Esoknya Prilly sudah terlihat mengemas barang-barangnya ke dalam koper. Hari ini Ali akan mengajaknya tinggal di rumah baru mereka. Prilly terlihat sangat antusias. Ali pun ikut bahagia melihat Prilly sangat antusias untuk menempati rumah barunya.
Prilly yang mengenakan rok berwarna biru dan atasan panjang berwarna pink membuat Ali tiada henti-hentinya melihat aktivitas isterinya. Ali menghampiri Prilly dan membantu Prilly mengemas barang-barang mereka.
"Sebaiknya kamu cepat pakai kerudungmu, sayang. Biar kakak yang mengemas barang-barang kita."
"Baik kak." Prilly tersenyum dan beralih ke meja rias di belakangnya. Dikenakannya kerudung berwarna biru yang menutupi rambut indahnya. Tidak lupa polesan bedak tipis dan lip balm strawberry favorit Prilly menyapu bersih bibirnya.
"Cantik. Bidadarinya siapa sih?" Ali memeluk Prilly dari belakang.
"Bidadari apa peri?"
"Dua-duanya sayang, kamu bidadari surga dan peri cantiknya kakak." Ali menaruh dagunya di pundak Prilly.
"Dan kakak adalah imam tampannya Prilly." Prilly tersenyum dan mengelus tangan suaminya yang melingkar di perutnya. Rasa bahagia sebagai sepasang suami isteri terpancar dari keduanya. Detik inilah kisah rumah tangga mereka dimulai.
***
Rumah berlantai dua menjadi tempat tinggal Ali dan Prilly. Sebenarnya rumah itu adalah hadiah dari orang tua Ali. Sebelumnya Ali menolak hadiah dari orang tuanya, namun mama dan papanya memaksa Ali untuk menerima hadiah itu. Sehingga Ali terpaksa menerimanya.
Dan kini Ali serta Prilly telah sampai di rumah megah itu. Rumah bercat putih berpadu dengan gold mempercantik tampilan rumahnya. Di dalamnya terdapat ruang tamu yang luas, ruang keluarga dengan sofa yang empuk dan LED Tv 52", empat kamar utama dan satu kamar tamu, dapur beserta kitchen set yang tergolong mewah plus ruang makan, garasi yang luas tak lupa kolam renang yang terdapat di belakang rumah. Ada juga ruang bersantai di dekat kolam renang disediakan untuk Ali dan Prilly saat bosan.
Prilly tidak berhenti berdecak kagum melihat isi rumah itu. Ali yang melihat isterinya meneliti isi rumah mereka hanya tersenyum geli. Apa baru kali ini Prilly melihat rumah besar dan mewah seperti ini?
"Kakak, apa ini ngga berlebihan?,"
"Ngga sayang, ini hadiah dari mama dan papa. Kakak sempat menolak, tapi kamu tahu sendiri 'kan mereka seperti apa," Prilly mengangguk.
"Kamar kita dimana kak?"
"Kenapa kamu langsung menanyakan kamar kita? Kamu mau bikin dedeq lagi?" Ali mengerling genit ke arah Prilly.
Prilly menarik telinga suaminya hingga Ali meringis. "Kakak mesum ya..."
"Aduh... sakit sayang, iya maaf kakak cuma bercanda. Kamar kita di lantai atas sayang." Ali menuntun Prilly menuju kamarnya.
Kamar yang terbilang luas untuk Prilly. Apa ini mimpi? Baru kemarin Prilly menjadi seorang isteri dan sekarang memiliki suami yang mampu membahagiakannya seperti ini.
"Luas banget kak kamarnya." Prilly berjalan dan duduk di tepi ranjang ukuran besar.
"Kamu suka?"
"Prilly suka kak, terima kasih kak udah bikin Prilly jadi wanita yang beruntung memiliki kakak." Ali ikut duduk di samping Prilly.
"Kakak 'kan udah pernah bilang, ngga ada kata terimakasih lagi. Ini udah jadi kewajiban kakak untuk bahagiain kamu."
Prilly memeluk erat Ali. Hatinya sangat bahagia. Menikah karena perjodohan ternyata tidak seseram yang Prilly bayangkan. Dalam bayangannya, jika dinikahkan karena perjodohan maka salah satu dari mereka akan bersikap dingin atau bahkan tidak menganggapnya sama sekali. Tapi di dalam pernikahan Prilly, dia tidak merasakan hal itu. Justru kebahagiaan yang diberikan Ali-lah membuat Prilly tidak berhenti bersyukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga
Fiksi PenggemarCerita ini sebagian di private. Jadi follow terlebih dahulu. Bersatu karena sebuah perjodohan, bersama tanpa pernah saling mengenal. Tidak pernah terpikir, jika aku akan menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal. Hanya karna perjodohan...