Sore itu sejak kedatangan sahabat nya Jefry, wisnu melamun hanya dia seorang. diruang kamar rawatnya, penuh dengan aroma obat-obatan, dan mesin deteksi jantung wisnu disebelah kirinya, serta jarum infus disebelah kanan tangan nya, tak ketinggalan alat bantu nafas wisnu.
*gue bikin apa ya buat yuna* batin nya berbicara.
*gue bisa apa kalo lagi gak berdaya gini* keluh wisnu
*mau duduk aja sulit, ngomong aja terbata-bata, udah bisa melek aja bersyukur banget duh.. ya allah bantu kek, mau perjuangin seseorang nih* memejam kan matanya.
Kemudian ka Geraldi tiba-tiba datang.
Kreeekkkk...
"Assalamualaikum"Sapa Gerald.
"Assalamualaikum wisnu anak mama"susul tata dibelakangnya.
Mereka segera menghampiri wisnu, mengisi kursi kosong disebelah kanan dan kiri wisnu dimana wisnu berbaring.
"Wisnu udah bangun yaa, mama bawa roti bakar buat kamu, kata dokter sih gaboleh makan yg bakar2 gitu. Tapi buatan mama sekali aja gpp ya hehe"Ujar tata antusias.
"Bu-ku"perintahnya.
"Buku? Buat apa?"Gerald mengerutkan dahinya.
"Buat apa sayang?"Tata dan Gerald saling menatap.
"Bu-ku"perintahnya sekali lagi.
"Oh iyaiya tunggu, Gue ambilin"
"Nih"susul gerald.
"Apa yg mau kamu tulis?"Tanya tata serius.
[Ma, bantu wisnu]
Tata hanya berusaha memahami tulisan anaknya tersebut yg kurang jelas.
"Ban--- ohh bantu, bantu apa sayang? Mama ada disini"Respon tata sigap.
[Aku mau nyatain perasaan ke seseorang ma]
"Perasaan? Ah gue tau, yuna kan?"jawab Gerald yakin.
"Ih, kamu diem dulu, biar ade kamu nulis lengkap"Elak Tata.
[Aku suka sama yuna ma]
"A-ku, oh aku iya!"
"Nah kan bener ma dia suka sama yuna hahaha"susul Gerald tertawa kecil."Kamu berisik ih, tunggu dulu"Oceh Tata.
"Terus, mama bantu apa nu?"susul Tata seraya membantu.[Tolong, kasih surat ini buat Yuna yg udah aku bikin dari awal aku suka sama yuna ma]
Kemudian wisnu memberikan selembaran kertas biru muda, bergambar bulir air hujan dan 2pasang kartun sedang memegang Payung.
"Ini apa?"Tanya tata serius.
Tata dan Geraldi putra sulung nya pun saling bertatapan. Seakan menaruh pertanyaan dimata masing-masing.
[Kasih gelang ini juga ma, gelang yg dulu mama beli waktu aku umur 10tahun, belum aku buang ko ma. Udah aku betulin yg rusak nya]
Airmata Tata seketika jatuh membasahi dada wisnu yg sedang berbaring, ia terharu akan tanggung jawab anaknya yg begitu besar. Meski hanya gelang, yg terbuat dari Tali sepatu berwarna Biru tua dan mempunyai 3 baris tali. Baginya itu bentuk penghargaan dari wisnu anak bungsunya.
"Ma-ma.. Ja-ngan na-ngis"Ujar wisnu terbata-bata.
"Iyaa sayang maaf, makasih. Mama sayang banget sama wisnu. Nanti kalo wisnu udah sembuh kita pergi ketempet dulu kita main yaa sayang"sambil menahan desir airmatanya.
Wisnu menggeleng pelan.
Seakan tidak seiya dengan Tata ibu tercintanya."Gue yg sampein ini ke Yuna, lo gausah kawatir"ujar Gerald menenangkan ibunya.
Wisnu hanya tersenyum melihat perkataan kaka nya itu.
Chaper ini sedikit yaa. Gpp ya? Ga ngefeel ya? Abis cerita ini ada yg paling bikin ngakak ni ceritanya. Pokonya ditunggu aja yaaaa.
Vote and comment ditunggu.Seeyou😍
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DAN KITA
Teen Fiction"To: Wisnu aksara Orang bilang benci bukan benar2 benci, tapi melainkan cinta yg sebenarnya, tuhan telah menurun kan Hujan bersamaan dengan kehadiran mu yg tak sengaja, aku menemukan kembali cinta dan mimpi ku yg baru, aku ingin setiap hari Hujan, a...