Delapan Belas

25.3K 1.4K 50
                                    

Bidadari Surga kembali... Niih yang kemaren pengen aku next, aku kasih deh...
Maafkan author kalo next nya telat, aku 'kan manusia juga butuh istirahat butuh refresf otak. Kasian otak aku wkwkwk...

Aku harap kalian terhibur sama next chapternya ya...
Inget tinggalkan jejak kalian hehe...
Tantan^^

***

Berkali kali Prilly mencoba menghubungi nomor Ali, tapi yang Prilly dengar hanya suara operator yang memberi tahu bahwa nomor Ali tidak aktif. Rasa cemas semakin hari semakin melanda hati Prilly. Bagaimana tidak, semenjak Prilly menerima surat dari Ali, Prilly tidak pernah menerima kabar dari Ali.

"Kakak, sebenarnya kakak ada dimana? Maafin Prilly kak. Prilly butuh kakak."

"Non..." panggil Bik Sum dari balik pintu kamar Prilly.

"Iya bik..." Prilly berusaha tersenyum walaupun masih terlihat sisa air matanya.

"Non belum makan, kita makan dulu yuk." Ajak Bik Sum.

"Ngga bik, Prilly belum lapar."

"Non, bibik tau non merindukan den Ali, tapi non juga harus ingat di dalam rahim non ada kehidupan. Non harus memperhatikan kandungan non. Apa non ngga kasian sama janin non?"

Seakan tersadar akan ucapan Bik Sum, Prilly menarik nafasnya. "Prilly kangen sama kak Ali bik, sebenarnya kak Ali kemana?"

"Bibik yakin, den Ali pasti pulang. Non yang sabar ya."

"Iya bik. Semoga kak Ali cepat pulang. Prilly benar-benar udah kangen sama kak Ali."

"Aamiin. Ya sudah, sekarang non makan yuk, bibik temenin. Atau mau bibik suapin?" canda Bik Sum yang berhasil membuat Prilly sedikit tertawa.

"Aah bibik, emangnya Prilly anak kecil."

"Non bukan anak kecil, tapi malaikat kecil."

"Aah bibik bisa aja sih."

"Ayo makan non, nanti kalo den Ali pulang terus tau non ngga makan pasti den Ali marah loh." Bik Sum kembali membujuk Prilly agar dia mau makan.

"Hmm iya deh, Prilly makan. Bik Sum paling bisa ya bujuk Prilly."

Bik Sum terkekeh kemudian membantu Prilly berdiri. Mereka berjalan beriringan menuju meja makan. Setidaknya Bik Sum selalu menemani Prilly di kala Prilly merasa sendiri.

***

Suasana rumah Prilly sangat sepi. Usai makan prilly sengaja bersantai di ruangan TV untuk sekedar menghibur rasa sepinya. Tapi tetap saja di dalam pikiran Prilly hanyalah bayangan Ali yang terlintas.

Prilly duduk di sofa sambil menekan tombol remote yang berada di tangannya. Tidak ada siaran TV yang menurutnya seru. Prilly menyandarkan badannya di sandaran sofa. Prilly tersadar ketika indera pendengarannya mendengar bunyi ketukan pintu.

Prilly terlihat antusias membukakan pintu. Prilly berharap yang datang adalah Ali. saat Prilly membukakan pintu, senyum di wajahnya pudar seketika melihat siapa yang datang.

"Hay Pril."

"Ha...ay." jawab Prilly terbata. Beberapa detik Prilly terdiam menatap seseorang di hadapannya.

"Aku ngga disuruh masuk nih?"

"Ehh, maaf kita duduk di sini saja ya. Ngga enak jika Prilly menerima tamu lelaki di saat suami Prilly ngga ada di rumah."

"Oh."

Prilly mempersilakan lelaki itu duduk di kursi depan teras rumahnya. Terlihat sekali wajah kecewa dari lelaki itu sat Prilly tidak mempersilakannya masuk.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang