Sembilan

18.6K 1.3K 43
                                    

Suara adzan subuh membangunkan semua insan yang sedang terlelap dan masih sibuk berkutat dengan dunia mimpinya. Tak terkecuali Ali dan Prilly. Prilly mengerjapkan matanya perlahan berusaha membuka matanya dan melawan rasa kantuk yang masih menyerang. Membuyarkan indahnya mimpi yang masih menjadi teman tidur sang pemilik mata hazzel itu.

Prilly melirik ke arah samping dan menemukan lelaki pujaan hatinya masih memejamkan matanya dengan tangan yang masih melingkar indah di perut Prilly. Prilly tersenyum manis melihat Ali begitu betah dengan posisi seperti itu. Kemudian dielusnya pipi sang pujaan hati dengan lembut, membisikan kata-kata yang membuat tidur Ali sedikit terganggu.

"Kak... udah subuh bangun yuk. Kita shalat subuh." Bisik Prilly sambil meregangkan pelukan seuaminya.

"Eunghh..." Ali bergumam dengan mata yang masih tertutup.

"Ehh... ayo bangun kak. Jangan sampai Prilly siram pake air dingin ya kak kalo kakak ngga bangun."

Ali membuka matanya perlahan dan melihat Prilly sedang bersedekap dada menunggunya bangun dari tidurnya.

"Iya sayang, ini kakak udah bangun." Ali terbangun dan ikut duduk di samping isterinya yang kini sedang menutup mulutnya menahan tawanya.

"Ya udah, kita wudhu yuk kak, terus kita shalat subuh."

Bukannya menjawab, Ali malah memeluk Prilly erat, membuat Prilly sedikit kaget. "Kakak ih, hoby banget deh bikin Prilly kaget." Ali terkekeh melihat isterinya menggerutu.

"Kakak 'kan kangen sama kamu peri cantik. Semalem sih main tidurtidur aja." Rajuk Ali.

"Maaf ya kak, Prilly semalem ngantuk banget. Jadinya ketiduran deh."

Ali mengangguk menjawab kalimat Prilly. Ali dan Prilly berjalan beriringan menuju tempat wudhu. Setelahnya mereka menuju Mushala untuk menjalankan shalat subuh bersama.

Pagi hari yang cerah menemani sarapan pagi yang dilakukan Ali dan Prilly. Ayam goreng dan cah kangkung menemani sarapan keduanya pagi ini.

"Kak... kemarin di supermarket Prilly ketemu sepupu kakak." Ucap Prilly setelah menyelesaikan sarapan paginya.

"Sepupu kakak? Siapa?"

"Kak Rolan." Ali terkejut mendengar nama Rolan terlontar dari mulut Prilly.

"Uhuk...uhukk." Segera Ali mengambil air minum dan meminumnya habis.

"Kakak, hati-hati makannya." Prilly mengelus lengan Ali.

"Rolan?" Ulang Ali.

"Iya kak, Rolan. Awalnya Prilly ngga sengaja menabrak trolly dia, lalu Prilly minta maaf. Tapi ketika Prilly minta maaf dia tau Prilly. Sedangkan Prilly ngga tau dia." Jelas Prilly.

"Lalu?" Prilly tidak menyadari nada suara Ali berubah dengan nada tidak suka.

"Lalu kita berkenalan dan dia memperkenalkan diri kalo dia sepupu kak Ali." Prilly tersenyum. Ali memandang Prilly lekat.

"Jangan dekat-dekat dengan Rolan." Ujar Ali membuat Prilly menatap Ali bingung.

"Loh kenapa kak? Dia 'kan sepupu kakak."

"Jangan dekat-dekat dengannya, Prilly!" bentak Ali membuat Prilly terkejut dengan nada Ali yang berubah seperti itu.

"Tapi kenapa kak? Alasannya apa?" balas Prilly dengan suara lembut.

"Sebaiknya kamu menuruti apa kata kakak, Pril."

"Kak, memangnya kenapa? Apa kakak ngga suka sama kak Rolan?"

"Pokoknya jangan pernah dekat dengan dia. Dia..."

Belum sempat Ali menyelesaikan perkataannya, dering telepon dari ponsel Ali mengganggu percakapan Ali dan Prilly. Ali merogoh sakunya dan melihat layar telepon yang menampilkan nama "Mama Am" disana. Ali mengernyitkan keningnya bingung. Tidak lama Ali menggeser layar hijau untuk mengangkat teleponnya. Sedangkan Prilly masih tertunduk dan kaget atas nada suara Ali yang berubah.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang