Dua Puluh Tiga

21K 1.2K 80
                                    

Berhubung lagi mood nulis, aku next aja.. Walaupun sebenernya masih BT gara2 kemaren... But ngga apalah ya. tantan kan baik hati...

And tolong jangan komen kata itu aja.Ingat aku lebih menghargai kalian yang hanya memberi vote dari pada komen yang isinya kata itu aja...

Sorry bukan so ,bukan ngerasa udah jadi penulis handal. Aku masih amatiran, tapi hargai sedikit ya...
Thanks

Salam
Tantan^^

***

Usia kandungan Prilly kini sudah menginjak empat bulan lebih. Perut Prilly sudah terlihat membuncit. Namun rasa mengidam Prilly masih saja Prilly rasakan. Untungnya ada Ali yang selalu menjadi suami siaga (siap antar jaga) untuk Prilly.

Bagi Ali menuruti keinginan istrinya adalah hal yang terpenting. Walaupun tidak jarang Ali harus bolak balik kantor karena Prilly yang sering mengidam di saat Ali berada di kantor. Namun Ali melakukannya dengan senang hati agar istrinya bahagia, dan satu hal, yaitu agar calon anaknya tidak ileran.

Bukan hal biasa jika Prilly mengidam dan meminta sesuatu yang aneh kepada Ali. Mulai dari meminta Ali memasak cilok, lalu bernyanyi dangdut di perempatan bersama bencong disana dan disaksikan Prilly. Lalu meminta Ali untuk membuatkan semur jengkol dan yang memakannya Ali sendiri. Bik Sum hanya tersenyum melihat kedua majikannya seperti itu.

Dan hal yang paling ekstrim menurut Ali adalah ketika Prilly menyuruh nya memakai daster ala emak-emak kos, dengan rambut di roll, serta lipstik merah menyala. Mungkin jika memakai seperti itu di rumah, Ali tidak akan keberatan. Tetapi kali ini berbeda, Prilly menyuruh Ali memakainya ke kantor, dan tepat di saat itu Ali ada rapat penting dengan klien.

Ali berusaha membujuk Prilly untuk mengganti rasa mengidamnya dengan hal yang lain, namun Prilly bersikukuh menginginkan hal itu. Jika tidak di turuti Prilly akan mendiamkan Ali selama tujuh hari berturut-turut. Bisa kalian bayangkan bagaimana Ali yang tampan, berwibawa, dan tegas saat di kantor, kini memakai setelan seperti itu. Cucok cyiin....

"Asli kakak malu banget sayang, kalo bukan karena istri kakak yang cantik ini, kakak ogah dah pake daster ibu-ibu kaya begitu." Gerutu Ali pada istrinya yang saat ini sedang bersandar di dada bidangnya.

"Kan ini kemauan dedeq kak. Kok jadi nyalahin Prilly."

"Kakak malu sayang. Kakak di ketawain tau sama klien kakak."

Prilly memegang tangan Ali kemudian mengecupnya lama. "Maafin Prilly ya kak. Bukan maksud Prilly bikin kakak malu. Tapi entah kenapa keinginan dedeq itu suka macem-macem. Maaf."

"Eh eh... bukan maksud kakak ngomong gitu yang. Kakak ngga apa-apa kok. Beneran, cuma ya kakak kaget aja sama permintaan yang amazing itu."

"Iya kak. Maafin Prilly ya kak."

"Udah ngga usah minta maaf gitu ah. Asal istri kakak bahagia dan kemauan dedeq terpenuhi, apapun kakak lakuin sayang."

"Tapi kakak jadinya malu sama klien kakak. Masa ganteng-ganteng pake daster, apalagi lipstiknya merona banget." Prilly membayangkan ketika Ali pasrah saat Ali di dandani oleh dirinya.

"Udah ngga apa-apa. Itu kewajiban kakak buat memenuhi keinginan kamu sayang."

"Makasih kak. Kakak suami yang baik."

"Kamu juga istri yang baik. Kakak yakin kamu akan menjadi teladan dan contoh yang baik untuk anak-anak kita nanti." Prilly tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.

"Aamiin, mudah-mudahan Prilly bisa menjadi istri dan ibu teladan buat anak-anak kita. Biar kita bisa mencapai Jannah-Nya bersama-sama."

"Hah? Janah?" Ali mengerutkan keningnya.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang