Tiga Puluh Lima

16.1K 936 31
                                    

Haay, asli gatel banget pengen update... Walaupun tanpa laptop, tapi masih ada hp buat bisa update...
Biar cepet ending ceritanya hehe...

Maaf yaa bikin kalian menunggu cerita ini. Tantan juga butuh ide, apalagi ini ngetik di hape, jempol nya gede jadi harus tiati ngetik nya biar kaga typo hehe..

Ini cerita gue dedikasiin buat ade somplak gue yang lagi sakit siti_nurhasanah6569 sama nengaystrories cepet sembuh yaa...

Dan juga buat sahabat nya si Tantan yang lagi Sendik di Lembang lanymey cepet pulang yaa... Gue kangen ame elu hihi...

Oke maaf yaa gue malah curcol...
Selamat baca...

Salam hangat..
Tantan^^

***

Prilly saat ini merasa diri nya terancam. Bagaimana tidak, kain yang menutupi matanya belum juga terlepas. Bahkan Prilly tidak mengetahui sekarang dia berada dimana.

Lelaki yang membawa Prilly menyuruh Prilly untuk duduk di kursi tanpa melepas kain yang menutupi matanya. Prilly hanya menuruti apa yang diperintahkan lelaki itu, karena yang ia pikirkan saat ini hanyalah suaminya.

"Anda bisa melepas penutup mata anda dalam hitungan ketiga. Jangan sampai anda melepas penutup itu sebelum hitunhan ketiga, mengerti?"

"I--ya saya mengerti," ucap Prilly terbata.

"Baiklah saya hitung dari sekarang, satu..., dua..., tiga...,"

Prilly langsung melepas penutup matanya. Mulutnya menganga, dan matanya melebar sempurna. Pandangan nya terasa panas dan mengabur. Cairan bening keluar dari sudut mata Prilly. Prilly menutup mulut nya tak percaya.

"Iniii..."

"Kakak ngga akan menghapus air mata ini, karena air mata yang keluar dari mata indah mu adalah air mata kebahagiaan."

Suara khas dari suaminya terdengar dari samping Prilly. Tangan kekar kini melingkar di leher Prilly. Isakan kecil dari mulut istrinya, membuat Ali mengecup kepala Prilly.

"Kak... Prilly udah ngga bisa bicara apa-apa lagi."

"Kamu suka sayang? Kamu bahagia?"

"Prilly suka kak, jika ada kata melebihi kata bahagia, Prillu gunain kata itu kak."

Prilly benar-benar merasa bahagia. Bagaimana tidak? Ali menyiapkan meja di pinggir pantai, yang dihiasi bunga di bawahnya dan berbentuk love. Meja dan kursi yang bernuansa putih serta sunset yang terlihat di sore hari membuat suasana romantis semakin terasa.

 Meja dan kursi yang bernuansa putih serta sunset yang terlihat di sore hari membuat suasana romantis semakin terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prilly tidak menyangka suami nya bisa melakukan hal seperti ini. Di luar dugaan Prilly, ia pikir Ali benar-benar telah disekap oleh seseorang, tapi ternyata dugaan nya salah. Ali sangat menyayangi dan mencintai nya. Lihatlah bagaimana Ali membahagiakan Prilly.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang