Tiga Puluh Enam

15.1K 1K 75
                                    

Sudah berapa lama si Tantan kaga nongol? Ada yang tau?
Kangen sama gue kaga? Atau sama peri cantik dan Imam tampan?
Sedih ae lah kalo kaga ada yang kangen gue...
Mangapin nih ye, kan si Tantan ngetik pake hengpon, cieilah hebat kaga tuh..iyain aje deh ye...

Jadi kalo ada typo dikit jangan salahkan tantan, mungkin itu salah bunda mengandung...
Oke yes lupakan... Tapi jangan lupakan tantan yang baik, imut dan pengertian ini...

Oke stop berkoar koar cem toa mesjid... Silahkan membaca ae...
Sukur sukur sih ada yang ngevote apalagi komen... Gue bakal bilang makasih sambil emutin garam segandu... Eh canda deng

Oke guys happy reading
Salam hangat...
Tantan

***

Seminggu sudah Ali dan Prilly menikmati babymoon nya. Hari ini adalah hari dimana mereka harus kembali ke Jakarta. Walaupun Prilly masih ingin lebih lama di Nihiwatu, tapi pekerjaan Ali yang sudah menumpuk mengharuskan Ali pulang secepatnya.

Mereka pulang dengan pesawat yang sama saat mereka datang ke Nihiwatu. Yang menjadi perbedaan nya adalah tidak adanya Dr. Celia. Dan lagi di pesawat Prilly lebih banyak tertidur. Berbeda dengan Ali yang sibuk memegang ponsel nya untuk mengecek semua email yang masuk dan bersangkutan dengan pekerjaan nya.

Butuh waktu mereka untuk sampai di Jakarta. Saat pesawat mereka telah landing di Bandara Soetta, sudah nampak supir yang telah menunggu untuk menjemput mereka di gerbang utama. Pak Ujang tersenyum ramah saat melihat kedua majikan nya telah berada di hadapan nya.

Prilly yang masih merasa lelah kembali memejamkan matanya sambil bersender di pundak Ali. Sedangkan Ali mengulas senyum nya melihat istrinya terlihat tertidur pulas. Bahagia, tentu bahagia. Ali merasakan kebahagiaan ketika Prilly bahagia atas semua yang telah Ali berikan kepada Prilly.

Sampai di depan rumah, Prilly tidak kunjung bangun. Sepertinya rumah mereka tidak ada siapa-siapa karena Nadira tidak menyambut nya di rumah. Ali melihat Prilly masih memejamkan matanya enggan berniat membangunkan nya.

"Den, non Prilly tidur?" tanya Pak Ujang berbisik sambil mengeluarkan barang-barang Ali dan Prilly.

"Iya Mang, Prilly tertidur. Mungkin dia cape bik. Bik Sum belum pulang Mang?"

"Belum den, anak nya harus di operasi den. Anak nya terkena Usus Buntu."

"Astagfirullah, Mamang udah menjenguk Bik Sum ke kampung nya?"

"Belum den, mungkin nanti saja."

Ali yang tengah bercakap dengan supir nya, kini melirik Prilly yang terlihat menggeliat seperti anak kecil. Namun tetap memejamkan mata. Ali tersenyum dan langsung membawa Prilly ke dalam gendongan nya dengan hati-hati.

"Mang, tolong masukan barang-barang kami ke dalam rumah. Simpan aja langsung di kamar ya Mang."

"Baik den," ucap Pak Ujang seraya memberi hormat.

Ali langsung masuk ke dalam rumah nya dengan Prilly yang berada di gendongan nya. Ali berjalan perlahan, agar tidak membangunkan Prilly.

"Sekarang kamu agak berat sayang. Mungkin karena sekarang kakak menggendong dua harta berharga dalam hidup kakak. Kamu dan juga calon anak kita."

Ali tersenyum dan terus melangkahkan kakinya hingga ke kamar mereka. Ali meletakan Prilly di atas kasur dengan sangat hati-hati. Kemudian Ali melepaskan sepatu Prilly dan juga kerudung nya. Ditariknya selimut sampai batas dada. Lalu Ali duduk di samping ranjang dan memperhatikan wajah Prilly yang sangat damai.

"Kamu cantik. Bukan hanya dari wajah kamu, tapi juga dari hati kamu."

Ali langsung mencium kening Prilly dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Cukup lama Ali berada di kamar mandi. Ali keluar dengan rambut yang basah dan bagian bawahnya tertutup handuk.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang