Hay readers... Maaf ya aku baru next, kemaren2 sibuk. Maaf yaa...
Masih ada yang nunggu kelanjutannya ngga? Sebenernya aku udah nulis dari kemaren, cuma karena keadaan jd aku belum sempet post..Semoga terhibur yaa sama ceritanya. Thanks bagi yang udah ngasih jejak kalian.
Tantan^^***
Setiap hari Ali selalu memantau kondisi Prilly. Tak jarang Ali menemui Prilly. Namun di saat Priilly sedang tertidur. Ali tidak mau Prilly kembali berteriak karena kedatangannya, karena akan mengganggu kesehatan Prilly dan kandungannya.
Bunda Prilly mengetahui jika Ali sering mengunjungi putri kesayangannya. Setiap hari bunda Prilly selalu membujuk Prilly untuk memaafkan Ali. Ali sangat bersyukur memiliki ibu mertua yang begitu baik dan menyayanginya.
Ali termenung di taman Rumah Sakit. Ali membayangkan semua kesalahan-kesalahan yang sudah dia perbuat kepada Prilly. Adakah kesempatan buat Ali untuk bisa bersama Prilly? Akankah kebahagiaan di dalam rumah tangganya kembali?
Ali bingung harus dengan cara apa agar Prilly bisa memaafkannya? Ali ingin di saat saat seperti ini, Ali berada di samping Prilly. Ali memandang datar orang-orang dan perawat yang lalu lalang di depannya. Hatinya terkesima melihat pasangan suami isteri di depan Ali. Mereka terlihat bahagia dengan sang suami yang sedang berjalan mengiringi isterinya yang sedang menggendong bayi. Ingin rasanya Ali berada di posisi lelaki itu.
Sementara di ruangan Prilly, bunda dengan telaten menyuapi Prilly dengan penuh rasa sayang. Prilly sudah sadar, namun bunda Prilly melihat tatapan luka di sorot mata Prilly. Bunda tau Prilly merindukan Ali, namun kesakitan yang Prilly rasakan masih membuat Prilly enggan bertemu dengan Ali.
"Kamu yakin tidak mau bertemu Ali, nak?"
"Untuk apa bunda? Bunda harus tau, Prilly bukanlah isteri yang diinginkan Ali bunda." Bahkan untuk menyebut Ali saja Prilly tidak menggunakan embel-embel 'Kak'.
"Kenapa Prilly berbicara seperti itu?"
"Am, dialah wanita yang Ali inginkan bun, bukan Prilly. Ali ngga akan bisa menerima Prilly, dia begitu mencintai Am, sampai-sampai Prilly ngga dianggap sama Ali." tukas Prilly.
Bunda menyanggah pernyataan Prilly mengenai Ali. "Sayang, itu penilaian Prilly. Bunda liat Ali begitu mencintai Prilly, menyayangi Prilly."
"Awalnya Prilly liat memang kaya gitu bunda, tapi setelah Am masuk ke dalam rumah tangga kami, perhatian Ali berkurang bunda. Seakan-akan Ali ngga pernah menganggap Prilly ada." Jelas sekali sakit yang dirasakan Prilly.
"Itu karena keadaan sayang, kenapa Prilly menjadi seperti ini? Bunda selalu mengajarkan Prilly untuk memaafkan, seberapa besar pun kesalahan yang mereka perbuat. Jangan memendam amarah, kebencian apalagi dendam."
Prilly menatap langit-langit di ruangan nya. Matanya terpejam dan helaan nafasnya terdengar pelan. "Bunda memang ngga pernah mengajarkan Prilly seperti itu. Tapi Prilly masih kecewa atas ucapan yang Ali lontarkan sama Prilly. Selama ini Prilly selalu bersabar dan berharap Ali bisa berubah, tapi semenjak Am pergi, sikap Ali malah semakin membuat Prilly sakit bun."
"Bunda ngga akan memaksakan Prilly. Tapi Prilly harus ingat, saat ini Prilly sedang mengandung, jangan sampai karena sikap Prilly yang seperti ini malah membuat kondisi kandungan Prilly semakin lemah. Satu pesan bunda buat Prilly, sebesar apapun kesalahan yang diperbuat seseorang, Allah akan senantiasa memaafkannya, dan ingat kita ini hanya umat-Nya. Yang memaafkan lebih mulia nak."
Kepala Prilly tertunduk. Benar yang dikatakan bundanya, tapi rasa sakit di hatinya masih menguasai dirinya. Hatinya bergejeolak, merindukan Ali? Tentu saja Prilly sangat merindukan Ali, tapi ketakutan Prilly karena sikap Ali akhirakhir ini membuat Prilly takut Ali akan mengulangi kesalahannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga
FanfictionCerita ini sebagian di private. Jadi follow terlebih dahulu. Bersatu karena sebuah perjodohan, bersama tanpa pernah saling mengenal. Tidak pernah terpikir, jika aku akan menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal. Hanya karna perjodohan...