Satu

30.4K 1.9K 16
                                    

"Ali udah bilang kan sama mama, Ali ngga mau mama jodohin apalagi sama gadis pilihan mama," ucap seorang lelaki yang bernama Ali.

Aliandra Fathan Bagaskara anak tunggal dari Fathir Bagaskara dan Aliya Syabila. Pewaris tunggal dari Fathaya Corps, yang saat ini menjabat sebagai CEO di perusahaannya.

Saat ini hatinya sedang ingin memberontak mendengar bahwa dirinya akan dijodohkan oleh orang tuanya kepada gadis yang belum dikenalinya. Dengan tegas dia menolak perjodohan ini.

Bagaimana tidak menolak, dia sendiri tidak mengenal siapa gadis itu. Apalagi dia sudah mempunyai kekasih, mana mungkin dia harus memutuskan kekasihnya hanya karena perjodohan ini.

"Kamu harus tetap menikahinya sayang, mama dan papa sudah menjodohkanmu sejak kecil," sergah mamanya.

"Itu benar, papa tidak mau kamu menjadi anak yang durhaka karna membangkang orang tua!" sahut seorang pria paru baya yang tak lain adalah papa Ali.

"Tapi bukan dengan cara seperti ini pa, ma. Ali bisa menentukan pilihan Ali sendiri bukan?!"

"Kamu belum bertemu dengannya sayang, jika sudah bertemu mama yakin kamu pasti akan menyetujuinya."

"Ali nggak akan pernah mau dijodohin sampai kapanpun!"

"Papa tidak mau tahu
, kamu harus menikah dengannya, dengan atau tanpa persetujuan kamu!!!" Papa Ali langsung meninggalkan Ali dan mamanya dengan emosi yang beliau tahan.

"Sebaiknya kamu ikuti dan turuti, kamu ngga akan bisa menolak perjodohan ini." mamanya mengusap punggung Ali seraya meninggalkannya.

Ali memang seorang lelaki yang mempunyai sifat keras kepala dan egois yang tinggi. Tapi dibalik sifatnya itu dia memiliki sifat yang selalu menghormati wanita dan selalu menuruti perintah orang tuanya. Tapi kali ini apakah dia harus menuruti permintaan orang tuanya?

Jujur Ali tidak pernah menginginkan perjodohan ini. Dia tidak mau menikah dengan orang yang baru saja dia kenal. Ali mengusap wajahnya kasar. Hatinya bingung, melawan perintah orang tuanya adalah pantangan baginya. Apa dia harus menuruti perintah orang tuanya? Lalu bagaimana dengan Amora, kekasihnya yang selama ini dia sembunyikan dari kedua orang tuanya?

Sementara di tempat berbeda, gadis berambut panjang itu baru selesai melaksanakan sholat isya dan melipat mukena dan sejadahnya. Wajahnya tampak cantik dan bersih usai melaksanakan kewajiban yang tak pernah dia tinggalkan sedikitpun dan sesibuk apapun. Dihiasinya kepalanya dengan kerudung berwarna merah yang sesuai dengan baju yang ia kenakan.

Setelah selesai, dia duduk di tepi ranjangnya. Nafas beratnya terdengar di kamar itu. Matanya terpejam seolah memikirkan sesuatu yang menjadi beban di hatinya. Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekati ruangan dimana gadis itu berada.

Tok...tok...tok...

"Assalamualaikum nak, apa bunda boleh masuk?" ucap seorang wanita paruh baya yang kini perlahan membuka knop pintu.

"Waalaikumsalam bunda, boleh bunda." jawab gadis itu.

"Kamu sudah sholat isya nak?"

"Alhamdulillah udah bunda." gadis itu tersenyum manis kepada bunda yang sejatinya adalah ibu kandungnya.

"Kamu kenapa nak? Apa ada yang sedang kamu pikirin?" Bunda mengelus kepala gadis itu dengan lembut.

"Ngga bun, Prilly ngga memikirkan apapun."

"Prilly, bunda ini bunda kamu, bunda tau kamu sedang memikirkan sesuatu kan?"

Aprilliya Az-Zahra gadis cantik bermata hazel, pipi chubby, kulit bersih, hidung mancung serta bibir ranum itu hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sang bunda. Memang sebenarnya hatinya kini sedang dilanda gelisah. Tapi apakah dia harus bercerita bahwa dirinya kini sedang bingung mengenai perjodohan yang telah dilakukan mendiang ayahnya dulu?

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang