"Sore tante." Sapa Tian sambil tersenyum lebar ke seorang wanita paruh baya, yang tak lain dan tak bukan adalah mama nya Keyla. Rina namanya.
Rina balas tersenyum, "Sore juga. Kamu pasti yang nama nya Tian?"
"Iya, saya Tian te"
"Keyla nya di dalem. Tolong temenin Keyla ya, tante ada urusan bentar."
"E-eh, iya tan"
Rina meninggalkan Tian yang masih berdiri di depan pintu sebuah kamar inap rumah sakit. Tian menarik napas lalu meraih gagang pintu dan membuka pintu tersebut.
Tian melongok-kan kepala nya ke dalam kamar tersebut "Misi.. ada orang di dalam?"
"Berisik!"
Tian tersenyum geli mendengar suara gadis itu. Suara gadis yang biasa nya ketus, sekarang malah terdengar lemah. Tian memasuki ruangan tersebut lalu kembali menutup pintu.
"Napa lo ke sini gak barengan sama yang lain tadi?"
"Gue ada urusan tadi" Tian melihat Keyla yang tampak pucat, Tian duduk di sebelah ranjang Keyla.
"Gimana keadaan lo" Tanya Tian yang terlihat sedikit kahwatir.
"Seperti yang lo liat. Mengenaskan." Jawab Keyla sambil tersenyum lemah.
"Lo udah makan?"
Keyla menggeleng. "Males."
Tian melihat di atas meja ada semangkuk bubur yang terlihat masih mengepulkan asap. Dia mengambil mangkuk berisi bubur tersebut.
"Gimana mau cepet sembuh kalo lo gak mau makan? Sini gue yang suapin" Tawar Tian. Entah karena lapar atau apa, Keyla menurut begitu saja. Keyla membetulkan posisinya menjadi duduk sambil bersandar di ranjang.
"Makan yang banyak, ngeri gua ngelihat lo kayak gini." Tian menyendok bubur tersebut lalu meniupi nya. Keyla membuka mulutnya, tapi yang disodorkan tian bukan sesendok bubur yang ditiupi nya barusan, melainkan mangkuk bubur nya. Keyla melotot.
Tian nyengir, lalu menyuapkan sesendok bubur ke Keyla. "Kok bisa?" Tanya Tian.
Keyla mengernyit bingung. "Kok bisa apanya?" tanya Keyla balik.
"Kok bisa cewek super galak kayak lu keracunan makanan?"
"Lo mau gue tabok" Tanya Keyla dengan tatapan garang nya.
"Ish, galak amat sih" Tian menyuapkan se-sendok lagi bubur ke Keyla.
***
"Yan. Gue udah kenyang" Keyla mengelus perut nya yang kekenyangan. Aneh, tapi Keyla merasa badan nya sudah tidak se-lemas tadi.
"Tinggal dikit doang, ayo habisin dulu" Bujuk Tian.
"Nggak ah, perut gue udah penuh" Tolak Keyla. Ia lalu mengambil gelas berisi air putih dari meja sebelah ranjang lalu meminum nya.
"Lu kapan dibolehin pulang?" Tanya Tian.
"Gatau, lusa mungkin"
"Cepetan sembuh, minggu depan kan ada UAS. Gue bawain lo makanan nih." Tian membuka tas-nya.
"Oke. Ih, orang lain mah kalo jenguk orang sakit bawa buah-buahan. Elu malah bawa keripik."
Tian cemberut. "Lah gue mampir ke minimarket cuma nemu ini doang."
"Au ah. Gue mau istirahat, lu pulang aja gih." Keyla mengubah posisi nya yang tadinya duduk menjadi berbaring.
Tian membuka satu bungkus keripik kentang yang dibawa nya. "Tapi nyokap lo nyuruh gue nemenin lo sampe dia balik"
"Gak usah deh, Lu pulang aja. Entar gue bilangin ke nyokap kalo lu ada urusan mendadak."
Tian mendapat ide. "Key, sekarang kan malem jum'at ya? Biasanya kalo malem jum'at begini, yang aneh-aneh pada keluar. Apalagi di rumah sakit begini, bakalan banyak aneh-aneh keluyuran disini." Jelas Tian sambil memasang tampang horor.
"Aneh-aneh apaan? Selama gue hidup, gue gak pernah ketemu sama aneh-aneh pas malem jum'at. Hidup gue netral, cinta damai." Ucap Keyla.
Tian tersenyum jahil "Owh, yaudah gue pergi dulu ya."
"Eh-eh, mau kemana lu?" Keyla mulai panik.
"Mau ke toilet bentar."
"Gak boleh, lu tetep disini. Jangan kemana-mana"
"Ish. Ngapain coba? Gue cuma bentar doang"
"Gue takut."
"Ish, yang tadi bilang gak takut siapa?" Ejek Tian sambil tersenyum penuh kemenangan.
Keyla cemberut. "Sebenernya gue takut, lo sih nakut-nakutin gue segala. Lo duduk disini, habisin nih kripik kentang." Perintah Keyla sambil menatap Tian tajam.
"Iya-iya, setan aja kalah serem ama lo" Gerutu Tian.
"Lo ngomong apa barusan yan?"
"Ah, gak kok" Tian duduk di kursi yang ada di samping ranjang, mengambil remote tv lalu memencet-mencet tombol nya.
"Ganti chanel nya, acara gak mutu lu tonton"
"Ish, Shaun The Shep lucu tau."
"Gue benci domba, mereka bego dan susah diatur. Gue suka nya kucing."
"Serah lu dah" Tian menyerah, dia mengganti chanel.
Tian berdiri, mau menggoda Keyla dengan pura-pura pergi ke toilet lagi. "Aw!" Baru saja dia mau melangkahkan kaki nya, tangan kanan Keyla sudah meraih pinggang Tian dan mencubit nya dengan cubitan kecil nan menyakitkan.
"Lu berani pergi, gue tempeleng lu" Ancam Keyla disertai tatapan setan nya.
"Ampun key, ampun, gue gak bakalan kemana-mana kok." Tian memelas. Keyla melepaskan cubitan nya dari pinggang Tian.
Tian mengelus pinggang nya yang sehabis di cubit Keyla. "Sadis amat sih" Gerutu Tian.
***
Tian dan Keyla tertawa cekikikan menonton acara komedi sambil di temani keripik kentang sebagai camilan.
"Uhukh-uhuk!" Tian tersedak keripik yang di makan nya. Keyla menepuk-nepuk punggung Tian dengan keras, Tian meraih botol air mineral di meja lalu meneguk nya dengan keras.
"Gue yakin lu besok udah boleh pulang sama dokter, kalo tau tenaga lu kayak kuli bangunan begini." Ujar Tian.
"Ngedoain apa ngehina sih?"
"Ngedoain lah"
Keyla mengabaikan Tian. Bisa-bisa dia bakalan kena tekanan darah tinggi lalu terkena stroke jika terus meladeni Tian. Keyla memencet-mencet tombol remote televisi, mencoba mencari tayangan yang mungkin di sukai nya.
"Yan, kalo lu ngantuk, tidur aja di sofa."
Hening, tidak ada jawaban. Keyla menoleh ke arah Tian, dan mendapati Tian tidur terduduk di sebelah ranjang nya.
"Ih, lu kok malah tidur disitu?" Tanya Keyla, yang jelas-jelas tidak akan dijawab Tian karena dia sedang tertidur pulas. Keyla tersenyum memandang wajah Tian yang sedang tertidur di samping ranjang nya
"Lo yang aneh, ngeselin, konyol. lo yang bikin gue naik darah tiap hari. Dan lo juga yang bikin jantung gue berdebar gak jelas."
Akhirnya selesai juga..
Tian : key penakut 😅

KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Hujan
Novela JuvenilCover by : @Keynaa_key Direvisi setelah tamat. Tentang aku, kamu dan juga hujan "Hujan pernah membuat kita dengan sengaja dipertemukan". -K- Namun, ketika yang dianggap sebagai takdir tuhan ternyata hanya sebuah kebetulan Akankah takdir masih tetap...