Dua Puluh Dua

23.1K 1.2K 52
                                    

Next lagi niih, mumpung si tantan lagi baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Baik kan si tantan mau next lagi, walaupun dengan otak yang lagi koslet karna agak sableng dikit mikirin urusan yang masih belum selesai.
Urusan2 mulu ya, bosen. Haha si gue aja bosen.. dah ah malah curcol..

Nih guys bagi readers setianya oeri cantik sama imam tampan, saya kasih dah...
Happy reading guys, don't lupa klik ya tanda bintangnya bagi yang ikhlas aja.
Tantan^^

***

Prilly menuntun Ali ke dapur kemudian menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat untuk membuat cilok. Ali hanya melihat Prilly sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk cilok, dirinya masih terlihat syok karena disuruh membuat sesuatu yang belum pernah Ali lakukan. Tapi demi istri dan calon anaknya, Ali akan menuruti apapun yang menjadi keinginan Prilly.

"Kak... bahan-bahannya sudah siap." Pekik Prilly menyadarkan lamunan Ali.

"Iya terus kakak harus gimana?" tanya Ali bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Ih kakak gimana sih, ya udah tinggal buat ciloknya." Protes Prilly sambil duduk di kursi dekat meja yang terdapat bahan-bahan untuk membuat cilok.

"Sayang, peri cantiknya kakak, bidadarinya kakak, setan oroknya kakak... Aw...aw aduuh... sakit sayang." Ali mengaduh saat Prilly melemparkan sendok dan mendarat tepat di kening Ali.

"Siapa suruh ngeledek Prilly pake sebutan setan orok, mentang-mentang Prilly kecil."

"Dosa loh yang, lempar-lempar gitu sama suami."

"Ya abisnya kakak sih, masa setan orok ada yang kaya Prilly."

"Maaf sayang, Cuma bercanda ko. Mana ada sih setan orok cantik kaya kamu." Ali cengengesan sambil mengangkat kedua jarinya dan membentuk huruf V.

"Ya udah sana cepet bikin ciloknya. Prilly mau rebus daging ayam nya dulu. Kakak siapin bumbunya aja, tuh iris-iris bawang putih sama bawang merahnya."

"Hah? Yang bener aja sayang, kakak disuruh bikin sambal apa cilok sih?"

"Cilom lah kak. Kan Prilky pengen cilok." sahut Prilly sambil memasukan ayam ke dalam panci.

"Cilok kan cukup air sama tepung aja."

"Kak, kalo semua abang cilok bikin ciloknya kaya gitu, mana ada yang laku."

"Jadi kakak harus ngupasin bawang dulu?"

"Iya kakak, cepet aaahh katanya mau nurutin apa mau Prilly." Prilly melipat tangannya di dada sambil menatap Ali tajam.

"Emangnya cilok harus pake kaya ginian?"

"Itu buat bumbu halus sama saus kacangnya kakak. Cepet lakuin ngga?" mata Prilly melotot ke arah Ali.

"Monggo kanjeng ndoro putri, saya akan melaksanakan titah anda." Ucap Ali kemayu.

"Pinter... unyu-unyu ih, cuaminya capa ciih." Prilly mencubit pipi Ali gemas. Sedangkan Ali hanya menatap Prilly pasrah.

Kemudian Ali mengupas satu persatu bawang putih dan merah yang sudah diberikan Prilly tadi. Sedangkan Prilly merebus ayam untuk isi cilok. Setelah merebus ayam, Prilly menyiapkan adonan cilok dan menghampiri Ali.

"Kakak... uda..h sele.." ucapan Prilly terhenti melihat mata suaminya sudah memerah dan mengeluarkan air matanya.

"Kakak nangis? Prilly jahat sama kakak ya? Prilly istri durhaka ya kak? Maafin Prilly ya kak." Ucap Prilly merasa bersalah melihat suaminya seperti itu. Ali menggeleng dan masih melanjutkan mengiris bawang.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang