r o o m m a t e s [ 3 ]

21.3K 2.2K 233
                                    

Chapter 3 : Tercyduk



Gue membeku di tempat. Seolah-olah telapak kaki gue melekat pada lantai yang ditutupi oleh karpet bulu berwarna merah marun ini.

"Barusan? Gue... dicium?" gumam gue tidak percaya. Dengan tangan yang gemetar, jari gue menyentuh bibir yang masih terasa lembap.

Jujur, gue nggak pernah nyangka bakal berurusan dengan situasi kaya gini. Memalukan banget!

"Ke mana lo, Hun?" suara Luhan terdengar dari belakang gue. Tanpa ragu, gue cepat-cepat menjauhkan jari gue dan memutar tubuh.

Sekitar tiga puluh meter di depan gue, tampak Ava, Seon, Luhan, dan cowok asing yang baru aja nyolong ciuman pertama gue.

"Ke luar," jawab cowok yang disapa Hun itu.

"Lo di gedung ini?" tanya Luhan. Sepertinya mereka berdua udah kenal.

"Iya."

"Nomor berapa?"

"206."

Kedua mata gue melebar, dengan panik gue merogoh kunci kamar dari dalam saku dan menatapnya.

Kedua mata gue melebar, dengan panik gue merogoh kunci kamar dari dalam saku dan menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gak, gak mungkin.

Jangan bilang dia roommate gue?







"Ya udah sana, jangan lama-lama" Luhan nepuk pundaknya akrab. Sedangkan cowok itu cuma ngangguk pelan.

Berbagai macam spekulasi langsung menyerang otak gue. Pertemuan pertama aja dia udah nyuri ciuman pertama gue, gimana nanti?










"Kaye, kenapa lo diem? Nomor kamar lo berapa?" pertanyaan Ava berhasil membangunkan gue dari lamunan. Sekarang, dia sudah berdiri di sebelah gue.

"Dua nol enam."

Ava mengangguk, tapi seketika itu juga dia mengguncang bahu gue dengan keras. "Lo satu kamar sama Sehun?!"

"Sehun?" tanya gue.

"Iya, itu adik gue, namanya Sehun," jelas Luhan. Ah, jadi mereka berdua emang sodara. Pantas aja mereka punya daya tarik yang mirip.

"Hei, guys..." Seon yang sejak tadi bungkam akhirnya berbicara.

Ava menatapnya dengan alis terangkat. "Ada apa?"

"Tadi gue liat Kaye..."

"Kaye kenapa?" kali ini pertanyaannya datang dari Luhan.

"Kaye di—"

"Tadi gue disini kentut! Iya, kentut! Hehehe," potong gue cepat. Untung aja gue cepet nanggepin, walaupun mungkin keliatan konyol dan bikin malu.

Ava dan Luhan melihat gue dengan tatapan aneh. Bagus, pasti sekarang mereka mikir gue ini orang aneh.

Gue cuma bisa nunjukin senyum lebar. "Ya udah yuk, lanjut cari kamar!"

Roommates ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang