Chapter 20 : boleh baper gasih?
Gue mengerjapkan mata gue berkali-kali, menatap langit-langit kamar yang tampak asing di pandangan gue.Atapnya terbuat dari platinum, semua perabotan yang di sediain di sini pun mewah semua. Gue mengalihkan pandangan gue ke samping, dan ternyata Sehun tidak ada di sini. Kemana ya dia?
Mata gue bergerak ngelirik sekeliling kamar yang hampir semua temboknya terbuat dari kaca.
Masih gelap.
Tangan gue pun bergerak meraba kasur, mencari dimana letaknya hape gue. Begitu dapat, gue langsung memencet tombol power dan melihat jam yang menunjukkan pukul dua belas malam.
Cklek!
Gue menoleh, mendapatkan Sehun yang sedang berjalan menghampiri gue.
"Eh udah bangun" ucapnya lalu duduk di samping kasur.
Sehun terus melihat gue, dan jujur saja hal yang dia lakukan itu benar-benar membuat gue risih.
"Apa?" tanya gue pada akhirnya. Tapi Sehun tidak merespon.
Gue mendecih sebelum akhirnya melepas selimut yang menutupi tubuh gue dan bangun.
"Ayok siap-siap, kita mau barbeque-an" akhirnya Sehun buka suara. Cowok itu kini sudah berada di ambang pintu, menunggu gue.
Gue hanya mengangguk pelan lalu meraih segelas air putih dari atas meja. Setelah itu baru gue jalan menghampiri Sehun.
"Eits" Sehun menghalangi pandangan gue dengan tangannya. Dia mencegah gue agar tidak bisa berjalan keluar.
"Apa sih? Gue mau lewat!" kata gue sebel.
Sehun melirik gue sekilas, lalu dia buang muka.
"Ah!" teriak Sehun dan tepat setelah itu dia menarik tangan gue dan jalan ke arah gantungan baju.
"Pake" kata Sehun. Gue memandang hoodie bewarna abu-abu yang berada di tangannya.
Kenapa tiba-tiba Sehun seperti ini? Aneh sekali.
"Buat apa?" tanya gue menatap hoodie nya bingung. Masalahnya itu bukan punya gue, tapi punya Sehun.
"Ga usah banyak nanya, pake aja!" bentak Sehun masih setia menggengam pergelangan tangan gue.
Oke, Sehun baru aja ngebentakin gue.
"Apa sih bentak-bentak? Kalo gue ga mau ya berarti gue ga mau, jangan maksa" ujar gue tidak suka.
Untuk yang kedua kalinya, Sehun hanya diam sambil memandang mata gue.
"Ck, lo punya mulut kan? Ngomong dong, jangan ngeliatin gue terus"
Sehun menarik napas panjang, lalu membuangnya kasar. "Pake Kaye, ga ada penolakan."
"Kenapa maksa sih? Lo pengen pamer hoodie baru lo itu ya?" tanya gue curiga.
Dengan cepat Sehun mengeleng, "Um, it- aduh, gimana ya" dia mengacak rambutnya pusing.
"Ya kan?! Pasti lo mau pamer kan!"
"Bukan gitu sayang,"
Gue melotot, ini maksudnya apa ya gue di panggil-panggil sayang begini?
Sehun memejamkan matanya, raut wajahnya menunjukan kalau dia sedang menahan malu karena, ngh, keceplosan?
"Ahh! Apa susahnya sih nurut sama gue?"
"Ya buat apa gue nurut sama lo? Hari ini lo tuh aneh banget tau ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommates ✔️
FanfictionKaye berhasil masuk ke UWS, salah satu universitas terbaik di Seoul, dan mengira hidupnya akan lancar. Namun, takdir mempertemukannya dengan Sehun, si bad boy tampan yang menjadi roommatenya. Kehidupan bersama Sehun tak mudah, dengan berbagai cobaan...