17

923 37 8
                                    

Keyla dan Tian duduk di sebuah bangku panjang yang berada tepat di bawah pohon besar. Keyla mengelap dahi Tian yang berkeringat dengan tisu di tangannya.

"Ngapain sih, pake tanding basket lawan Dafa?" Tanya Keyla.

"Bukan gue yang mau. Si Dafa nya aja yang ngotot minta diladenin" Jelas Tian sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

Tian memandangi wajah Keyla dari samping. Beberapa anak rambutnya melambai-lambai karena tertepa angin.

Keyla menoleh ke arah Tian. "Apa lo liat-liat. Pake senyum-senyum gak jelas lagi" cibir Keyla

"Yang.. Cium dong.." Ujar Tian dengan nada manja.

Keyla melotot. Lalu menempelkan tisu yang tadi digunakannya untuk mengelap keringat Tian ke bibir cowok itu.

"Cium tuh.."

Tian menyingkirkan tisu dari bibirnya. "Njir... asin!"

*****

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

Tian bernafas lega ketika melihat Vania pulang nebeng temannya. Jujur, Tian masih khawatir dengan Vania.

Memang kan? Orang patah hati cenderung masa bodoh dan ceroboh.

Tian berjalan menuju ke kelas Keyla. Setelah sampai, Tian melihat dua orang siswi sedang menyapu. Sementara Keyla sedang menghampus papan tulis sambil melompat-lompat.

Tian tersenyum geli. Ia baru sadar, tubuh Keyla ternyata memang mungil.

Tian menghampiri Keyla. "Kenapa dek?" Goda Tian.

Keyla menoleh ke arah Tian sambil memberenggut. "Papan tulisnya ketinggian"

Tian tertawa geli. "Papan tulisnya gak tinggi-tinggi amat kok"

"Ya, ya. Situ kan tinggi, hapusin dong" Keyla menodongkan penghapus papan tulis ke arah Tian.

Tian mengambil posisi di belakang Keyla, kedua tangan Tian hendak meraih pinggang Keyla. Namun, belum sampai tangan Tian menyentuh pinggang Keyla, Keyla sudah berbalik dan mundur.

"Mau ngapain lo?" Tanya Keyla sambil melotot.

"Mau ngebantuin lo ngebersihin papan tulis. Ayo gue angkat"

Dengan ragu Keyla kembali mengambil posisi membelakangi Tian. Namun, saat tangan Tian menyentuh pinggang Keyla, Keyla malah tertawa.

"Hahaha..." Tawa Keyla meledak.

"Lah. Ngapain lo malah ketawa?"

"Tangan lo berasa ngegelitik" Ujar Keyla.

"Ish.. Cuma megang doang. Yaudah, ayo gue angkat"

Keyla mengangguk. Saat Tian mengangkat tubuhnya ke udara, tangan Keyla dengan cepat membersihkan papan tulis dengan penghapus.

"Njir.. Berasa nonton sinetron gue" Seru fira dari belakang.

"Kalo aja cowok gue kek gitu" Sahut Jeni.

Tian terkekeh mendengar ucapan kedua cewek itu. Tian menurunkan Keyla.

"Fir, Jen, tugas gue udah selesai. Gue balik duluan ya" Seru Keyla

"Iya" Jawab Fitri dan Jeni bersamaan.

Tian menggandeng tangan Keyla lalu berjalan keluar kelas. Di perjalanan menuju parkiran, Tian tak pernah berhenti menggoda Keyla hingga pipinya kini semerah tomat.

Ketika sudah sampai di tempat parkir sekolah. Tian mendongkkan kepalanya, mendung. Ia lalu bergegas mengambil motornya.

"Ayo dek, abang anter pulang"

Seperti HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang