Yuhuuuu.... peri cantik dan imam tampan kembali lagi.. ada yang nunggu cerita ini ngga? ah kalo ngga juga ngga apa-apa hehe..
Maafin ya kalo alurnya ngga jelas, atau feel nya ngga dapet, maklum authornya masih abal-abal. Kalo dapet ide ya nulis itu juga kalo mood.
oke guys, buat yang masih setia nunggu story ini.... Happy reading ya... semoga terhibur..
*****
Prilly sudah bersiap-siap akan pergi menuju supermarket untuk berbelanja. Hari yang cerah membuatnya semangat untuk membeli bahan-bahan untuk mengisi dapurnya yang sudah mulai kosong. Diantar Pak Ujang, Prilly membelah jalanan ibukota menuju supermarket.
"Pak, bapak bisa menunggu disini atau ngga bapak bisa pergi kemana dulu terserah bapak, nanti kalo sudah Prilly telepon pak Ujang ya." Ucap Prilly sopan.
"Baik non, Bapak tunggu disini aja sekalian istirahat sebentar di mobil, boleh kan non?" tanya Pak Ujang sambil menunduk, takut-takut Prilly marah.
"Tentu aja boleh pak, asal nanti pas kita mau pulang bapak jangan sampai mengantuk di tengah jalan ya, bisa bahaya."
"Beres non." Pak Ujang mengangkat jempolnya ke arah Prilly.
"Ya sudah, Prilly masuk dulu ya pak." Pak Ujang mengangguk memberi jawaban.
Prilly langsung masuk ke kawasan supermarket untuk berbelanja. Tangannya sibuk memilah-milah bahan-bahan untuk mengisi dapurnya, kemudian diletakannya ke dalam trolly. Sambil berjalan pelan Prilly mendorong trolly yang dibawanya, tanpa Prilly sadari trolly yang prilly bawa bertabrakan dengan trolly yang dibawa oleh seorang pria.
"Eh... maaf saya ngga sengaja." Ucap Prilly sopan. Pria itu tersenyum pada prilly.
"Prilly. Kamu Prilly 'kan?" tanya pria itu membuat Prilly mengernyitkan dahinya.
"Iya benar saya Prilly, maaf mas siapa ya?"
"Kenalkan aku Rolan, sepupunya Ali."
"Prilly. Jadi mas sepupunya kak Ali? Maaf tapi aku belum pernah lihat mas. Saat pernikahan kami, mas ngga dateng ya?" tanya Prilly sambil tersenyum.
"Panggil aja Rolan biar terlihat akrab. Iya aku sepupunya Ali. Maaf banget saat pernikahan kalian aku ngga sempat datang."
Rolan tersenyum penuh arti. Entah apa arti dari senyuman itu, yang jelas di dalam hatinya Rolan sangat senang bisa bertemu dengan wanita yang selama ini dia cari.
"Ah iya mas eh Rolan. Iya Lan ngga apa-apa." Prilly tersenyum kikuk karena sedari tadi Rolan terus menatapnya lekat.
"Kamu sedang berbelanja ya Pril?"
"Iya Lan, aku sedang belanja kebutuhan dapur. Ya sudah aku duluan ya Lan. Kapan-kapan main ke rumah ya, sekalian bertemu kak Ali."
"Pasti Pril, kalo aku ada waktu aku akan berkunjung ke rumah kalian."
"Aku duluan ya Lan, permisi." Pamit Prilly seraya meninggalkan Rolan yang saat ini masih menatapnya.
***
Kini Ali berdiri di depan pintu rumah Amora. Rumah yang selama ini sudah tidak pernah Ali kunjungi lagi semenjak Ali sudah menikah dengan Prilly. Detik ini juga Ali harus menyelesaikan semua permasalahan antara Ali, Amora dan ibunya. Bagaimapun Ali bukanlah lelaki yang tidak bertanggung jawab yang bisa lari dari suatu permasalahan yang belum dia selesaikan.
Sudah lima belas menit Ali berdiri di depan pintu itu. Tapi Ali belum mengetuk pintunya. Rasa bersalah dan takut kini Ali rasakan. Tapi tekad Ali sudah bulat, hari ini semuanya harus selesai. Saat Ali hendak mengetuk pintu, suara pecahan kaca dan teriakan dengan nama Amora terdengar. Ali langsung masuk begitu saja, beruntung pintu rumah Amora tidak dikunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga
FanfictionCerita ini sebagian di private. Jadi follow terlebih dahulu. Bersatu karena sebuah perjodohan, bersama tanpa pernah saling mengenal. Tidak pernah terpikir, jika aku akan menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal. Hanya karna perjodohan...