HUJAN DAN KITA 24

1.6K 37 0
                                    

"Silahkan mas, ice cream mix berry sama duren choco nya, selamat menikmati"Ujar sang pelayan es krim. Wisnu hanya mengangguk perlahan sambil tersenyum. Kemudian mereka berdua menelan es krim tersebut. "Kenapa lo mau ngajak gue damai gini"Tanya nya sambil melahap es krim. "Gak apa-apa, gue cape berantem sama lo terus"memainkan cairan es krim nya. "Oh"jawab singkat yuna. "Lo emang dari lahir jutek apa gimana sih?"ledeknya. "Kenapa? Lo gasuka?!"menaruh sendok es krim. "Bukan begitu, abis dari awal gue kenal lo, gue gapernah liat lo ga marah-marah"ujarnya. "Berisik lo! Gausah bikin mood gue ancur deh"kesalnya. "Iyaiyaa maaf"yuna dan wisnu masih dengan es krim nya masing-masing. "Na?" Panggil nya. "Apa?"melihat wisnu. "Gue mau ngomong sama lo"wisnu mulai serius dengan perkataan nya. "Ngomong aja"katanya sambil memutar-mutarkan es krim. "Emm.. sebenernya gue.."belum lengkap ucapan wisnu tiba-tiba handphone yuna berdering.
☎ Ibu
"Hallo yuna? Kamu dimana? Ko belum pulang?"
📞 Yuna
"Hallo bu? Iyaa bu yuna lagi di toko buku bu, iyaa bu iyaa yuna pulang abis ini"
☎ Ibu
"Yaudah cepet yaa, udah sore diluar mendung sayang"
📞 Yuna
"Iyaaa bu iya, ini yuna pulang ko bu"
☎ Ibu
"Yaudah hati-hati yaa na"
📞 Yuna
"Iyaa ibu"
Yuna menutup telepon ibu nya dan ingin segera pergi dari toko es krim tersebut. "Yuna? Lo mau kemana? Gue belom selesai ngomong"ucap wisnu. "Gue mau balik, ibu gue udah nelepon, ngomong nya besok aja disekolah"mengambil tas nya dari kursi. "Bareng gue aja, gue yg anter pulang"tawarnya. "Gausah, gue bisa naik ojek"tolaknya. "Please bareng gue"memasang wajah melasnya. "Emm, oke, gak lama ya"dengan nada tergesa-gesa. Wisnu dan yuna segera keluar dari Mall tersebut dan pulang kerumah bersama wisnu. Mereka sudah keluar dari mall dan sedang dalam perjalanan, yuna melihat langit, terlihat kurang bersahabat *pasti mau hujan deh aduh* pikir yuna. "Nu, agak cepetan ya mau ujan"cemasnya. "Iyaa na, iyaa"dengan paniknya wisnu menancap gas. Masih dalam perjalanan ternyata hujan sudah turun deras sekali sampai yuna memayungkan kepalanya dengan tas berisi buku-buku. "Aduh nu, ujan lagi kita neduh dulu yuk cepet"menepuk-nepuk pundak wisnu. Wisnu segera memarkirkan sepeda motornya disebelah warung mie ayam belum jauh dari daerah mall tersebut, dalam keadaan baju yg sudah terlanjur basah. "Na, ujan nih gimana?"tanya wisnu. "Yaudah tunggu sampe berenti, susah banget"ketusnya. "Maksud gue lo diomelin ibu lo gak? Marah2 mulu"wisnu ikut kesal. "Ko lo jadi marah-marah sama gue? Yaudah gue pulang sendiri gausah anter-anter gue!"masih dengan kekesalan yuna, yuna berlari dari warung tersebut. "Na.. yuna.. maaf gue gak maksud marah-marah sm lo, yunaaaa.."wisnu mengejar yuna dan berlari sekencang mungkin. "Yuna, maafin gue"berhasil menangkap tangan yuna dan meminta maaf kepada yuna. "Apaansi lo, gausah pegang-pegang gue, ngapain lo ngejar gue, toh tadi lo udah marah-marahin gue"geram yuna. "Maaf, gue mintaa maaf na, gue tadi kesel abis lo marah-marah terus, gue juga takut ibu lo marah sm lo, dan lo sakit lagi kaya kemaren cuma itu, ayo kita balik ke warung tadi na, kita tunggu ujan berenti" memegang tangan yuna kembali, kali ini yuna tidak menolak. Yuna mengikuti saran wisnu. Yuna sudah menggigil kedinginan dan hanya menggenggam tangan nya sendiri. Yuna sebenarnya memang takut hujan yg lebat seperti ini, ditambah angin kencang ia seperti phobia akan hujan beruntung hujan kali ini yuna tidak berteduh sendirian, melain kan bersama Wisnu. Kemudian wisnu tiba-tiba mendekati yuna dalam posisi jungkuk dihadapan yuna, "lo kedinginan banget yaa na? Maafin gue yaa"berusaha mengambil hati yuna agar dimaafkan. "Ga..pa..pa.. nu.."berusaha menjawab walau suara yuna terdengar bergetar. "Gue beliin teh anget yaa na, gue gamau lu sakit lagi"lirih wisnu. Yuna hanya menggangguk pelan. Kemudian wisnu memesan 2 gelas teh manis hangat untuk mereka berdua dan memberikan nya kepada yuna. "Ini teh nya"wisnu hanya memandang yuna dengan rasa bersalahnya karna sudah memarahi yuna wanita yg ia sayangi. "Nu... gue takutt"masih dengan nada gemetaran.

HUJAN DAN KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang