Chapter 2 : My First
Setelah menyetir selama satu jam, akhirnya gue sampai di tempat yang akan menjadi kampus sekaligus tempat tinggal gue.
Bangunannya bener-bener luas dan mewah. Gue yakin bakal membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkeliling di tempat ini. Mungkin setara dengan tiga lapangan sepak bola, dan gue sudah bisa membayangkan betapa besar dan megahnya lingkungan kampus ini. Tempat ini kayaknya bakal jadi dunia baru buat gue.
"Woah, gila...," kagum gue melihat seberapa luasnya tempat ini. Padahal gue cuma mau pergi menuju area parkir, tapi gue sudah melewati taman besar dengan danau di belakangnya, taman bermain yang dipenuhi skateboarder juga lapangan besar yang sedang mengadakan acara bazar.
Gue yakin ini baru sebagian kecil area dari kampus bergengsi ini, masih ada banyak tempat yang harus gue eksplor.
Nitttt!
Suara klakson mobil membuyarkan lamunan. Gue cepat-cepat melirik kaca spion, mendapatkan mobil berlambang Toyota.
"4503 AVA," baca gue pelan. Baiklah, catet nomor platnya.
NIT NIT NITTT!
"Weh, sabar dong!" gumam gue sambil injak pedal gas, membawa mobil gue ke tempat parkir.
Sialan, tidak sampai 5 menit gue berada di tempat ini. Tapi sudah dihadang masalah sama pemilik mobil berplat Asoe itu.
Gue turun dari mobil setelah selesai parkir, sengaja milih tempat yang deket gedung biar gak perlu jalan jauh-jauh. Yah, hitung-hitung hemat tenaga.
Dengan semangat gue turun dan mengeluarkan kedua koper gue dari dalam bagasi. Meskipun kejadian tadi agak bikin kesel, gue berusaha melepaskan pikiran negatif dan fokus ke awal petualangan baru gue di kampus ini.
"Misi, lo pemilik mobil ini?" ucap suara yaang berasal dari belakang. Gue menoleh dan mendapati seorang cewek berambut panjang yang sedang memperhatikan gue dari kepala hingga ujung kaki.
Dengan penuh rasa curiga, gue menjawab. "Iya, emangnya kenapa? Lo yang bawa avanza hitam itu ya?"
Cewek itu mengernyit, "Ha? Gue kesini ga bawa mobil, tuh!"
"Lah, terus lo ngapain nyamper gue?"
"Sorry banget," ujarnya tak enak. "Tapi gue boleh minta minum ga?
Gue melotot, "Minta minum? Kok minta sama gue? Beli sendiri dong!" Kesal, gue jalan sambil narik koper.
"Eh eh, tunggu!" cewek itu nahan tangan gue. "Gue haus nih, dari Jeju ke Seoul jalan kaki. Gue sama sekali gak pegang cash, tolong banget kalau ada air bagi gue sedikittt aja"
"Hah?!"
Gue mikir agak kasian sih. Tapi gue sendiri ga punya minuman.
"Lo disini baru kan? Gue temenin ngambil kunci dorm deh, gimana?" tawar ceweknya.
"Gue ga punya min- eh, tunggu sini," gue suruh dia diem di tempat.
Dengan agak berlari, gue ke mesin minuman dan masukin satu lembar uang.
"Nih, iced coffee," gue kasih satu kaleng kopi.
Tanpa basa-basi, dia buka tutup minuman kaleng itu dan langsung minum.
Gue liat tenggorokannya bergerak setiap dia meneguk. Gue ngerasa agak kasian, kayaknya cewek ini beneran belum minum dari SD.
"Ahh," cewek itu buang napas panjang. Tanpa ngomong apa-apa, dia rusak kaleng minuman dan masukin ke tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommates ✔️
FanfictionKaye berhasil masuk ke UWS, salah satu universitas terbaik di Seoul, dan mengira hidupnya akan lancar. Namun, takdir mempertemukannya dengan Sehun, si bad boy tampan yang menjadi roommatenya. Kehidupan bersama Sehun tak mudah, dengan berbagai cobaan...