PART 3

10.6K 540 5
                                    

Namanya juga Kota Palangkaraya, kalau siang hari terasa panas menderu-deru. Ya sepanas hatiku karena sekarang aku bisa dekat dengan Ferdy. Cuma agak kecewa kali ini ternyata dia bohong kalau kangen sama aku. Ferdy kadang orangnya susah jujur sama perasaannya, kalau dia lagi ngga suka kadang memaksakan dia suka. Sifat kayak gitu bisa buat orang jadi kerepotan.

"Terus kalau ngga kangen memangnya ada masalah apa ampe mau ke rumahku segala?", tanyaku lagi ke Ferdy. Ferdy berbaring sambil menutup matanya, sepertinya dia lagi ada masalah.

"Sebenarnya aku malas cerita keadaan keluargaku, aku malu", jawab Ferdy dengan nada-nada kesalnya.

"Kalo berat buat diceritain mending ga usah, aku cuma ga mau kamu sedih". Ngomong apa aku ini? Kok jadi perhatian sekali dengan Ferdy, hush!!!

"Tapi aku sudah ga bisa tahan dengan keadaan kayak gini, bapak ku ketahuan selingkuh dit".

"HAH!!!", aku kaget dengar kata-kata Ferdy, bapaknya selingkuh. Waduh bisa tambah hancur mental ini anak. "Jangan bohong kamu ah, bisa aja itu kabar bohong".

"Benar kok dit, ibuku sudah ngajuin surat cerai ke bapakku, awalnya aku kira bohong, ternyata benar", Ferdy langsung meneteskan air matanya. "Aku sudah ga tahu harus hidup gimana lagi? Rasanya pengen mati".

"Heee jangan ngomong gitu, namanya juga kehidupan ngga datar, ada banyak rintangannya", jawabku memberi semangat ke Ferdy."Kamu harus tabah ngadepin semua ini, ok?".

"Yah aku ngga punya sapa-sapa lagi sekarang?".

"Jangan gitu kan masih ada aku si Adit yang seksi dan pintar", dengan percaya dirinya aku memuji diriku sendiri.

"Ia, dit makasi ya sudah mau jadi teman aku, kamu memang teman aku yang paling baik".

Cuma teman? Kenapa aku hanya dianggap teman, apa kamu ngga sadar kenapa aku sulit marah saat kamu usil? Apa kamu ngga sadar tiap hari aku selalu menghubungimu itu karena aku sa.....ah apa yang aku pikirkan, aku ngga mau membuat Ferdy jadi seperti aku, cukup aku seorang yang jadi pencinta cowok.

"Kamu yang sabar aja, namanya juga cobaan, pokoknya kalo kamu lagi sedih main aja ke rumahku, nginap juga boleh kok".

"Bener dit? Ga dimarahi sama ibu?", tanya Ferdy berharap.

"Boleh kok, Mama ku orangnya senang kalo ada temenku nginap".

"Kalo nginap selamanya gimana?".

"Ya kalo gitu ngga boleh aneh kamu". Kok aku jadi senang Ferdy mau nginap di rumahku, aku senang karena ada teman cowok aku yang mau nginap bahkan berbicara empat mata dengan aku. Hatiku senang sekali.

Tidak terasa waktu sudah mulai sore, aku dan Ferdy ngobrol panjang lebar sekali. Mulai dari bahas kelas baru, teman baru, terus sedikit mengungkit cerita Ferdy waktu SMP. Saat SMP, Ferdy pernah sempat ikut tawuran, dia kelahi dengan anak SMP lain, katanya kepalanya sampai retak, untungnya sih ngga tewas dan masih waras. Dia juga pernah ikut basket, balapan liar yah pokoknya kerjaan anak cowok yang nakal-nakal. Pantes saja kelakuan agak bejat walaupun ngga separah kriminal-kriminal gitu. Ferdy anaknya baik dan yang pasti dia setia kawan dengan temannya. Cuma kenapa ya dia ngga pernah cerita tentang cintanya?

Sepertinya ada suara langkah kaki masuk ke kamarku, Dan pintu kamarku diketok.

"Dit, ini mama buatkan pisang goreng, enak lo", panggil Ibuku.

"Masuk ja mah, ngga dikunci kok". Ibuku pun masuk dan memberi kami pisang goring buatan dia, dari baunya harum sekali. Kayaknya enak, jadi lapar lagi cium baunya.

"Hem, pyisang goyengnya enyak", kata Ferdy sambil mengunyah pisang goreng. Namanya juga Ferdy dia asal comot aja tuh pisang, ngga pake izin-izin tuan rumah segala.

"Sapa dulu dong yang buat, mama", puji Ibuku sendiri. Ia gitu-gitu Ibuku jago sekali masak, meskipun dia sibuk jadi guru tapi sempat ikut kursus memasak, makanya aku beruntung banget bisa dapat Ibu sebaik ini.

"Bapak kemana bu? Kok ngga keliatan dari tadi?", tanya Ferdy.

"Bapak lagi penataran di Jakarta, pulangnya lusa ntar", jawab Ibuku. Ya gitulah Bapakku seorang guru yang kayaknya tiap bulan mesti ikut penataran ke luar kota, katanya biar bisa jadi kepala sekolah.

"Yawda ibu keluar dulu ya, mau beli sayur sama adek sinta".

"Ya bu ati-ati", jawab kami berdua bareng.

Ibuku segera berlalu dari hadapan kami berdua, Rumahku kayaknya hari ini lumayan sepi, Kakak cewekku Dina lagi kuliah di Malang terus Ibu keluar sama Shinta, Bapak juga, tinggal aku berdua dengan Ferdy, serasa dunia milik berdua, tapi aku langsung menatap Ferdy takut dia mengerjain aku karena mumpung sepi.

Melihat mukaku yang mulai ketakutan, kayak Ferdy khawatir. "Tenang aja kok aku ngga gangguin kamu, aku bakal jagain kamu".
Jagain aku? Jangan-jangan bohong lagi itu kata, "Yang bener jagain? Ntar bikin aku nangis lagi", kataku sambil menjulur lidahku mengejek Ferdy.

"Ngga kok, aku mau ke WC dulu dit", Ferdy beranjak bangun dan cepat-cepat menuju WC, kayaknya sudah kebelet tuh anak.

Aku sih melanjutkan makan pisang goreng buatan Ibuku. Sambil beranjak menutup jendela rumah, ngga kerasa sekarang sudah jam 5 sore. Saat aku lagi menutup jendela, tiba-tiba dari belakang ada memeluk. Aku kaget dan segera memalingkan mukaku.

"Ferdy, bikin kaget aja".

"Hehehehe, sini biar aku bantu nutup jendelanya kamu nutup yang di ruang tamu sana", suruh Ferdy. Ini anak, kayak ngga tahu siapa tuan rumahnya, tapi ya sudahlah.

Aku menuju ruang tamu buat menutup jendelanya. Ngomong-ngomong baru kali itu si Ferdy berani meluk aku, ngga nyangka aja, masa mau menutup jendela mesti harus meluk aku dulu? Aku kan jadi gugup dan kaget. Tapi aku senang, mudah-mudahan saja yang dikatakan Ferdy benar, dia mau jagain aku.

"Yap, sudah selesai nutup jendelanya, kamu ngga mandi dit? Sudah sore lo?", tanya Ferdy ke aku.

Hampir saja lupa aku belum mandi, untung Ferdy mengingatkan, "Ia habis ini, mangnya kamu ngga mandi juga?".

"Mandi dong, masa ngga mandi. Apa kita mandi berdua aja?".

"Gila lo, masa mandi berdua, ntar aku diapa-apain sama kamu lagi".

"Yawda kalo ngga mau".

Sebenarnya aku mau sekali mandi berdua dengan kamu, tapi kan aku malu, apalagi nanti kontol aku ngaceng lihat badan dia telanjang. Baru bayangin saja sudah mau ngaceng apalagi sampai kejadian, ahhhhh apa sih yang aku pikirkan.

"Aku mandi di kamar Ibuku, kamu mandi di belakang, biar cepat".

"Siap bos, aku ambil handuk dulu ya di tas ku".

Kayaknya si Ferdy sudah siap semua perlengkapan nginapnya. Soalnya dia bawa sabun dan lain sebagainya termasuk celana dalamnya. Ah daripada pusing-pusing mikirin mesum mending aku langsung ke kamar Ibuku, mau mandi. Badan sudah bau apek soalnya.

***

I'll Be Your Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang