Lima Belas

25.3K 1.5K 154
                                    

Hey hooo...
Aku nextnya cepetan dikit nih, mumpung ada waktu senggang. Aku panjangin sedikit. Tapi aku ngga tau feel nya dapet apa ngga hehe..

Happy reading ya guys...

****

Seminggu sudah kepergian Am. Semenjak itu pula Ali hanya berdiam diri di rumahnya, berkunjung untuk membujuk Prilly saja, Ali sudah tidak pernah. Kepergian Am bagaikan kepedihan yang mendalam bagi Ali.

Prilly yang berada di rumah bundanya berpikir, biasanya setiap hari Ali akan menemuinya dan berusaha membujuknya untuk pulang ke rumahnya. Tapi akhirakhir ini Ali tidak menemuinya, rasa kehilangan, itu yang dirasakan oleh Prilly.

"Kamu kangen sama Ali ya?" suara bunda mengagetkan prilly yang sedari tadi melamun.

"Ah bunda, kagetin Prilly aja."

"Kamu kenapa melamun terus nak? Bunda yakin pasti Prilly merasa kehilangan Ali ya?"

"Bun, kenapa kak Ali udah seminggu ini ngga pernah kesini ya bun? Biasanya setiap hari kak Ali kesini, bahkan menginap disini walaupun sering Prilly jutekin."

"Mungkin Ali sedang sibuk sayang. Kalo Prilly kangen, kenapa Prilly ngga pulang ke rumah aja?"

Prilly menoleh cepat kepada bundanya. "Prilly masih sedikit kecewa sama kak Ali, bunda."

"Prilly, ini sudah mau memasuki dua bulan. Dan kamu masih berada disini. Ingat nak, Ali suamimu. Pasti saat ini Ali membutuhkan Prilly di sampingnya. Apalagi Prilly belum memberi tau Ali, kalo Prilly sedang hamil."

"Iya bunda, Prilly mengerti. Tapi hati Prilly masih..."

"Ssssstttt..." telunjuk sang bunda mendarat di bibir manis Prilly. "Sayang, lupakan keegoisanmu. Apa Prilly lupa kewajiban seorang isteri kepada suaminya? Bunda yakin Ali benar-benar sudah menyesalinya. Pulanglah."

Mata prilly terpejam, ia menarik nafasnya sejenak. "Apa bunda yakin kak Ali sudah menyesali perbuatannya?"

"Apa Prilly tidak melihat perjuangan Ali selama ini meminta maaf dan membujuk Prilly untuk pulang? Bunda rasa Ali memang sudah menyesalinya."

"Hmm... baiklah bunda. Prilly akan pulang. Terimakasih bunda atas nasehatnasehat yang sudah bunda kasih buat Prilly. Bunda selalu mengingatkan Prilly jika Prilly salah." Prilly memeluk bundanya yang berada di sampingnya. Beruntung Prilly memilliki bunda yang selalu mengerti akan keadaannya.

****

Prilly memasuki rumahnya dengan perasaan bahagia. Rasa rindunya terhadap rumah ini membuatnya tidak sabar untuk masuk dan bertemu dangan bik Sum, terutama dengan Ali.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Bik Sum yang baru datang dari dapur tampak kaget melihat Prilly, matanya terlihat bahagia melihat Prilly telah kembali ke rumahnya.

"Ya ampun non. Akhirnya non pulang juga. Sudah dua bulan non ngga ada di rumah ini."

"Iya bik. Prilly kangen sama rumah ini. Sama bibik juga."

"Ya sudah, mari masuk non."

Prilly menaiki lantai dua dan memasuki kamarnya. Suasana kamar dan wangi khas kamarnya membuat Prilly benar-benar merindukan kamar itu.

"Kenapa rumah ini sepi ya? Kak Ali dan Am kemana? Apa kak Ali sedang mengantar Am kemo?" Prilly mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya.

Prilly kembali ke lantai bawah, kemudian mulai mencari keberadaan Ali. Samarsamar Prilly melihat seseorang yang tengah duduk di tepi kolam renang. Akhirnya Prilly menghampiri orang tersebut.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang