Stefan terusik dengan gerakan disisi lain ranjang yang ia tiduri. Ditambahlagi dengan silaunya cahaya matahari yang masuk dari jendela kamarnya yang membuatnya terganggu dan membuka matanya perlahan.
"Selamat Ulang tahun ayah" ucap elang pada ayahnya yang masih memeluk guling dan baru membuka matanya saat ia mendengar suara elang di depannya.
" Selamat Ulang tahun ayahnya elang" bisik yuki pelan yang kini berada di sebelah stefan dengan tangannya yang sibuk memegangi cake dengan lilin angka 29. Stefan hanya tersenyum mendengar ucapan istrinya. Lalu ia mengubah posisinya menjadi duduk.
"Makasih jagoan ayah" stefan mengacak rambut elang dengan gemas. Lalu mencium pipi elang secara bergantian.
" Makasih bunda" kini stefan berganti pada yuki. Ia mengecup pipi, dahi, hidung dan bibir yuki singkat.
" Sekarang tiup lilinnya dong yah!" Sahut yuki.
"Emang harus ya bunda kue nya pake lilin umur ayah yang sekrang?" Protes stefan melihat lilin bertuliskan umurnya yang sekarang. Yuki terkekeh mendengar ucapan suaminya tersebut.
"Terima aja kali yah kalau sekarang tambah tua" jawab yuki. Tanpa menyela lagi ia mulai meniup lilin tapi yuki menyelanya terlebih dahulu.
"Make a wish dulu dong, gimana sih!" Sewot yuki.
"Iya...iya... Sewot banget sih bu"stefan mencoleh dagu yuki setelah itu ia mulai memejamkan matanya mulai berdoa kepada Tuhan. Setelahnya ia mulai meniup api dililin tersebut hingga padam. Yuki meletakan kue tersebut di atas nakas disebelah ranjang. Lantas duduk disebelah stefan dan memeluk stefan erat.
" Bunda, aku juga mau dipeluk" elang merangkak ke pangkuan stefan dan mulai memeluk ayah dan bundanya. Sesaat mereka terlarut dalam hangatnya pelukan masing-masing. "Udah ah, gerah" cetus elang membuat yuki dan stwfan terkekeh geli. Ia mencubit pipi elang yang kini sedang bermain pspnya sambil tiduran di samping stefan.
"Ayah, maaf aku belum beliin ayah kado" ujar yuki memeluk pinggang stefan kembali.ia meletakkan kepalanya di dadada bidang stefan. Stefan tersenyum dan mengelus kepala yuk sambil sesekali mencium pelipis istrinya tersebut.
"Bagi ayah, ada bunda disini sama elang disini juga udah cukup, kalian kado terindah yang Tuhan berikan pada ayah. Ayah bersyukur banget dengan kamu yang menjadi istri ayah. Itu aja udah lebih dari cukup. Juga ayah bersyukur banget punya jagoan kecil yang ganteng kaya ayahnya" ucap stefan. Yuki mencubit pinggang stefan membuat stefan meringgis kesakitan.
"Huuu pede banget sih!" Protes yuki.
"Emang iya kan?" Bela stefan tak terima. Yuki memutar bola matanya.
" Iya deh" balas yuki tak rela masih dalam posisi berpelukan keduanya terdiam. Terdiam untuk beberapa menit.
"Bunda, ini jam berapa?" Yuki melepaskan pelukannya pada stefan dan menoleh kearah jam dinding.
"Jam 7 pagi" ucap yuki pelan.
"Ini hari apa?" Tanya stefan kembali.
"Senin" merasa ada sesuatu yang ia rasakan. Stefan melihat kearah sampingnya dimana elang tampak masih asyik bermain.
"Dia ngak sekolah?" Tanya stefan sambil menautkan sebelah alisnya. Yuki terlonjak dan langsung berteriak.
"Elang ayo cepetannn mandiiiii, kamuu bakalan terlambatt pergi kesekolah" teriak yuki membuat elang terbangun dari posisi tidurnya keduanya sama-sama terkejut.
"Bunda gimana sih, aku jadi telat masuk sekolah kan!" Omel elang sambil berlari di atas ranjang untuk menghampiri yuki.
"Maaf bunda lupa" jawab yuki sambil menggenggam tangan elang untuk pergi bersamanya menyiapkan segala kebutuhan elang untuk sekolah. Stefan yang melihat pemandangan seperti itu pun hanya tertawa kecil melihat tingkah lucu anak dan istrinya. Dalam doa Di hari ulang tahunnya kali ini dia meminta Tuhan agar terus memberikannya kesempatan untuk bisa lebih membahagiakan orang-orang yang ia sayangi terutama elang. Anak semata wayangnya.----fin----
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Just About Us (Slow Update)
FanfictionCerita Ini hanya KARANGANdan bersifat fiktif, dengan menggunakan cast Yuki dan stefan sebagai visualnya. [Cerita di private]