Dua Puluh Sembilan

17.9K 1.1K 102
                                    

Kelanjutan Bidadari Surga... Hari ini si Tantan lagi unmood nulis, entah karena apa... Si Tantan juga lagi sebel sama hatters2 yang berkedok fans ,apalagi sama yang bully inces ii, entah kenapa gue jadi gondok sendiri ,,,oke sorry gue malah curhat haha..

So sorry kalo chapter kali ini jelek, ngga sesuai alur, gaje dan bla bla bla .. Mohon di maafkan...
Selamat membaca

Tantan^^

***

Perkataan Nadira seolah menyadarkan Ali. Ali bergegas mencari Prilly. Ali melangkahkan kaki nya lebar-lebar, dalam benaknya ia merasa bersalah dan merasa menjadi suami paling bodoh karena tidak mempercayai perkataan istrinya.

Kurang apalagi seorang Aprillya Az-Zahra? Wanita yang pernah disakiti olehnya, bahkan bukan pernah tetapi sudah berkali-kali ia menyakiti Prilly. sampai hatikah Ali menyakiti Prilly secara terus menerus? Sedangkan Prilly sudah berkali-kali memberikan maaf untuknya.

Seharusnya Ali malu pada dirinya sendiri. Prilly, wanita yang sudah ia sakiti berulang kali masih saja menerima nya sebagai suami. Sebagai imam di dalam rumah tangga nya. Lantas masih pantaskah Ali meragukan ketulusan cinta Prilly?

"Bodoh Li, kamu bodoh!!" rutuknya sambil terus berlari menuju kamarnya.

Ali membuka knop pintu kamarnya perlahan. Matanya memicing mencari keberadaan istrinya. Senyuman manis menghiasi wajah tampan nya ketika Ali melihat Prilly tertidur sambil memeluk Al-Qur'an. Ali menghampiri Prilly dan mengusap kening nya lalu mencium nya.

"Maafin kakak sayang. Kakak udah banyak bikin kamu menangis. Mulai sekarang kakak akan selalu percaya sama kamu. Dengan kekuatan cinta kamu. I Love You My Angel."

Ali dengan perlahan menaikan tangan Prilly dan menyimpan Al-Qur'an di meja samping tempat tidurnya. Kemudian ia beralih dan merebahkan dirinya di samping Prilly sambil memeluk Prilly erat. Prilly yang merasakan gerakan di perutnya membuka matanya.

"Kak Ali..." bisik Prilly.

"Maaf kakak udah ganggu kamu tidur ya?"

"Ngga kok kak. Ya udah kita lanjut tidur aja.

Kumandang adzan membangunkan Prilly. Matanya melirik karah samping dan mendapati Ali yang tertidur nyenyak dengan tangan yang melingkar di perutnya. Prilly bergerak pelan agar tidak membangunkan suaminya.

Lalu Prilly beranjak dari kasurnya untuk menjalankan ibadah shalat subuh dan bersiap memasak untuk sarapan pagi. Ali mengerjapkan matanya dan tidak melihat Prilly di sampingnya. Dengan cepat Ali berlari ke wastafel dan mencari Prilly.

Terlihat Prilly yang tengah selesai menyiapkan sarapan pagi. Kemudian Prilly menuju ke kolam renang dan duduk disana sambil melihat matahari yang masih malu-malu memperlihatkan sinar terang nya.

"Lagi ngapain disini?" tegur orang yang di belakang Prilly.

Prilly menoleh kemudian tersenyum. Kepalanya menggeleng. "Ngga lagi ngapa-ngapain ko."

"Kenapa sih muka nya masih kusut gitu? Belum di setrika ya Pril?"

"Emang nya aku baju, belum di setrika. Oh ya, tumben kamu udah bangun Nad?"

"Ye elah kan kata kamu ngga baik anak gadis bangun nya siang."

"Iya. Kamu makan dulu gih, aku udah bikinin nasi goreng."

"Kamu ngga makan?"

"Ngga Nad, aku belum lapar."

"Ehem..." suara tegas dari samping Nadira membuat keduanya kaget.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang