Mirip Kaya Bunda

4.4K 326 22
                                    

Cerita ini terlahir karena inspirais mendadak. dan untungnya jadi ini cerita wkwkwk.. maaf ya untuk segala kekurangnnya...

minta comentnya donks biar semangat buat lanjut ceritanya.. hihihii



Stefan menyandarkan tubuhnya pada bagian depan mobilnyasambil sesekali melirik jam tangan nya yang telah menunjukan pukul 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stefan menyandarkan tubuhnya pada bagian depan mobilnyasambil sesekali melirik jam tangan nya yang telah menunjukan pukul 11.00 siang.Stefan menunggu putra semata wayangnya keluar dari sekolahnya. Hari ini karenadirinya sedang tidak sibuk ia yang mendapatkan gantian menjemput elangdisekolahnya berhubungan yuki juga tidak bisa menjemput elang hari ini.

"Ayaaahhh!!!" teriak elang dari arah gerbang sekolah elang. Stefanpun langsung berjalan keraah elang yang sudah berteriak memamnggilnya dengansemangat.

Heup. Elang memeluk ayahnya yang sudah menunduk menyambutdirinya. Stefan melepaskan pelukannya setelah beberapa lama. Ia menatap anaknyadari ujung kaki hingga ujung rambutnya memastikan bahwa tidak ada yang kurangatau pun terdapat sesuatu pada anaknya. Ini adlaah kebiasaan stefan jika diayang menjemput elang disekolahnya karena stefan termasuk orang tua yang overprotektif pada anaknya.

" gimana sekolahnya hari ini? Elang ngak nakal kan?" tanyastefan sambil memasangkan sabuk pengaman pada anaknya saat mereka sudah beradadi dalam mobil. "enggak dong, elang hari ini belajar nyanyi sama ibu guru"jawab elang dengan semangat. Selama perjalanan diisi dengan obrolan anak danayah ini. "nyanyi apa sama ibu guru?" tanya stefan lagi tanpa mengalihkanpandangannya dari jalan didepannya. "rahasia, nanti elang mau tunjukin ke bunda"ucapan elang sontak membuat stefan terkekeh geli melihat tingkah anaknya.

"Ayah! Bunda kemana? Kok ngak jemput elang?" elang menatapayahnya penasaran. "bunda lagi di rumah sakit jagain eyang buyutnya elang. Jadielang pulangnya sama ayah" jelas stefan membuat elang mengangguk-ngangguk. Stefanmengelus rambut anaknya gemas.

"Ayah kok kita kesini? Ngak pulang? Ngak jemput bunda?"elang bertanya kembali setelah stefan mengajaknya keluar dari mobil sesaatsetelah dia memarkirkan mobilnya di parkiran kantornya. Stefan menggandengtangan elang untuk berjalan bersamanya.

"elang main aja dulu disini, nanti kita pulang sekalianjemput bunda" jawab stefan.

"kenapa ngak pulang yah?" stefan menghela nafas mencobabersabar dengan pertanyaan-pertanyaan elang yang tiada hentinya.

"Di rumah kan ngak ada siapa-siapa, bibi kan lagi ngak adadi rumah, emangnya elang mau di rumah sendiri" jelas stefan memberikan pengertian."kan ada ayah, elang di rumah sama ayah" tambah elang lagi. "kan ayah masih adakerjaan. Ngak bisa ayah tinggalin, jadi elang mainnya disini aja." Stefan berucaptegas.

"terus yah, baju elang gimana? Elang ngak ganti baju? Ntar kalobaju elang kotor gimana?" stefan mendesis memijat kepalanya sebentar. "elang,ayah ngak bawa baju ganti buat elang. Jadi elang pakai baju sekolah aja duluya. Ngak papa kok kan elang baju sekolah elang masih ada yang lain"

Elang diam tak menanyakan lagi apa-apa pada ayahnya. Selama perjalananke ruangan stefan, banyak karyawan kantor yang menyapa elang bahkan ada yangsesekali mencubit pipi elang. Memang, elang memang menjadi idola di kantorayahnya ini apalagi sebagian perempuan disini menyukai elang karena elangmerupakan anak yang lucu dan tampan. Tak jarang juga dari mereka yang mengajakelang bermain tapi ditolak oleh elang. Stefan tak pernah menghalang-halangianaknya untuk dekat dengan karyawannya.

This Is Just About Us (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang