Sembilan Belas

12.3K 946 59
                                    

Hay readers... Peri cantik sama Imam tampan come back again. Masih setia ngga menunggu B.S ??
Mudah2an masih ada yang mau baca ya, karena aku telat banget yaa update nya. Slowly banget. Maafkans sayaah..

Author juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan.... elah apaan dah gue...
Oke guys ,semoga terhibur sama kelanjutannya.
Dan mohon maaf kalo ceritanya ngawur, alurnya mainmain kesana kesini maafkans...

Happy reading
Tantan^^

***

Tangan kekar masih melingkar di perut wanita cantik itu. Perlahan mata indah dari pemilik wajah cantik itu terlihat mengerjap. Matanya perlahan terbuka. Senyumnya terukir melihat tangan suaminya masih setia berada di atas perutnya.

Apakah ini mimpi? Batin wanita itu berbicara.

Tangan kanan wanita itu terangkat dan mengelus mesra pipi dari pemilik tangan yang melingkar indah di perutnya. Ditatapnya dalam-dalam wajah tampan suaminya itu.

"Ya Rabb, terimakasih Engkau telah menyatukan kami berdua lagi. Rasanya seperti mimpi, baru kemarin kami diterpa berbagai ujian-ujian yang membuat kami selalu bertengkar hebat, dan sekarang kami udah melalui semua badai itu. Terimakasih Ya Allah."

Dilihatnya wajah lelakinya. Bulu mata lentik, alis tebal dan rahang yang kokoh. Begitu sempurna pahatan yang tercipta di wajah suaminya itu.

"Kak, bangun. Kita shalat subuh dulu." Ucap wanita cantik itu.

"Eunghh..." lenguh lelaki yang sengaja dibangunkan oleh isterinya.

"Kakak, apa kakak ngga mau jadi imam tampan Prilly lagi?" Prilly sengaja menggoda suaminya.

Suami yang sudah sangat dia rindukan, semua saat-saat bersamanya dulu ketika kebahagiaan selalu terasa oleh pasangan itu. Ali dan Prilly selalu merajut kasih dan membangun kebahagiaan berdua, sebelum akhirnya semuanya menjadi berubah karena hadirnya Am.

Ali yang mendengar penuturan isterinya itu membuka matanya perlahan. Dilihatnya isterinya yang sedang tidur menyamping sambil memperhatikan dirinya.

"Kakak tau, wajah kakak tampan. Tapi ngga usah melihat kakak segitunya juga sayang." Seru Ali sambil tersenyum melihat Prilly yang terlihat salah tingkah.

"Emang siapa yang bilang kakak tampan hem?" tanya Prilly sambil menujuk nunjuk pipi Ali.

"Memang ngga ada yang bilang kakak tampan, tapi dari tatapanmu itu udah membuktikan kalo wajah suamimu ini diciptakan untuk membuat kaum hawa terpesona." Jawab Ali sambil bangun dari tidurnya. Sementara Prilly membulatkan matanya lebar.

"Pede banget sih kak." Gerutu Prilly membuat Ali terkekeh.

"Udah ah, ayo kita shalat dulu sayang. Keburu mataharinya nongol tuh." Ajak Ali seraya bangkit dari ranjangnya.

"Mana ada kak, orang baru aja jam setengah lima." Prilly langsung menyusul Ali untuk berwudhu dan segera melaksanakan kewajibannya.

***

"Pagi mah, pah..." Sapa Ali yang baru saja menuruni tangga.

"Pagi sayang." Jawab mama Ali sambil mencium pipi Ali.

"Loh Li, Prilly kemana? Ko ngga ikut turun sama kamu?" tanya papa Ali sambil menyuapkan roti ke mulutnya.

"Prilly masih di kamar pah. Katanya nanti dia menyusul."Ali langsung duduk dan mengambil selembar roti.

"Li, papa harap kamu ngga mengulangi kesalahan kamu. Kalo ada masalah yang benar-benar memang sulit untuk diselesaikan kalian berdua, sebaiknya kalian bicara pada papa. Papa ngga mau nantinya malah merusak rumah tangga kalian lagi seperti kemarin." Tegur papa Ali.

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang