03 - Berbeda

1.5K 88 14
                                    

Sudah beberapa minggu setelah kepindahan Keyla ke sekolah ini. Keyla mulai menyukai sekolah barunya.
Sifatnya yang mudah bergaul, membuatnya mudah mendapat banyak teman. Terlebih lagi dia mengikuti beberapa ekskul di sekolahnya yang membuatnya jadi lebih banyak teman.

Siang itu seperti biasa, Keyla dan teman-temannya sudah duduk di meja paling pojok di kantin.
Hanya saja yang membuat hari ini berbeda, kursi yang biasa ditempati tian terlihat kosong.

"Si kutu loncat kemana?" Tanya Vita yang baru datang sambil membawa 3 gelas es teh.

"Kagak masuk dia." Jawab Edi sambil menyeruput minuman-nya

"Tumben. emang Tian kenapa?" Tanya Vania. Meskipun terkadang Tian suka bolos. Tetapi dia jarang sekali yang namanya tidak masuk sekolah. kecuali dia sedang sakit.

"Malem minggu kemarin gue ngajak dia ke cafe. Tapi dia nolak, katanya dia lagi gak enak badan."

"Jadi sekarang dia masih sakit?" Keyla ikut bertanya.

"Semalem dia chat gue, dia bilang udah sehat. Tapi hari ini dia mau istirahat dulu." Ujar Edi

"Oh." Ketiga cewek itu cuma ber'oh ria.

"Gimana kalo sepulang sekolah kita ke rumah tian?" Usul Vita

"Boleh juga, kita kan emang udah lama gak ke sana. Lo ikut kan Di, kalo lo gimana Key?" Tanya Vania

"Gue setuju."

"Gue juga ikut deh." Keyla setuju.

Seperti biasa, mereka melanjutkan ngobrol ngalor-ngidul

Tiba-tiba Vita teringat kejadian beberapa bulan yang lalu, "Lo inget gak? Pas kita belajar bareng di rumah Tian beberapa bulan yang lalu?"

"Iya, inget. Napa?" Tanya edi.

"Waktu itu kan Tian buka-buka buku rangkuman Fisika gue. Gue gak curiga, gue kira dia cuma liat tulisan gue doang, pas di rumah gue kan mau ngelanjutin ngerangkum, nah gue buka tuh buku," Vita tidak melanjutkan kalimatnya.

"Terus?" Tanya Keyla.

"Pas gue buka rangkuman hasil jerih payah gue nulis semaleman. ternyata dipenuhi gambar kartun Kodok ama Naruto." Vita mencebikkan mulutnya -"Gak cuma satu, tapi banyak banget. sialnya lagi Pak Mahmud ngelihat rangkuman Fisika gue dipenuhi gambar, dan gue kena hukum, disuruh ngerangkum 10 halaman." Keluh Vita.

"Segitunya?" Keyla geleng-geleng kepala.

"Gak lu doang. Gue juga pernah." Giliran Edi sekarang bersaksi tentang kejahatan makhluk yang kelewat iseng, si Tian.

"Kan waktu itu gue lagi tidur nyenyak, mimpi indah ketemu cewek cantik."

"Mimpi jorok lu?" Tuduh Vita

"Mimpi indah beda ama mimpi jorok!" Edi sewot.

"Terserah lu dah."

"Tian nelepon gue tengah malem, trus gue terbangun dari mimpi indah gue. Sebenarnya gue males ngangkat teleponnya, tapi gue kira ada apa-apa sampe dia nelepon gue tengah malem. Pas gue angkat, lo pada tau gak dia ngomong apa?"

"Apa?" Tanya ketiga cewek itu saling membeo.

"Dia bilang gini Di..Edi. COC gue naik satu TH. saking frustasinya, gue gak nyadar langsung ngelempar hape gue ke tembok sampe ancur berantakan."

"Kebangetan tuh anak." Celetuk Vita.

"Terus besoknya, tanpa rasa berdosa dia bilang gini. Kampret, napa lo main matiin gitu aja? kan gue belom ngucapin met bobo'. Arghh... Kalo aja ngebunuh orang itu gak dosa, udah gue bunuh tuh anak." Cerocos Edi.

Seperti HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang