Pagi sudah berganti menjadi malam. Semua orang yang bekerja sudah kembali ke rumahnya dan berkumpul bersama keluarganya. Begitu pun Ali yang saat ini sudah berada di rumah.
Saat ini Ali, Prilly dan Nadira sedang bersantai di ruang keluarga. Nadira sengaja memesan pizza untuk makan malam. Dan melarang Prilly untuk memasak malam ini.
"Heh nela, tumben banget kamu ngga jutek sama Prilly?" tanya Ali yang merasa aneh dengan perubahan sepupunya.
"Aliandra Fathan Bagaskara, sepupunya aku, kesayangannya aku, bule arabnya aku walaupun kw..."
"Muji apa ngeledek sih." Gerutu Ali yang di sedang duduk sambil mengusap kepala Prilly.
"Dua-duanya."
"Dasar sepupu labil."
"Labil apanya coba? Pril suami kamu rese, aku jutek salah aku berubah jadi baik salah."
"Kakak ih jangan gitu sama Nanad."
"Tuh denger istri kamu ngomong Li."
Ali mengerucutkan bibirnya sebal. "Ya aku aneh aja, ko kamu bisa berubah drastis dalam jangka waktu kurang dari 24 jam?"
"Emangnya kenapa?" balas Nadira melotot.
"Kamu ngga kesambet kan Nad?"
"Kakak, bukannya bersyukur Nanad berubah ini malah di ledekin." Tegur Prilly.
"Iya deh maaf. Sorry ya sepupu nya Ali yang cantik, imut, lucu tapi boong..."
"Iih rese banget sih Li. Aku bilangin tante Aya tau rasa kamu."
Nadira meninggalkan Ali dan Prilly berdua di ruang keluarga. Sedangkan Ali hanya tertawa melihat sepupunya seperti itu.
"Kakak sih, kan jadinya Nanad marah."
"Ya dianya aja yang sensi."
"Kak, Nanad itu baru putus dari pacarnya. Makanya emosinya naik turun."
"Kamu serius yang? Emang tuh singa betina bisa punya pacar? Ada ya cowo yang mau sama dia." Prilly menggigit tangan Ali yang mengalung di leher Prilly.
"Aw... aw... kebiasaan deh kamu nyiksa kakak."
"Abisnya kakak malah bercanda."
Ali tidak membalas perkataan Prilly. Ali langsung mengecup kepala Prilly berkali-kali. Sepertinya Ali sedang ingin di manja oleh istrinya. Prilly pun bangkit dari sandarannya.
"Kakak kenapa?"
"Emmm...pindah ke kamar yuk sayang."
"Hah? Ngapain ke kamar kak? Baru aja jam delapan, kakak mau tidur?" tanya Prilly polos.
"Pokonya ke kamar aja dulu."
Mau tidak mau Prilly mengikuti kemauan suaminya. Mereka masuk ke dalam kamarnya dan Prilly langsung menaiki ranjangnya diikuti Ali.
"Ko malah tidur sih yang?"
"Lah emang mau ngapain. Kakak ngajak Prilly ke kamar kan buat tidur." Ucap Prilly membuat Ali menghembuskan nafasnya.
"Kakak kangen sama kamu." Ali membuang jarak di antara mereka, lalu mencium kening dan menjalar ke leher Prilly.
"Eh kakak nakal. Tiap hari juga ketemu Prilly kan kak."
"Tapi kali ini kangennya beda sayang."
"Hmmm... kakak pasti ada maunya kan?" tebak Prilly tepat sasaran.
"Tau-tau aja sih istrinya kakak."
"Emangnya kakak pengen apa?"
"Pengen nengok dedeq."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga
FanfictionCerita ini sebagian di private. Jadi follow terlebih dahulu. Bersatu karena sebuah perjodohan, bersama tanpa pernah saling mengenal. Tidak pernah terpikir, jika aku akan menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal. Hanya karna perjodohan...