduanya dari atas ranjang. Dia tertawa kecil saat mendengar jawab elang tadi. dia menggelengkan kecil kepalanya mengingat betapa lucu anaknya. Yuki benar elang semakin menggemaskan.
Setelah beberapa saat yuki dan elang pun keluar dari kamar mandi. Mereka kembali menghampiri Stefan. "mau tidur disini?" tawar yuki pada elang dan langsung dibalas dengan eanggukan oleh elang. Elang naik keatas ranjang orangtua nya dia merebahkan tubuhnya di tengah-tengah yuki dan Stefan. "mau dipeluk siapa? Ayah atau bunda?" Tanya yuki sekali lagi. "ayah" jawab elang mantap. "ayah ngak mau elang ah" cetus Stefan membuat elang menatapnya tajam membuat Stefan tertawa kecil. "Siniii, jagoan manja ayah" Stefan merengkuh tubuh kecil elang agar tidur lebih dekat dengannya. Elang berbaring menyamping menghadap ke arah ayahnya ia mengulurkan kedua tanganya menangkup di kedua pipi Stefan kebiasaanya jika ia tidur bersama Stefan. yuki menepuk pantat elang gemas ia mencium pipi elang dengan gemas juga membuat elang risih. "iiiihhh bunda" protes elang karena yuki menciumnya terlalu lama. "ayahhh bunda nakal" lapor elang pada ayahnya. "entar ayah kasih hukuman bundanya, sekarang kakak tidur, udah malem" ucap Stefan dengan menggunakan penekanan kata saat dia menyebut kakak pada elang. Elang dan Stefan mulai memejamkan kedua mata mereka. Yuki mengecup pipi Stefan dan elang. " Selamat malam jagoan-jagoannya bunda" ia membaringkan tubuhnya dan ikut memeluk elang dan Stefan. mereka bertiga bersiap untuk mengarungi dunia mimpi mereka. Sudah cukup untuk hari ini. dan esoknya mereka akan menyambut hangatnya matahari di esok hari untuk kembali megukir cerita bahagia kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Just About Us (Slow Update)
FanfictionCerita Ini hanya KARANGANdan bersifat fiktif, dengan menggunakan cast Yuki dan stefan sebagai visualnya. [Cerita di private]