r o o m m a t e s [ 3 9 ]

10.3K 1.7K 470
                                    

Chapter 39 : marah

Udara dingin yang menyelimuti kamar pagi ini membangunkan gue bangun dari alam mimpi.

Gue kebangun dan mendapati selimut yang semalam gue gunakan hilang entah kemana.

Pantes aja gue kedinginan.

Dengan gerakan lambat, gue melirik sana-sini, mencari selimut sambil meniup jari-jari tangan gue yang terasa beku.

"Astaga" gue menghela napas, menatap Sehun yang tertidur sangat pulas di samping gue.

Ternyata selimut gue di ambil sama dia dan di gulung-gulung buat dijadiin guling.

Gue menepuk bahunya pelan.

"Hun" panggil gue.

"Hm?" tanya dia masih dengan mata terpejam.

"Balikin selimutnya, dingin"

"Hmmm" bales dia ngigau.

"Sehun" gue menepuk pipinya yang terasa lebih empuk dari biasanya.

"Hng?" balasnya tanpa berniat untuk membuka mata.

"Ck, bangun! Jangan hem ham hem aja" ujar gue lumayan kencang, sukses membuat Sehun membuka mata.

Dia sempat ling-lung, tapi raut wajahnya langsung berubah lega begitu dia melihat gue. "Apa?" tanya dia masih setengah sadar.

"Selimut"

"Iya selimut" gumam dia gajelas dan ngelanjutin tidurnya lagi.

Gue buang napas panjang,

"WOI KAMPRET!" Sehun tersentak saat mendengar suara teriakan gue.

Bahkan Kai yang sedang tidur nyenyak di sofa jadi ikut kebangun juga.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Sehun panik.

Gue nunjukin selimut gue yang ada di pelukan dia. "GUE KEDINGINAN. BANGSAT!"


 BANGSAT!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"SEONNNNN!" teriak gue dari dalam kamar mandi.

Karena gue mempunyai suara berkekuatan seribu toa, semua orang yang ada di dalem rumah ini bisa mendengar suara gue dengan jelas, termasuk Seon sendiri yang ada di lantai bawah.

"Apa?" tanya dia yang kini sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.

Gue membuka pintunya sedikit untuk mengintip. Memastikan kalau yang datang memanglah Seon.

Roommates ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang