Dua Puluh Empat

16.5K 1K 89
                                    

Pagi ini Ali sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Seperti biasanya Ali akan melakukan rutinitas biasa dengan istri tercintanya yaitu sarapan pagi. Bagi Ali dan Prilly meluangkan waktu luang di sela-sela kesibukan Ali itu hal yang sangat penting, walaupun hanya sekedar untuk sarapan seperti saat ini.

"Mau nambah nasinya lagi kak?" tawar Prilly.

"Ngga sayang, kakak udah kenyang." Jawab Ali sambil mengelap mulutnya dengan tissu.

"Oh ya kak, Nadira apa belum bangun ya? Udah jam tujuh pagi tapi dia belum keliatan keluar dari kamarnya."

"Dia itu emang susah bangun pagi sayang. Dari kecil pas Nadira masih tinggal di Jakarta kakak sama dia sering main. Kakak bahkan sering menginap di rumah nya, dan kebiasaan dia yang suka bangun siang masih nempel kayanya."

"Oh gitu. Apa Prilly bangunin aja ya kak? Kan ngga baik anak perempuan bangun nya siang." Ali yang sedang membenarkan jas kerjanya pun menoleh.

"Terserah kamu aja sayang. Hati-hati kalo bangunin singa betina yang lagi tidur, bisa-bisa kamu jadi santapan pagi nya." Ucap Ali sambil menakut nakuti Prilly.

"Kakak ini apaan sih. Nadira kan sepupu kakak, malah di samain sama singa. Kalo Nadira singa, berarti kakak juga turunan singa dong?"

"Eh iya juga ya... Ya udah deh ngga jadi bilang si Nanad itu singa." Prilly terkekeh.

"Ya udah, Kakak berangkat kerja dulu ya."

"Iya kak. Prilly antar sampe mobil ya kak." Prilly langsung membawakan tas kerja Ali dan menggandeng tangan Ali.

"Kakak berangkat ya sayang. Hati-hati di rumah. Mungkin untuk ke depannya kakak akan sering pulang terlambat, kakak ada kerjaan yang harus diselesaikan secepatnya. Ngga apa-apa kan sayang?"

"Ngga apa-apa kak. Yang penting kakak jangan lupa makan, istirahat yang cukup dan yang terpenting jangan ampe lupa shalat lima waktu ya."

"Iya sayang. Pasti kakak inget wejangan-wejangan dari bidadarinya kakak ini."

"Iya. Salam buat Riri ya kak." Ucap Prilly sambil menyalami tangan Ali.

"Iya sayang. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah melihat mobil Ali pergi, Prilly masuk ke rumahnya. Prilly berjalan ke dapur untuk membantu Bik Sum membereskan piring dan gelas yang kotor. Namun saat di meja makan, Prilly melihat ada Nadira yang sedang memakan buah apel.

"Hai Nad, kamu udah bangun?" tanya Prilly ramah.

"Menurut kamu?"

"Emm... udah."

"Lah itu tau, ngapain masih nanya. Ngomong-ngomong si Alibaba kemana?" tanya Nadira membuat Prilly mengernyit kemudian terkikik kecil. "Kenapa ketawa?"

"Alibaba? Maksud kamu kak Ali?"

"Ya iyalah siapa lagi."

"Kak Ali baru aja berangkat ke kantor Nad."

"Kapan ngga sibuknya sih tuh anak, sepupunya dateng malah ke kantor."

"Kak Ali ada pekerjaan yang harus di selesaikan Nad. Jadi dia sibuk."

"Oh. Ya udah aku ke atas dulu." Prilly melihat Nadira berdiri dan meninggalkan Prilly.

"Kamu ngga sarapan dulu Nad?"

Nadira menoleh dan menggeleng. "Masih kenyang."

"Hmm bener kata kak Ali, Nadira jutek. Eh astagfirullah Pril, ngga baik menjelekan orang kaya gitu." Rutuk Prilly pada dirinya. Kemudian Prilly melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang