PART 4

10.1K 504 14
                                    

Terdengar suara motor dari depan, sepertinya Ibu dan Shinta sudah datang dari pasar, lumayan lama juga. Aku saat itu sedang nonton di ruang keluargaku sedangkan Ferdy lagi asik main komputerku. Ngomong-ngomong rumahku, rumahku bisa terbilang unik. Rumahku terdapat 4 kamar, kamarku yang paling depan tepat disampingnya ruang tamu, antara ruang tamu dan ruang tengah ada sekat pembatas.

Kamar ibuku dan Shinta ada di samping ruang tengah sedangkan kamar satunya ada di dekat ruang makan. Rumahku bia dibilang lumayan besar. Ada halaman yang jadi taman, sedangkan garasinya lurus dari pintu pagar rumahku. Itulah sekilas tentang rumahku.

Lagi asik-asik nonton Insert yang sedang bahas Briptu Norman, eh Ibu teriak-teriak dari depan nyuruh aku bawa barang belanjaannya. Sebenarnya malas sih tapi ya apa boleh buat.

"Biar aku aja yang bantu", kata Ferdy yang langsung bergegas datang ke depan. Aku yang lihat dia cuma bisa nyengir keheranan saja. Senang lihat Ferdy yang beda dari biasanya. Dengan langkah gontai nan pelan aku akhirnya sampai juga di depan teras rumah. Lumayan banyak belanjaan Ibu, ad aberas 25 kg 2 karung, sayur, bahan kue dan lain-lain sampai tempat nyuci piring juga ada. Bingung gimana bisa bawa barang sebanyak itu.

"Ni bawa satu-satu", perintah Ibuku,"Ati-ati sama telurnya ntar pecah".

"Ia mah", jawabku. Ferdy tanpa disuruh pun dia langsung membawa beras yang lumayan berat itu. Kuat sekali sampai otot bisepnya kelihatan. Wah jantan sekali Ferdy, aku hanya bisa memandang dia. Kata orang, biasanya cowok yang ada otot bisepnya jago diranjang, he he he he.

Banyak sekali belanjaan Ibuku, seperti orang yang mau pesta. Tadi Ibu sempat nanya ke Ferdy apa ada rencana nginap di sini, Ferdy emang niat awalnya mau nginap di rumahku tentunya Ibu ngizinkan. Hari ini Ferdy lumayan senang di rumahku, dia bisa dengan bebas tertawa, bermain bahkan sempat memeluk aku. Yang lebih gawatnya lagi Ferdy minta tidur bareng sama aku, soalnya dia pengen ada teman tidur. Oh God, mimpi apa aku kali ini, apa ntar malam bakal terjadi malam pertama, ahhh mikir apa aku ini.

Malam semakin larut sudah menunjukkan pukul 9 lewat seperempat, udara terasa dingin karena tadi sore sempat mendung, mungkin tengah malam bakal hujan deras. Aku segera menata tempat tidurku, seengganya aku menaruh bantal jauh-jauh dari Ferdy. Biar bisa mengontrol diri.

"Kamu ngorok ngga tidur?", tanyaku ke Ferdy yang sedang mematikan komputer.

"Ya ngga lah, paling kamu yang ngorok itu", bela Ferdy.

"Sorry ya, aku kan anak baik jadi jarang ngorok".

"Anak baik dari hongkong? Yang baru dipeluk tadi sore aja udah memerah mukanya".

Hah!!! Dia mengungkit itu lagi? Dia tahu kalau aku gugup saat dia peluk aku, dia juga tahu kalau mukaku memerah saat dipeluk dia? Astaga ini anak, jangan-jangan dia tahu kalau aku suka sama dia? Tapi lebih baik aku pendam aja perasaan ini, aku ngga mau dia seperti aku walaupun di hati kecilku berharap dia mau menyayangi aku seutuhnya.

"Yeee, itukan karena kaget dodol! Udah ah aku mau tidur, lampunya di matiin", balasku.

"Iye iye pakde, aku juga mau tidur".

Sepertinya samar-samar aku dengar suara hujan di tengah malam. Tapi rasanya kok jadi hangat,kayak ada yang meluk dari belakang. Kuraba tubuhku, ternyata ada tangan Ferdy memeluk aku. Aku bingung, aku gelisah tahu dia memelukku sambil tidur. Aku merasakan perasaan panas dari dadaku, ingin sekali rasanya bercumbu dengan dia. Ingin kulampiaskan perasaan ini namun kutahan, kutahan perasaan itu. Aku ngga mau hal itu terjadi, aku masih ingin bersama dia selamanya walaupun hati ini menginginkan lebih. Tak lama rasanya mataku mulai menutup lagi dan aku terlelap di pelukan Ferdy.

.........................
"Bangun, sudah jam 5", Ibuku mengetuk pintu kamarku membangunkan aku. Tanpa sadar aku lihat Ferdy sedang memasang baju, sepertinya dia sudah bangun dari tadi.

Kok kayaknya dibokongku basah? Apa aku ngompol ya? Tapi kok baunya kayak bau-bau orang habis coli? Wah, apa aku mimpi basah ya, atau rasa dipeluk tadi malam itu cuma mimpi? Segera aku bangkit dari tempat tidurku dan mengambil celana baru. Tanpa basa-basi aku tinggal Ferdy di kamar yang sedang sibuk merapikan bajunya. Dia cuma menoleh sekali, melihat aku terburu-buru berlari ke kamar mandi.

Airnya cukup dingin, sedingin hatiku ini. Aku masih bingung mencoba mengingat-ngingat apa aku tadi malam mimpi basah, herannya masa yang basah dibokongku bukan di bagian kontolku? Apa ini pertanda aku jadi bot? Apa cowok bot itu kalau mimpi basah dibokongnya? Aneh sekali pikiranku.

Segera aku percepat mandiku karena mendengar suara Ibuku yang sudah menyiapkan makan pagi.
Baru saja aku keluar kamar mandi bau harum makanan Ibuku menggoda perut. Ibuku masak nasi goreng spesial ngga pake daging sapi. Ferdy sudah ada di meja makan, dasar anak itu sudah ngga sabar buat makan.

"Ayo dit buruan pasang baju, kita makan bareng nih", bujuk Ferdy yang sudah ngga sabar.

"Ia, tunggu dulu, aku pasang baju", jawabku. Aku langsung menuju kamarku buat ganti baju, mudah-mudahan kali ini ngga ada yang ngintip.

Lumayan lama aku ganti baju, soalnya kepincut sama muka aku yang imut-imut sih. Bisa dibilang mukaku masih kayak anak SMP, kulitnya putih ngga kayak Ferdy yang agak coklat. Badanku kurus semakin membuat diriku lebih imut-imut, he he he he.

"Sudah selesai, yuk mari", kataku menuju ruang makan. Di sana sudah ada Shinta dan Ibu juga yang selesai buat minuman.

"Lama amat sih ganti bajunya, kayak putri raja aja", protes Ferdy.

"Ya terserah orang dong, aku kan ngga mau kayak kamu, penampilan berantakan".

"Bener tu kata mas Ferdy, mas Adit orangnya aneh masa cowok ganti baju lama amat kayak mau dandan aja", bela Shinta.

"Sudah-sudah ayo makan ntar keburu dingin", sela Ibuku yang menata makanan di meja.

Kami berempat makan bareng. Canda dan tawa Ferdy sama Ibu membahana di ruang makan. Apalagi tingkah Shinta yang agak genit. Helo Shinta kamu itu masih SD kok genit banget sama Om Ferdy ntar aku cemburu lo, hahahahaha.

Selesai juga makannya, aku dan Ferdy segera berangkat ke sekolah tercinta. Dan kali ini berboncengan lagi sama Ferdy. Senangnya hatiku, ditambah bebeapa hari ini Ferdy jarang usil sama aku, jadi kangen di usilin sama dia. Fer, kok aku bisa sayang kamu?

Ferdy membawa motornya lumayan cepat, soalnya kami berangkat tadi sudah jam 6 lewat, rumahku kan lumayan jauh dari sekolah. Takutnya sampai sekolah sudah telat. Ia ini gara-gara Ferdy tadi makan pagi sampai nambah dua kali. Saking lajunya kalau ngerem badanku sering kebawa dan menabrak badan Ferdy, Ferdy sih bilang peluk badan dia biar ngga kayak gitu. Cuman kan aku malu saja.

"Untung belum telat", kataku setelah sampai di sekolah."Selamat ngga kena hukum".

"Yuk cepat, ntar bisa telat masuk kelas", suruh Ferdy cepat-cepat. Kami berdua berlari menuju kelas X-2.

Kelasku sudah ramai, anak-anak pada berkumpul di tempatnya masing-masing dan bel sekolah pun berbunyi tanda pelajaran pertama di mulai. Jadi penasaran siapa gurunya? Dengar-dengar ada guru cowok muda yang cakep, mudah-mudahan gurunya ngajar di kelasku, ya itung-itung bikin semangat belajar dan bersekolah.

***

I'll Be Your Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang