PART 6

8.7K 455 4
                                    

Cewek itu Dita, yahh sekilas namanya hampir mirip sama aku. Dia itu kenal dengan Ferdy hampir satu minggu yang lalu. Pokoknya superdupersangatamat perhatian sekali sama Ferdy. AKu yang lihatnya ya jadi risih aku kan jadi cemburu. Dan lebih parahnya Ferdy memanfaatkan semua itu buat godain aku, bilang si Dita lebih perhatian, lebih manis, lebih lebih lebih ya namanya aku, ya aku kan Adit seorang cowok bukan cewek, ya mana bisa sama kayak cewek, Cuma sifat perhatiannya bisa lebih. Dasar Ferdy kayak bawang lupa kulitnya, heh? Salah ya?

Aku langsung saja keluar dari kelas itu. Capek lihat mereka berdua. Ntah sampai mana aku jalan ketemu sama Dika.

"Hi DIt, kenapa cemberut gitu? Diganggu sama Ferdy lagi?", tanya Dika menatap aku.

"Ngga kok, ngga apa-apa, aku cuma mau ke kantin saja", jawabku pelan. Aku sebenarnya pengen jujur, aku itu lagi risih banget sama namanya Dita.

"Mau aku temenin ke kantin, kebetulan aku juga mau makan, lapar", bujuk Dika. Mungkin dia mau menghibur aku.

"Boleh".

Kami berdua berjalan menuju kantin. Malu banget jalan sama Dika, soalnya dia itu populer sekali di kalangan murid-murid baru apalagi para wanita-wanitanya. Banyak yang melirik bahkan selalu menyapa dia selama aku jalan ke kantin. Apalagi sampai kantin, wuihhhhh langsung deh seabrek orang datang melamar dia.

"Kayaknya aku pergi duluan deh", kataku.

"Jangan ntar kita ke kelas bareng aja", jawab Dika melarang aku pergi.

"Ngga enak soalnya banyak yang ngajak bicara sama kamu".

"Ga papa kok, lagian kan aku jalan sama kamu bukan sama mereka", pinta Dika. Hemmm Dika tahu saja dia merayu orang kayak aku, ngga berdaya dibuat dia. Tiba-tiba saja dia senyum ke aku sudah deh meluluh hatiku.

"Yawda, kamu mau makan apa?".

"Aku bakso aja, mau daging-daging sama es teh".

"Aku pesan dulu ya", aku segera berjalan ke Ibu penjual bakso.

"Bu, baksonya dua, sama minumnya es teh dua juga".

"Ya dek, tunggu ya", jawab ibunya sambil menata mangkok-mangkok baksonya. Kantinnya lumayan ramai, ada yang jual nasi goreng, bakso, nasi kuning, nasi campur bahkan soto juga ada. Pokoknya komplit lah kantinnya. Lagian disini memang pusat-pusat makanan sekolahku. Jadi ngga bisa jajan sembarangan di luar, soalnya dikunci pagarnya ngga bisa bolos juga, ketat banget pokoknya.

Segera aku menghampiri Dika yang sedang sms-an."Tunggu ya sudah aku pesan juga". Ternyata kata-kataku membuat Dika menghentikan kegiatan smsnya.

"Iya, emm aku boleh tanya ga sama kamu?", tanya Dika ke aku.

"Mau tanya apa? Asal jangan nanya yang aneh-aneh ya".

"Ngga kok cuma mau nanya kenapa sih kamu bisa akrab sekali sama Ferdy padahal dia itu aku lihat ga respect sama kamu?".

"Hem, apa ya? Ya aku ngga tahu, kadang ya dia baik kadang ya dia ga baik, bingung jelasinnya".

"Masa? Biasanya yang gitu-gitu itu tandanya suka", blesss kata-kata dari Dika langsung menancap ke jantungku yang paling dalam.

"Ngga lah, suka dari hongkong?", bela aku.

"Soalnya kamu selalu salah tingkah kalo dekat sama Ferdy".

Dika ini kayaknya kalau bertanya ngga tahu tempat umum atau ngga sih? Masa nanya hal-hal yang berkaitan dengan cinta sesama jenis di kantin, repot kalau tahu. Lagian buat apa dia bertanya kayak gitu, sepertinya dia juga suka cowok tapi ntahlah aku ngga mau berpikir terlalu jauh kayak gitu.

"Kayaknya ngga penting kalo ditanya ditempat seperti ini".

"Oh maaf, aku lupa, ntar aku bisa main ke rumah mu ngga?".

Dika mau ke rumah? Oh God!! Baru kali ini dia mau ke rumah? Ngapain coba, apa dia mau nanya tentang itu.

"Mau ngapain ka?, tanyaku heran.

"Ya mau ngobrol aja sekalian mau tahu rumah calon pacarku".

"WHAT!!!", aku kaget dengar kata-kata itu. Sumpah kayak kodok dimakan ular dan cacing.

"Canda kok, ya mau main-main aja, ga boleh", tanya Dika lagi.

"Kamu ini, ahhhhh ya boleh lah asal jangan yang kayak tadi, aneh-aneh aja, gini-gini aku masih waras".

Ngga nyangka akhirnya baksonya datang juga. Aku dan Dika menyantapnya sambil ngobrol tentang kehidupan dia, basket dia, dan juga pacar-pacar dia. Cerita juga tuh anak tentang kehidupannya. Lumayan info buat tahu seluk beluk sifat orang kayak Dika. Buat teman-teman yang baca bakal aku ceritain, begene ne ceritenye.

Dika adalah anak pertama di keluarganya, katanya dia keluarganya itu harmonis sekali bisa dibilang keluarga sempurna berbeda dengan Ferdy yang keluarganya broken home. Dari SMP Dika suka sekali dengan olahraga basket bahkan dia ikut klub basket di sekolahnya sampai menjuarai lomba basket se provinsi. Dika sempat kenal baik dengan Ferdy sudah lama sekali, tapi baru kali ini mereka cukup dekat. Masalah cinta Dika memang playboy, dari dia cerita sudah banyak cewek-cewek yang jadi mantannya, padahal dia masih terhitung muda saat itu, masih SMP, cuma sekarang dia ngga terlalu mempedulikan pacaran. Terakhir dia pacaran saat kelas 3 SMP dia putus karena pacarnya mau sekolah di Jawa. Jadi sampai sekarang dia JOMBLO.

Dika anaknya baik, dia lumayan taatlah dengan agamanya. Rencananya hari ini dia mau main ke rumahku, katanya mau sekalian ngajak jalan-jalan lihat pameran. Seru gitu, pameran busana, lukisan dan lain-lain. Sebenarnya banyak yang mengajak Dika buat jalan berdua nonton pameran itu sayangnya dia ngga mau dan maunya sama aku. Ngga tahu kenapa. Kalau aku sih mau-mau aja soalnya Ferdy kayaknya cuek gitu, akhir-akhir ini dia jarang ngajak aku jalan berdua. Biasanya tiap malam minggu aku sama Ferdy jalan-jalan ya ngumpul-ngumpul sama temannya yang pembalaplah, basketlah. Tapi semenjak kenal Dita dia sudha kehilangan kesadarannya sama aku. Untungnya ada Dika.

Lanjut cerita di kantin ya, ngga terasa Aku dan Dika berbincang-bincang cukup lama. Sekilas dari jauh aku lihat Ferdy berjalan berduaan dengan Dita sempat sih dia menoleh ke aku tapi setelah itu buang muka. Bunyi bel masuk menandakan semua siswa harus masuk kelas. Aku dan Dika mengakhiri perbincangan tadi, dan Dika janji jam 6 sore dia mau jemput aku buat jalan-jalan. Kebetulan juga ini malam sabtu jadi ngga terlalu sibuk.

"Yawda ya aku masuk kelas duluan", kata Dika.

"Ok, makasi ya traktirnya tadi", senyumku, Aku berpisah dengan Dika, kelasku hanya bersebelahan dengan Dika, ngga jauh.

Ruang kelasku ramai sekali soalnya gurunya belum datang. Aku segera duduk di bangkuku, yah disebelahnya ada si kodok Ferdy. Kayaknya mukanya agak cemberut gitu, cemburu kali.

"Ngapain kamu sama Dika tadi?", tanya Ferdy.

"Yah makanlah, lagian Dika baik mau nemenin". Balas ku

"Bukan gitu, mending kamu ngga usah-usah dekat sama Dika".

"Napa mangnya? Terserah aku mau berteman sama sapa aja, daripada dicuekin terus", kesalku. Ferdy kok tiba-tiba marah gitu, kan hak-hak aku berteman sama siapa saja.

"Terserah, jadi malas aku ngomong sama kamu", jawab Ferdy. Dia langsung pindah duduk ke bangku belakang, tempatnya Tono dan Toni saudara kembar yang aneh. Dia menyuruh Tono buat duduk di kursi dia. Yah akhirnya aku pisah bangku deh sama Ferdy. Anak aneh.

Aku hanya bisa menggerutu, bingung sama sikap dia. Tapi aku jadi sedih, sedih kenapa kamu harus duduk jauh dari aku.

***

I'll Be Your Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang